DEVANI'S POV
"BANDUUUUUUUNG......"
Aku baru saja keluar dari gerbong kereta Malabar yangmembawaku kabur sampai ke bandung dan segera merentangkan tanganku lebar-lebarsebagai ungkapan kebebasan disertai teriakan cemprengku. Yah..akhirnya akubebas.. bebas dari nenek, bebas dari pakdhe bebas dari tetangga, danterutama bebas dari pertanyaan menyiksa seputar menikah. Tak kuhiraukanpandangan orang-orang yang berlalu-lalang. Mereka tak tahu saja penderitaankusebelum ini, seandainya mereka tahu mungkin saat ini mereka sedang berjogetindia bersamaku disini. Aku menarik nafas panjang sejenak menikmati udara segarbandung dipagi hari kemudian menurunkan tanganku dan berjalan keluar stasiunseraya menarik koper sedangku.
Setelah peristiwa naas pagi itu aku segera mengurus prosespengunduran diriku dari sekolah. Tidak mudah memang, aku harus bertahan sampaisekolah mendapatkan guru pengganti dan untungnya aku hanya perlu menunggu kurangdari seminggu dihitung dari pengajuanku. Tentu saja tak akan lama mengingatreputasi baik sekolahku, pasti tidak sedikit yang berlomba-lomba ingin menjadibagian dari keluarga besarnya. Sayang sebenarnya harus meninggalkan sekolah danrekan-rekan yang selama beberapa tahun ini berjuang mengamalkan ilmunyabersamaku, namun kalau ingin mencapai sesuatu yang baik selalu ada hal yangharus dikorbankan bukan? Dan aku memilih mengorbankan karirku untuk mencapaikebebasan yang kuinginkan. Ah...definisi kebebasan yang kumaksud tentu sajaberbeda dari konsep kebebasan orang lain. Mungkin orang menganggap diri merekameraih kebebasan dengan bertindak seperti apa yag diperintahkan hati merekaatau mungkin konsep freedom yang lain, entahlah..karena bagiku kebebasanadalah tidak tidak adanya tuntutan mengenai menikah dan kawan-kawannya.
Ya..aku sekarang seorang pengangguran yang bebas..bebas daripertayaan dan tuntutan "kapan menikah". Rasanya sudah lama aku tak merasakanhatiku se-plong ini. Sambil tetap berjalan aku menghubungi teman kuliahku yangkujadikan petaku selama aku di bandung. Selama menunggu proses mutasi sekolahaku memikirkan destinasi yang sesuai untuk tempat kaburku dan akhirnya akumemilih bandung sebagai tempat yang tepat menurutku, mengingat jarakbandung-malang yang tidak bias dibilang dekat sehingga kemungkinan keluargamenemukan keberadaanku sangat kecil dan banyaknya temanku yang berdomisili dikota tersebut. Aku sudah memintanya – dika a.k.a teman kuliahku – untuk mencarikanrumah sewa sementara, dan dia menawarkan salah satu apartemen kakaknya yangtidak digunakan secara Cuma-Cuma. Haha..rejeki guru baik hati, pamali kalonolak rejeki kata mamah.
Dika mengatakan bahwa setengah jam lagi dia sampai sehinggaaku memutuskan akan mencari sarapan di sekitar stasiun. Aku berhenti melangkahdan melihat-lihat sekitar sambil memikirkan apa yang ingin aku makan. Mataku menangkapgerobak bubur ayam yang berada tak jauh dari stasiun dan kakiku melangkahkesana dengan anggun. Baru beberapa langkah kakiku berhenti tepat disampingmobil pajero sport putih berkaca gelap, kumiringkan tubuhku menghadap kacamobil seraya memperbaiki kunciran rambutku yang agak berantakan setelah duduklama di dalam kereta, setelah itu kudekatkan wajahku ke kaca gelap tersebutuntuk menghilangkan "belek" di mataku dan memastikan tidak ada liur yangmenempel disekitar bibirku akibat tidur banyak gaya dalam kereta tadi. Saat merasapenampilanku sudah baik-baik saja aku segera melangkah dengan PD kearah bapaktukang bubur yang insya Allah naik haji itu.
AUTHOR'S POV
Tika kembali melangkahkan kakinya menuju penjual buburdengan riang, tak menyadari ada sepasang mata yang memperhatikan semua tingkahlakunya dari dalam mobil sport putih. Ya...seorang Devon Abigail Mananta sedangberada di dalam mobil dan akan beranjak keluar saat tiba-tiba seorang wanitaberhenti tepat disamping pintu mobilnya dan melakukan aksi perbersihan dirikonyolnya disana selama beberapa menit, sehingga menyebabkan dia batal membukapintu dan malah menikmati aksi konyol gadis cantik yang tak lain dan tak bukanadalah devani. Devon tersenyum seraya memperhatikan kegiatan wanita didepannya. "Wanita itu pastinya tidak mengira bahwa ada makhluk hidup di dalammobil ini" piker devon, karena kaca mobil yang gelap sehingga tidakmemungkinkan orang dari luar melihat kedalam mobil namun tidak berlakusebaliknya, dari dalam mobil kita bias melihat pemandangan diluar dengan jelas,sejelas belek yang menempel di ujung mata gadis cantik didepannya. Ya..devanimemang sama sekali tidak berpikir bahwa di dalam mobil tempat dia menumpangberkaca ada lelaki mempesona yang sedang menikmati aksinya sambil tersenyumsendiri. Keduanya bahkan tidak menyangka bahwa tuhan telah mengatur pertemuankeduanya tidak lama lagi.
***
pendek..ilham tiba-tiba dateng :)

KAMU SEDANG MEMBACA
menikah?
Romancedemi menghindari perjodohan dan desakan menikah, devani rela meninggalkan pekerjaan nyamannya sebagai guru dan kabur sejauh-jauhnya dari rumah. siapa sangka dia menemukan jodoh di tengah pelariannya.