Ani

67 0 0
                                    

jam menunjukkan pukul 12 malam.

malam ini aku harus bersiap siap. "kita bawa cangkul dan senter, apalagi ya?"tanyaku yang sudah tak sabar menjalani petualangan hebat ini.

"kau bodoh sekali ni, kita bawa makanan ringan, minuman, dan lukisan bodoh!" kata markus yang mengingatkanku kalau aku harus membawa lukisan. masakah aku harus kembali lagi kerumah setelah sampai di kuburan karena tidak membawa lukisan antik itu?

" sstttt... pelan pelan, kita tidak boleh ketahuan!" kataku pelan . aku tidak ingin seisi rumah bangun karena aku terlalu berisik bukan?

dengan pelan kubuka pintu rumahku
KRIET.......

setelah pintu rumah terbuka aku langsung keluar karena rumahku tidak memiliki pagar."dimana jalannya kus?" Vero bertanya pada markus.

"perjalananya cukup dekat, pertama harus jalan keluar dari komplek ini, lalu ada jalan yang langsung menuju pemakaman ," kata kata markus terpotong " jalan yang kita lewati adalah kita harus jalan kaki melewati pedesaan ." kata kata markus mulai membuatku takut. memang sih komplek perumahan ini dekat dengan pedesaan, tapi jika malam hari keadaannya akan sangat menyeramkan.

untunglah hanya dengan waktu 30 menit, kami bisa keluar dari komplek perumahan yang amat sangat besar ini hanya dengan jalan kaki.

" belok mana kus?" tanyaku sambil bergemetaran, ada dua jalan menuju 2 desa yang berbeda setelah keluar dari komplek perumahan kami.

"belok kanan,ni." kata markus tenang. kamipun jalan menuju desa keramat, dinamakan demikian karena konon, dulunya ada seorang wanita tua yang dikatakan penyihir jahat. maka suatu hari para penduduk desa beramai ramai menangkap penyihir tersebut, setelah tertangkap , jantung penyihir itu ditusuk oleh kayu lalu setelah meninggal, sang penyihir dikuburkan yang akhirnya kuburan penyihir tersebut dikeramatkan oleh penduduk desa.

"berapa jauh lagi, kus? katanya dekat, kita sudah jalan selama setengah jam nih ! " teriakku yang sudah mulai kecapekan. " seingatku dalam penglihatan yang kudapat, jaraknya dekat kok ni. tapi jalan yang kita lewati rasanya panjang sekali ya?" tanya markus sambil melempar beberapa pemberat yang berada di tasnya ke tempat peristirahatan dari kayu, mungkin markus melakukannya supaya beban di tasnya tidak terlalu berat. kamipun melanjutkan perjalanan lagi.

" capek sekali ya, perjalanannya sangat jauh sekali. istirahat disitu dulu yuk!" kata vero sambil menunjuk sebuah tempat yang sepertinya tempat peristirahatan kecil. kamipun
menuruti saran vero, berhubung kami sudah sangat lelah.

namun, betapa kagetnya kami......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misteri Lukisan AntikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang