"kamu nikahnya kapan?"
"ini adiknya udah nikah, kamu kapan?"
"kapan nyusulnya?"
"budhe punya temen yang anaknya guanteng banget lho ndhuk..kamu mau budhe kenalin?
"betah banget toh yoo...cah ayu ki jomblo"
aaaaaaaaaarrrghhh!!! ada pertanyaan lain ngga? hari bahagia gini masa iya direcokin sama pertanyaan ga mutu seputar nikah?
oh lupa belum kenalan....
Nama: sixma devani
Umur: 28 tahun
pekerjaan: guru bahasa korea favorit murid-murid :) di salah satu sekolah swasta terkemuka di kota Malang
Status: Jones (jomblo happiness), kalo sekarang bukan happiness,tapi ngenes, kenapa? ya, jadi hari ini adikku nikah, dan aku? jadi pager ayu sambil senyam-senyum nahan mual denger pertanyaan seputar "MENIKAH" dari sodara dan para tetangga.
heran!! ini hidupku, kenapa banyak banget orang yang ikut campur urusan jodohku, dari nenek, pakdhe, budhe, tante, sepupu deket, sepupu jauh, sampe tetangga samping rumah ngotot mau ngenalin kenalannya buat aku. "helloo....yang disini anteng2 aja belum nikah, kenapa situ ribut?" itu adalah kata yang pengen aku teriakin didepan orang-orang yang kepo urusan cintaku. tapi yaahhh...apa daya, tiap ditanya urusan nikah aku cuman bisa jawab "kapan-kapan"-ditambah senyum maniiis banget.
bukannya aku ngga pengen nikah, pengen, tapi ntaran aja. toh sekarangpun aku bisa mencukupi kebutuhan sendiri dan orang tua serta adik-adikku. ada temen-temen yang selalu ada saat aku butuh. so, ngapain musti nikah kalo hidup sendiripun bahagia?
***
"saya belum pengen nikah pakdhe..nggak perlu dikenalin ke siapapun, percuma..ngga cocok"
pakdhe salim menghela nafasnya berat, sambil menatapku kecewa. "kamu itu wis disalip adikkmu ndhuk, mau sampai kapan kayak gini terus? malu ndhuk sama tetangga" ujarnya putus asa.
huhhh...tetangga lagi, apa urusannya belum nikah sama tetangga? yang belum nikah kan aku, so what? aku menatap orang tuaku putus asa seraya menggelengkan kepala. ayah seakan tahu maksud gerakanku segera menengahi pembahasan membosankan ini, "mungkin memang jodohnya belum dateng kali lim, ben tho, yang penting sehat dianya". pandangan pakdhe beralih ke ayahku, matanya menyiratkan kata "GILA KOWE!!punya anak perawan tua kok anteng wae". hahaha..wajah ayah lempeng aja digituin, ayah mah gitu orangnya. aku segera berdiri dan berlalu ke kamarku "devani ngantuk, mau tidur aja, mari pakdhe" pamitku sambil tersenyum penuh kemenangan.
kurebahkan tubuhku ke ranjang seraya memejamkan mata. "kalo besok-besok masih ada yang ngrecokin urusan nikah, mending minggat ajah" gumamku pada diri sendiri, dan kemudian....tewas..
***
"POKOKNYA MAU NGGAK MAU DIA HARUS MAU"
"dia belum siap bu, biarkan saja dulu, nanti kalo pengen juga pasti nikah"
aku terbangun dari tidur nyenyakku, terganggu dengan suara orang teriak diluar kamar. "nanti itu kapan? nunggu dia jadi perawan tua? sekarang sih masih cantik, tapi nanti? siapa yang mau sama perawan tua le?" samar-samar aku sadar itu suara siapa. NENEK. hhhh..bencana apa lagi ini? sambil meraih jubah tidur aku melangkah keluar kamar, menuju sumber keramaian yang membuatku terbangun dari tidur indah. kapan lagi guru bisa "ngebo" selain hari libur gini?
di dapur kulihat nenek berdiri berkacak pinggang menghadap orang tuaku, disertai dumelan panjang pendeknya. setelah melihatku memasuki dapur, mata lebarnya semakin melebar seraya berteriak "PERAWAN KOK JAM SEGINI BARU BANGUN!! KAPAN NIKAHNYA KALO BANGUNNYA AJA LEBIH DULU AYAM". "mumpung libur nek..kapan lagi aku bangun siang kalo ngga sekarang" jawabku santai. nenek sebenernya baik, cuman berubah jadi nyebelin kalo urusan nikah. "NIKAH". kapan urusan ini selesai? gumamku dalam hati.
"nanti sore kamu ikut nenek sama pakdhe salim ya dev" ujar nenek halus, terlalu halus malah
"kemana nek?" firasatku nggak enak kalo udah ada hubungannya sama pakdhe salim. mereka berdua ini kan soulmate kalo urusan jodoh perjodohan.
"ada halal bi halal sama keluarga budiantoro dev, katanya anaknya yang dari australia juga pulang, dia masih belum nikah lho dev"
"devani ngga mau dijodoh2in nek, belum pengen nikah" tukasku.
"KAMU MAU NUNGGU JADI PERAWAN TUA BARU NIKAH? PEREMPUAN ITU SAMA KAYAK BUNGA, LAMA-LAMA LAYU, PEREMPUAN KALO NGGAK NIKAH-NIKAH BAKAL LAYU DEV, KAMU NUNGGU JADI LAYU BARU NIKAH? GITU?" sembur nenekku seketika. keluar sudah ke-kolotan-nya.
"devani kan masih 28 nek, temen-temen dev juga masih banyak ko yang single" belaku, agak tersinggung dengan ungkapan perawan tua dan istilah layu.
"DASAR CUCU NGGA TAU DIUNTUNG!!, KAMU TERLALU PILIH-PILIH DEV, MASIH UNTUNG NENEK SAMA PAKDHEMU MAU NYARIIN JODOH BUAT KAMU, BELUM TENTU JUGA KAMU NANTI MASIH LAKU. ORANG TUAMU SAMA SAJA. ANAK SALAH MASIH DIBELA" semprot nenekku sekali lagi.
mendengar kata-kata nenek seketika hatiku nyeri. jangan salahkan orang tuaku atas hal ini, aku nggak minta dicariin jodoh. nggak juga pada pakdhe "terhormat" salim. tiba-tiba saja mataku terasa panas dan tenggorokanku kering, sebutir air mata meluncur begitu saja. aku mengusapnya dengan kasar seraya berkata "devani ngga pernah minta dijodohin nek, dev juga ngga pilih-pilih, dev cuma belum siap buat nikah. ayah-ibu juga nggak salah apa-apa, nggak harus ikut disalahin juga.kalo nenek masih maksa, nenek sendiri aja yang nikah" "dasar cucu kurang ajar!! nenek do'ain kamu nggak dapet-dapet jodoh sampe tua sekalian" ujarnya ketus.
"BU" "NEK" aku dan orang tuaku berteriak bersamaan. nenek mana yang tega mendo'akan ucunya kaya gitu? ada,nenekku.
keputusanku bulat.kalo terus-terusan aku tinggal disini, urusan nikah bisa jadi masalah, mending kabur untuk sementara. tapi kemana?
***
masih nyoba :)
KAMU SEDANG MEMBACA
menikah?
Romancedemi menghindari perjodohan dan desakan menikah, devani rela meninggalkan pekerjaan nyamannya sebagai guru dan kabur sejauh-jauhnya dari rumah. siapa sangka dia menemukan jodoh di tengah pelariannya.