Mungkin awalnya ngga seru ya datar aja gito, tapi tunggu dulu jangan di "Back" lanjutin dulu pasti menarik
selamat membaca *^-^*
Kisah nyata tentang perjalanan cinta sahabatku.
♥♡♥♡♥
Cinta telah membutakan mataku, cinta juga yang telah membuat tuli telingaku, hatiku pun beku olehnya. Aku terlalu mencintaimu gadisku namun kau telah melukaiku sadarkah itu? Dan tahukah kamu jika cintaku takkan hilang begitu saja terhapus oleh waktu yang berjalan menelusuri hidupku.
Kuayunkan langkah kakiku tanpa arah menyisiri Danau Sentani, danau yang terletak di bawah pegunungan Cagar Alam Cycloops. Danau terbesar di Papua yang membentang antara kota Jayapura dan kabupaten Jayapura, tempat di mana aku mengadukan segala rasa gundahku, aku nyaman berada disini, suasana sunyinya pada malam hari membuat pikirkanku kembali tenang. Di tempat ini juga aku telah berjanji pada Liana gadisku untuk menghabiskan sisa hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan sebuah cincin mas putih yang memiliki satu permata pada bagian tengahnya sangat sederhana namun indah saat kusematkan di jari manisnya.
"Aku akan menikahimu secepatnya Liana,"janjiku saat itu.
Liana gadis yang telah berhasil memiliki hatiku, jika saja tak ada dia di antara kita mungkin semua ini takkan terjadi pada kita.
❈✾❈✾❈
Makassar tempat di mana aku dilahirkan juga dibesarkan, tempat di mana aku belajar menantang kerasnya kehidupan. Di sini juga Tuhan mempertemukanku dengan gadisku yang telah aku kencani beberapa bulan ini, Liana gadis asal Bali yang terkenal dengan pulau dewatanya. Gadis manis bertubuh ramping yang mempunyai tinggi badan kira-kira 160cm dengan berat badan 50kg berkulit kuning langsat dengan rambutnya yang hitam pekat menjulang hingga menyentuh pinggulnya parasnya yang cantik natural tanpa polesan dan sikap ramahnya pada setiap orang sangat menarik perhatianku. Ia adalah seniorku di sebuah perusahaan di mana kami bernaung di dalamnya.
"Maaf Anggara Pak Arifin memanggil Anda, beliau menunggu Anda di ruang kerjanya sekarang," ujar Vany sekretaris Pak Arifin manager bagian marketing menyadarkanku dari lamunan.
"O, iya baiklah saya akan segera menemuinya, terimakasih," ucapku padanya sebelum ia melenggang pergi dari hadapanku.
Aku memicingkan mataku seraya menerka. Entah ada sesuatu penting apakah sehingga aku harus menemui atasanku di ruang kerjanya,aku hanya berharap ini bukan suatu pertanda yang buruk aku tidak mampu membayangkan jika sesuatu yang buruk terjadi padaku.
Kulangkahkan kakiku menuju ruangan yang dimaksud dengan ragu. Namun langkahku terhenti ketika kudengar seseorang yang memanggilku dari arah berlawanan.
"Kak Angga!" Panggilnya padaku.
"Liana, kok di sini juga?" tanyaku seraya mengernyitkan dahiku
"Aku dipanggil Pak Arifin, Kak Angga juga?"
"Iya," jawabku bingung. Aku semakin cemas dengan ini semua, kulihat Liana pun tidak kalah cemasnya denganku sesuatu yang buruk akan menimpa kita.
Kugenggam erat tangan Liana yang mengeluarkan keringat dingin suatu kebiasaannya jika tengah cemas dan takut menghadapi sesuatu.
"Jangan takut Liana,aku di sini bersamamu kita akan menghadapinya bersama," ucapku menenangkannya.
Aku melangkah memasuki ruangan itu dengan tenang,sementara Liana yang berjalan di sampingku terlihat sangat cemas.
"Silahkan duduk," ujar Pak Arifin kepada kami.
"Terimakasih pak," jawabku singkat. Aku pun meraih tempat duduk yang berada di hadapanya diikuti oleh Liana yang duduk di sampingku. Serasa akan ada persidangan di ruangan ini, jantungku kini berdetak lebih kencang dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Kaupilih
Short StoryKetika cinta telah terselimut dusta, persahabatan yang telah terbangun dengan kokohnya rasa persaudaraan pun kini hancur. Kini tinggallah kepingan-kepingan hati yang tersisa, yang meskipun dapat dipersatukan kembali, bentuknya tak akan seindah seper...