Jika memeluk gunung aku harus menjadi rumput. Jika saling berdampingan dengan laut, aku harus menjadi ikan. Apa yang harus aku lakukan untuk bisa bersahabat denganmu?
Bukankah sebuah alasan hanyalah "bullshit" untuk menjalin suatu hubungan?
Dan aku akan mundur jika hubungan itu bersandar pada sebuah alasan.
Layaknya burung jalak dan kerbau yang menjalin hubungan KARENA saling menguntungkan. Menurutku, kata 'KARENA' hanyalah menunjukkan sebuah alasan dan kebutuhan.
Lalu, jika kebutuhan itu sudah kau raih, apakah kau juga akan meninggalkan seorang teman karena sebuah alasan yang kau buat tadi? Ya.
Karena sebuah ketulusan itu tanpa didasari sebuah alasan.
***
Tampak seorang gadis yang menginjakkan kaki di kelas walau matahari belum menampakkan sinarnya. Berangkat di pagi buta, tak peduli dinginnya udara pagi, tak peduli pada kesunyian yang nanti akan membungkamnya.
Cahaya matahari menyelinap masuk dari celah celah jendela. Membuat seseorang yang menangkapnya langsung menyipitkan matanya.
Gadis yang berkutat dengan bacaannya itu seketika terhenti karena cahaya matahari yang menghalanginya. Membuat gadis itu menelungkupkan kepalanya diatas tumpukan tangannya.
Gadis yang menyimpan sejuta misteri dan teka teki. Bahkan, jika diberi kesempatan bagi orang lain untuk bertanya kepadanya, ia akan mendapatkan segudang pertanyaan yang tak terduga.
Namun, entahlah. Tak ada temannya yang bisa mendengar suaranya. TIDAK ADA. Hanya gadis itu yang tau apa alasannya tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Gadis itu bernama Maura. Gadis yang tak ada seorang pun mengerti tentangnya. Semuanya bungkam hanya karena aura yang dimilikinya mencekam. Seakan-akan hanya angin yang mampu menggenggam tangannya layaknya seorang teman.
***
Gadis berhijab putih yang baru saja turun dari angkot berkode "L" itu berlari dengan tergesa gesa sembari melirik jam tangan merah yang melingkar di pergelangan tangannya. Jarum jam ternyata sudah menunjukkan pukul 07.10 . Gadis yang pada jilbab nya tertulis sebuah nama "Khaznah Najwa Az-Zahra" akhirnya sampai didepan gerbang sekolah. Untung saja gerbang belum ditutup sepenuhnya, suasana disekitar juga sudah sepi. Gadis yang memiliki panggilan Khaznah itu mulai membakar sarapannya lagi untuk berlari cepat cepat menuju kelas.
"Hosh.. hosh .."
Nafasnya terengah engah, dadanya terlihat naik turun walaupun tertutupi oleh kain kudungnya. Ia mulai melangkahkan kakinya ke dalam kelas dengan papan bertulis X-5 diatas pintunya. Harusnya ia merasa lega karena guru mata pelajaran jam pertama belum datang. Namun, Khaznah melukiskan ekspresi keheranan-tentu saja. Bukan hanya guru yang belum datang tapi teman temannya juga belum datang. Ia hanya melihat seorang siswi lain berambut pendek tengah duduk dipojokan sambil membaca buku.
" T--te-!"
Niatnya ingin bertanya pada siswi itu ia urungkan. Ia melirik jam dinding yang terpasang didepan kelas.
'Puk' ia menepuk dahinya. Ternyata jam kelas itu masih menunjukkan pukul 06.06. lalu ia melirik jam tangannya, jarum jam nya masih saja berhenti diangka 7 dan 2. Dan untuk kedua kalinya, ia menepuk dahinya.
Tepat setelah 10 menit sebelum bel, lembaran milik Khaznah dengan dua huruf kapital yang seakan akan menjadi momok bagi sebagian siswa menjadi rebutan dan sudah berpuluh puluh kali berpindah tangan. Dua huruf yang bertuliskan PR.
Ya, Khaznah gadis yang terkenal dengan 'jomblo emas'. Walaupun dirinya jomblo yang tidak dapat perhatian dari pacarnya, namun jomblo julukan Khaznah berbeda. Jomblo yang selalu mendapat perhatian dari teman teman dan juga gurunya. Karena Khaznah selalu punya senjata untuk mendapat perhatian. Entah itu contekan, entah itu tugas rumah, bahkan sedekah nilai.
***
Matahari telah bersinar dengan begitu terangnya, tetapi gadis ini masih terlelap dalam tidurnya, padahal jarum jam juga telah menunjukkan pukul 07.30 WIB. Tiba tiba lagu Fur Elise milik Beethoven mengalun lembut ke seluruh penjuru kamar, membuat gadis di ranjang itu menggeliatkan badan indahnya. Menyadari ada panggilan yang berasal dari ponselnya.
"Halo, Liv?" terdengar suara dari sebrang telepon yang hanya dibalas gumaman oleh gadis tersebut.
"Bangun tidur ya lo?" dan untuk yang kedua kalinya, gadis itu hanya menjawab dengan gumaman.
"Set dah Liv, jangan ham hem doang, jawab kek"
"Iya iya apa Stella sayaaang?"
"Cepetan mandi sana lo! Kita diajakin Varo cs nongkrong tuh. Lo juga, jam segini masih aja teler"
"Ya maklum lah, gue semalem baru pulang jam set 2"
"Tetep aja kelakuan lo. Udah sana cepet mandi, kita tunggu di tempat biasa"
"Halah kayak lo enggak aja. Keyyy"
Gadis bernama Oliv ini memutuskan sambungan telponnya secara sepihak. Tanpa menunggu waktu yang lama gadis dengan rambut velvet brunette itu sudah bersiap dengan seragam putih abu abu yang melekat pada tubuhnya. Rambut panjangnya tergerai sempurna. Jangan tanya bagaimana roknya, you can imagine by your self.
Jika pengenelan diri sudah menjadi tradisi memulai tahun ajaran baru, Oliv dengan bangga menyebutkan hobinya yang dapat membuat bibir terkatup rapat menjadi melongo entah itu menandakan kagum, kaget, simpati entah apalah itu. Bagaimana tidak, jika hobi yang dia sebutkan adalah tawuran karena menantang dan membuat kekacauan karena merasa sepi. Pernah suatu hari, saat tahun ajaran baru kelas 10, dengan bangga dan frontalnya Oliv mengatakan "Menurut gue, ngerokok bukan apa yang gue dapat. Tapi apa yang gue rasakan saat gue merokok. Keren bagi seorang cewek. Kalo kalian mau, coba aja deh, pasti keren." yang membuat guru berteriak memarahinya dan berakhir dengan sorakan teman sekelasnya.
Jika teman adalah tempat melampiaskan semua perasaan. Tidak untuk Oliv. Baginya tidak ada orang di dunia ini yang dapat dipercaya.
***
Karena setiap orang di dunia dilahirkan dengan kepribadian yang berbeda. Memandang dengan sudut pandang berbeda. Menyimpulkan suatu hal dengan analisa yang berbeda. Bagaimana jika tiga gadis menjalin persahabatan pertemanan? Satu gadis dengan kepribadian pendiam, gadis lain dengan kepribadian ceria, dan gadis ketiga dengan kepribadian yang super tak terduga.
*tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
What You See?
Teen Fiction"What you see?" Matahari. Matahari merupakan sumber energi terbesar di bumi. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke bumi menyamai 1370 watt per meter persegi setiap saatnya. Cahaya matahari menempuh masa 8 menit untuk sampai ke bumi. Cahayanya yang t...