LIMA

9.6K 315 49
                                    

Ketika berjalan beriringan menuju kantor, Rogan sempat terpikir untuk menabrakkan diri ke Kopaja yang kebetulan melintas di depan mereka. Jujur saja, cowok itu merasa belum siap. Sekeras apa pun dia berpikir, tetap tak ada alasan masuk akal supaya keberadaan video itu tak membuat Cam memandangnya sebelah mata.


He likes her, you know. Menyukainya sebagai sesama profesional. Meskipun belum lama bekerja di EternalFlame, dia membuat banyak perubahan di divisi katalog. Foto-foto yang selama ini hanya dibuat di studio, misalnya, kini divariasikan dengan pemotretan outdoor.


Koleksi clutch dari serat pisang yang dirilis untuk katalog edisi bulan lalu mendapat sambutan menarik. Tak hanya produknya yang seratus persen organik, para konsultan (begitu EternalFlame menyebut para upliner dan downliner yang aktif berjualan produk-produk mereka) memuji foto-foto produknya benar-benar representatif. Cam bersikeras, semua clutch dipotret langsung di—coba tebak—pohon pisang!


Luar biasa.


Jadi bayangkan, bagaimana orang seluar biasa itu akan menganggap serius Rogan yang ketahuan pernah terlihat nista, setengah telanjang di video yang dibuat oleh mantan pacarnya? Koleganya saja sudah memperlihatkan tanda-tanda hilang respek—tinggal menunggu waktunya saja hingga Cam melakukan hal serupa.


Ketika tangannya mendorong pintu depan EternalFlame, cowok itu memutuskan untuk langsung berpisah dengan Cam. Pamit ke toilet, ceritanya. Cewek itu nggak tahu, setelah Rogan masuk ke salah satu bilik kloset, yang dia lakukan malah duduk di atas toilet cover. Dan berdoa. Sungguh-sungguh melakukannya, melipat tangan dan memejamkan mata.


Rogan sadar dirinya jauh dari hal-hal spritiual seperti itu sejak memutuskan untuk tinggal sendiri, tak lagi berangkat pulang-pergi ke kantor dari rumah orangtuanya di daerah Jakarta Kota. Terakhir gereja kurang lebih setahun lebih, itu pun lantaran karena terpaksa ikut ibadah Natal bersama ayah, ibu, dan adik perempuannya. Heck, Rogan sembilan puluh persen yakin Tuhan sudah melupakannya. Bisa jadi, saat Tuhan mendengar doanya pagi ini, Dia akan mengerutkan kening dan bertanya pada malaikat-malaikatnya, "Ini Rogan siapa? Kalian kenal nggak?"


Tapi Rogan benar-benar sudah desperate. Dia nggak tahu lagi harus berbuat apa kecuali mengandalkan kekuatan absolut. Permintaannya sederhana saja: please, Tuhan, jangan biarkan Cam menonton video itu!


Membayangkan mata indah Cam terekspos hal sememalukan itu saja sudah cukup memalukan, jenis malu yang mungkin dirasakan Bill Clinton saat ketahuan berselingkuh dengan Monica Lewinsky. Apalagi ditambah fakta bahwa Rogan naksir Cam, itu... itu... sebaiknya jangan sampai terjadi. Dia masih ingin punya kesempatan untuk membuat cewek itu tertarik. Memberinya kesan positif, membuat Cam mulai mempertimbangkannya sebagai calon pacar potensial, bukannya cowok serupa maniak yang punya fetish aneh dan spesifik terhadap dongeng Ande-Ande Lumut. Ugh!


*


Akhirnya, antara sadar bahwa dia tak bisa terus-terusan bersembunyi di toilet, dan baru saja tetangga kubikelnya mengirim pesan via WhatsApp, mengingatkan Rogan tentang rapat pagi. Setelah memasukkan handphone ke saku celana, Rogan memberanikan diri untuk menghadapi dunia lagi.


Sampai....


Hihihihi!


"Itu ya yang namanya Rogan?" Cowok itu langsung waspada ketika sadar namanya baru saja disebut. "Lucu juga—cakepan sekarang ketimbang di video."


Wajah Rogan langsung merona. Dua orang resepsionis di front desk ternyata sedang menikmati tubuh telanjangnya via handphone. Keduanya berbagi earphone sambil sesekali curi-curi pandang ke arah cowok itu.


Resepsionis berambut cepol membasahi bibirnya dengan ujung lidah, lalu mendesah pelan. "Badannya panjat-able ya, Bo. Seksi abis!"


"Kalau itu sih, he-eh banget."


"Udah punya pacar belum sih?"


"Auk deh. Udah kali—nggak tahu cewek, nggak tahu cowok ya. Cowok ganteng kan biasanya, kalau nggak berengsek, biasanya homo."


"Aduh, jangan homo dong. Nggak cukup ya Ricky Martin dan Adam Lambert pindah ke seberang sana. Kalau cowok ganteng demennya sama cowok ganteng juga, apa lagi yang tersisa buat kita-kita, cewek bertampang standar ini?"


"Limbad aja, Bo. Kali aja dia minat jadiin lo istri ketiga."


"Anjis, ogah! Emangnya gue cewek apaan—eh, eh, orangnya ngeliat kemari!"


Rogan buru-buru memalingkan pandangan dan mempercepat langkahnya. Bahkan, dia terlihat buru-buru sekali ketika memencet tombol lift.


Shit! Shit! Shit! umpatnya dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NICE BODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang