by Santhy Agatha
blog : anakcantikspot.blogspot.com
twitter : @santhy_agustina
Facebook fanpage : Santhy Agatha
BAB 10
“Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur”
Kata-kata Damian yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu,
Lelaki itu sudah melepaskan kemejanya, dan membuka ikat pinggangnya lalu meletakkannya di ujung ranjang. Matanya begitu dingin, ekspresi wajahnya tenang, terlalu tenang, hingga membuat Serena gemetar cemas,
“Kau…. Harus…. Mendengarkan,” Serena masih mencoba, meskipun melihat ekspresi wajah Damian, ia tahu ia tidak akan berhasil.
Damian terlalu marah, dia terlalu dibutakan oleh kemurkaannya.
“Lepaskan kemejamu Serena,” gumam Damian datar.
“Damian…,” wajah Serena langsung pucat pasi mendengar perintah yang diucapkan tanpa ekspresi.
“Lepaskan”
Nada suara Damian begitu menakutkan. Mungkin Serena akan lebih berani menghadapi jika Damian berteriak-teriak marah dan membentaknya. Tetapi lelaki ini begitu tenang hingga menakutkan.
Dengan gemetar Serena melepas kancing-demi kancing kemejanya. Menatap Damian dengan wajah memohon, tetapi lelaki itu tidak terpengaruh.
Setelah seluruh kancing kemeja Serena terlepas, dia berdiri sambil menggenggam kemejanya yang terbuka dengan kedua tangannya erat-erat, berlutut di ranjang itu, memohon belas kasihan kepada lelaki yang berdiri di tepi ranjang dan tampak kejam.
“Aku bilang lepaskan kemejamu, Serena,” suara Damian tetap lembut dan terkendali, tapi entah kenapa Serena makin gemetar mendengarnya, dengan sudah payah dia melepaskan kemejanya dan menjatuhkannya ke kasur, menatap Damian tanpa daya,
“Sekarang roknya,” sambung Damian setelah mengamati tubuh Serena tanpa malu-malu, membuat seluruh wajah dan tubuh Serena merah padam.
“Tidak…!,” Serena berusaha membantah, dia tidak mau dilecehkan seperti ini, dipaksa membuka baju dihadapan laki-laki yang sama sekali tidak menghargainya.
“Aku bilang roknya!,” suara Damian sedikit naik, tetapi tetap tenang. Matanya menatap tajam tak terbantahkan, hingga mau tak mau Serena bergerak melepaskan roknya, air mata mulai mengalir di mata Serena.
Hening cukup lama, Damian terdiam sambil menatap Serena tajam. Dan Serena berlutut di ranjang itu dengan tubuh gemetaran, berusaha memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang kecil,
“Lepas pakaian dalammu”
“Tidak !!,” dengan was-was Serena berseru, tanpa sadar tubuhnya beringsut ke ujung ranjang, ketakutan.
Sikapnya itu malah menyalakan api kemarahan di wajah Damian, lelaki itu sudah tidak setenang tadi,
“Kenapa tidak Serena ? Pelacur cilikku ? sudah tak terhitung berapa kali aku melihatmu telanjang, dan kau melakukan semuanya dengan sukarela kan? Demi uang tiga ratus juta….. ,” Suara Damian terdengar jijik, dia melangkah maju mendekati ranjang dan secara otomatis Serena langsung beringsut mundur menjauh,
“Aku membeli tubuhmu seharga tiga ratus juta, seharusnya tubuhmu itu bisa kupergunakan semauku, tetapi aku terlalu baik padamu, memberimu kemewahan, tidak menyentuhmu di saat kamu sakit, merawatmu….. itu semua terlalu baik untukmu,” Mata Damian tampak menyala, “Dan kau dasar pelacur cilik tak bermoral ! bukannya mensyukuri kebaikan hatiku, kau malah merayu sahabatku….!!!,”
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Serena
RomanceDalam hidupnya, Impian Serena hanyalah ingin menjadi perempuan yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Rafi kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergandengan tangan di usia senja, melangk...