2. Datang dengan samaran

140 9 0
                                    

"Bismillah, ya Allah semoga aku bisa menjalani semua ini". Nathalie kembali meyakinkan dirinya. Menggenggam erat koper merahnya.

Tidak henti-hentinya ia berdo'a sambil menunggu. Menunggu seseorang datang menjemputnya.

"Sica!". Panggil sebuah suara nyaring.

Nathalie berbalik mencari seseorang yang memanggil nama itu. Tidak. Itu akan menjadi namanya untuk waktu yang entah sampai kapan.

Begitu Nathalie berbalik seorang perempuan berbaju hitam lengan panjang dan rok selutut dengan kacamata bulat berlari menghampirinya, kemudian memeluknya erat. Nyaman, pikir Nathalie.

Tidak sampai satu menit perasaan senang itu berubah menjadi rasa kaget setelah kata-kata yang dikeluarkan perempuan yang memeluknya saat ini.

"Kenapa kamu kembali? Mau menyiksaku lagi, eh?". Tidak ada jawaban dari mulut Nathalie. "Kamu jangan cemas, kali ini aku ngga akan terjebak". Kemudian dilepasnya pelukan pada nathalie dan diciumnya pipi tirus itu.

"Selamat datang kembali Sica, aku kangen".

"Catherine". Suara berat yang memanggil perempuan di hadapannya telah menyadarkan Nathalie dari keterkejutan nya.

Saat itulah. Untuk pertama kalinya pertemuan Nathalie dengan laki-laki beraroma musk ini. Marco Cho.

"Love". Sapa Marco sambil memeluk Nathalie, dan mengecup kilat bibir gadis itu, mengejutkannya.

Dalam hati Nathalie ingin sekali memaki atas tindakan kurang ajar yg baru saja dilakukan Marco padanya. Namun apa daya, kalau ia melakukan itu pasti akan menjadi masalah nantinya.

Nathalie memaksakan senyum pada Marco. Mensugestikan dirinya bahwa laki-laki ini adalah calon suaminya dan dirinya adalah Jessica.

***

"Kamu agak diam love". Marco memecah keheningan, menatap penuh cinta pada gadis yg dianggap tunangannya.

Nathalie hanya tersenyum, tidak tau harus menjawab apa, ia sama sekali tidak mengenal orang-orang ini. Ia takut tidak bisa menjalankan perannya dengan baik. Penakut. Ya itulah dirinya. Terlalu takut pada keadaan.

Marco yang merasa tidak ditanggapi meraih tangan kanan Nathalie, menggenggam erat lalu mengecupnya beberapa kali. "Jetlag, hum?"

"Ah, ya mungkin jetlag. Rasanya sangat lelah".

Dengan santai Marco menarik lengan Nathalie yang digenggamnya sedari tadi, memeluk gadis itu dan menyandarkan kepala Nathalie di bahunya.

Marco mengecup kepala Nathalie beberapa kali, sambil mengelus lengan gadis itu.

"Istirahatlah, nanti aku bangunin kalo udah sampai". Katanya lembut.

Bukan rasa tenang yg ia dapat, justru detak jantungnya malah berdebar dengan cepat. Ini tidak baik, batin Nathalie.

***

Nathalie terbangun begitu merasakan sesuatu yang bergerak diatas bibirnya. Matanya membelalak kaget begitu melihat Marco yang tak berjarak sama sekali.

Tanpa berfikir panjang, Nathalie langsung mendorong Marco sampai laki-laki itu tersungkur dengan kepala membentur pintu.

Keduanya sama kaget dengan yang baru saja terjadi, Nathalie kaget dengan tindakan Marco yang menciumnya saat ia sedang tidur. Sedang Marco justru kaget dengan respon kekasihnya ini, tidak biasanya gadis di depan nya ini menolak untuk di cium.

"Ma-maaf, a-ku..., maaf aku kira tadi bukan kamu. Aku masih teringat di....." Nathalie tidak melanjutkan penjelasan nya, ia bingung alasan apa yang harus dikatakannya.

Tatapan Marco melunak, berganti dengan raut cemas dan menuntut.

"Why, love? Apa yang terjadi di sana? Ada seseorang yang mencoba melakukan sesuatu padamu?".

Tanpa ragu Nathalie mengangguk, menyetujui apa yang di katakan Marco. 'Aku tidak berbohong kan? Memang benar ada yang mencoba melakukan sesuatu padaku. Marco hanya bertanya itu. Jessica menjebaknya kan?' Batin Nathalie.

"Astaga, apa yang dilakukan orang itu padamu, Jess?"

"Aku dijebak. A-aku, tapi aku diselamatkan. Ada yang menolongku waktu itu".

"Oh, God. Benarkah? Kau baik-baik saja Jess? Tidak membekas pada mu kan?"

"Apanya?" Bingung Nathalie. "Ah, untuk fisik tidak, tapi aku mengalami trauma dengan sentuhan fisik dari laki-laki sejak saat itu".

"Benarkah? Lalu bagaimana sekarang? Kalau kamu masih trauma, apa kamu masih bisa tidur bersamaku?"

Nathalie membelalakkan matanya.

"Ti-dur bersama?"

"Ia, tidur, dikamarku. Kamu kan ga pernah bolehin aku tidur di kamar kamu".

"Tidur dikamar kamu?".

"Ia tidur, di kamarku. Hanya tidur. Kamu kenapa si?". Marco mulai curiga.

"Ah, ga . Ga apa-apa. Cuma.. mungkin sekarang aku maunya tidur sendiri".

"Loh. Kenapa love? Aku bukan orang jahat yang mencoba melakukan sesuatu padamu. Ya, mungkin hanya beberapa pemanasan. Dan selama ini tidak lebih kan love?".

Nathalie memegang kepalanya. Ia pusing. Bagaimana sebenarnya kehidupan Jessica dan calon suaminya ini. Mereka terlihat saling mencintai, bahkan Marco, dia begitu memuja Jessica. Tapi kenapa perempuan itu justru lebih memilih pergi dengan laki-laki lain.

Terlebih sejauh mana hubungan antara mereka. Ini sudah di luar batas dari pemahaman nya. Tadi Marco bilang hanya sedikit pemanasan?. Ya Allah, aku tidak mau melakukan dosa sampai sejauh itu.

>>>> TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twins EffecTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang