Prolog

566 34 0
                                    

Biarkan aku sendiri.

Biarkan aku sendiri menahan amarah yang menguasaiku nanti.

Jangan dekati aku, selagi aku menatap bengis terhadapmu.

Dan, jangan berbicara denganku saat aku sedang terlihat lemah.

Karena itu semua aku sedang melawan diriku sendiri agar tidak terjadi apa-apa nantinya.

****
Tokyo, 12 April
13.34

"Tinggalkan aku sendiri, Uchiha Sasuke!" Rintihan suara seorang gadis tergiang di telingga Sasuke.

Ia manatap Sasuke dalam—sangat dalam. Di matanya tersirat  menahan rasa amarah yang akan menguasainya nanti.

"Cepat tinggalkan aku! Yakinlah padaku bahwa kamu selamat nantinya."

"Tidak aku akan menemanimu kapan pun."

"Cepat tinggalkan sekolah ini. Yakinlah padaku."

.

.

.

Seorang gadis berjalan memasuki bangsal 364 yang terdapat seorang pria yang menatap kosong pada tembok kusam berwarna putih.

Gadis itu mendekatinya. Menatap pria berumur 26 tahunan lekat-lekat. Mata oniks miliknya terlihat sangat menyedihkan.

"Sasuke." Lirih gadis itu. Orang yang panggili hanya menatap tembok.

"SASUKE," sekali lagi ia masih terus menatap tembok itu tanpa henti.

Gadis itu menghela napas panjang dan berkata, "Percaya lah padaku."

Pria itu menoleh. "Hinata."

Gadis itu mengangguk lemah.

"Kamu hidup?"

"Tentu saja!"katanya, "bisa kah kamu menyeritakan kejadian 10 tahun yang lalu."

Sasuke menyergit. "Bukan kah kau juga sama-sama di sana saat itu?"

Hinata gelagapan saat di tanyai Sasuke seperti itu. "Hn, aku lupa." Katanya dengan ditemani cengiran lebar.

Sasuke tersenyum dan menarik tangan Hinata perlahan sehingga Hinata duduk dipangkuan Sasuke. "Baiklah, saat itu—"

★★★

Hai-hai. Jumpa lagi.

Ini fanfic baru ku lho. Dan, tema, ya, Misteri. Mungkin aku terinspirasi gara-gara novel karya kak Ziggy dengan judul 'Teru-Teru Bozu'.

Gimana suka gak. Kalau suka vote ya!

See you.☺

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang