Part 1

34.3K 2.2K 50
                                    

"Sudah kalian temukan gadis itu?" Tanya Hades. Pandangannya tak lepas dari kertas-kertas yang sedang ditanda tanganinya.

"Ya Tuan, gadis itu saat ini ada di ruang baca anda", salah seorang pria berpakaian hitam menjawab seraya membungkukan tubuhnya.

Hades terdiam. Ia lantas meletakkan penanya dan berdiri. Dengan langkah yang terlihat begitu arogan dan berwibawa, ia melangkah menuruni tangga dan memasuki ruangan yang dimaksud.

Seiring dengan langkah kakinya yang terdengar menggema, si gadis yang terikat di kursi dengan mata tertutup kain mulai terlihat panik.

"Siapa kau? Kumohon lepaskan aku", pinta gadis itu sambil menangis.

Hades menggerakan tangannya, menginstruksikan agar seluruh pengawalnya keluar.

Dan setelah hanya tersisa dirinya juga gadis itu, Hades melangkah mendekat kemudian membungkuk untuk meneliti wajah gadis yang matanya tertutup kain berwarna merah itu.

Tercium wangi yang begitu lembut ketika tanpa sengaja rambut panjang gadis itu terkena hembusan angin dan mengenai wajah Hades. Jika dalam situasi biasa pria itu pasti akan langsung membunuhnya.

Tetapi tidak untuk kali ini, ada yang membuat Hades tertarik pada gadis dihadapannya ini.

"Apakah kau masih mengingatku, Amora?"

Gadis bernama Amora itu seketika tercengang. Suara itu...

"Kau?!", ucapan Amora tertahan jari telunjuk Hades.

"Sstt, lebih baik kau tidak terlalu banyak bicara jika kau tidak ingin bernasib sama seperti orang itu", bisik Hades dengan suara serak yang dalam.

Tangan Hades meluncur turun dari bibir Amora melintasi tulang dada gadis itu.

"Apa yang kau lakukan, dasar penjahat! Lepaskan aku!!" Maki Amora sambil terus meronta berusaha melepaskan diri.

Hades tidak tinggal diam mendengar dirinya di maki oleh gadis itu. Tidak ada yang pernah sebegitu lancang padanya. Tidak seorang pun.

Hades lantas mengeluarkan pisau belati miliknya kemudian merobek tali yang membelit tubuh gadis itu.

Menatap buas gadis itu sejenak, sebelum pada akhirnya ia mengangkat tubuh gadis itu dan melemparkannya ke sebuah sofa.

"AKHH! LEPASKAN AKU!!", Teriak Amora lagi.

Hades tersenyum menyeringai. "Kau memiliki tubuh yang bagus eh." Bisiknya parau.

Dengan tangan terikat, Amora berusaha memundurkan tubuhnya. Tetapi Hades yang kini sudah berdiri didekatnya perlahan mulai melepas jasnya, dasinya dan membuka kancing kemejanya satu persatu.

Tanpa belas kasih pria itu mulai mengurung Amora dibawah tubuhnya. Mencengkeram kedua lengan gadis itu dengan tangannya yang besar.

"Jangan, kumohon... jangan sentuh aku", pinta Amora menghiba.

Hades mendekatkan bibirnya di telinga Amora. "Terlambat, kau terlalu banyak bicara dan sebagai bayarannya aku ingin kau melayaniku." ucap Hades disertai seringainya.

Ketakutan, Amora mulai menggelepar berusaha melepaskan diri. Hingga tanpa sengaja ikatan kain merah dimatanya perlahan terlepas dan memperlihatkan kedua mata biru gadis itu.

Hades terbelalak. Kecantikan fisik gadis itu membuat Hades sejenak terpana.

"Kumohon lepaskan aku, aku tidak tahu siapa kalian..." tangis Amora semakin menjadi.

Hades melihat mata biru itu tergenang air mata. Meski ada yang janggal. Pandangan gadis itu terlihat tidak fokus.

Sambil mengangkat sebelah tangannya ke depan mata gadis itu, Hades lantas menggerakan telapak tangannya ke kanan dan kiri tetapi gadis itu tetap bergeming.

Gadis ini tidak bisa melihat ?!

"Matamu-" ucapan Hades tertahan.

Gadis itu memutar pandangan seolah mencari-cari wajah Hades yang jelas-jelas ada dihadapannya.

Entah perasaan apa ini. Yang jelas, tanpa disadarinya... Hades perlahan membawa kedua tangan gadis itu ke wajahnya. Menyentuhnya dengan sentuhan yang teramat lembut. Membuat gadis itu terkejut dan berhenti menangis.

"Kau sebenarnya... siapa?", Tanya Amora setengah berbisik.

Hades terdiam. Kedua matanya menelusuri wajah Amora lebih jelas. Kecantikannya benar-benar alami. Gadis yang menurut laporan para pengawalnya ini hanyalah seorang penjual bunga, tetapi mengapa bisa...

"Namaku, Hades." Jawabnya singkat. Dengan suara serak yang khas.

Pria itu menurunkan wajahnya perlahan dan mencium bibir Amora dengan lembut, begitu lembut hingga...

Aku ingin memiliki gadis ini.

***

Happy reading ^^

Broken WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang