Happy Reading
Typo bertebaran
Layar gambar bergerak itu menunjukkan sebuah film action untuk sipenonton yang sedang melahap camilannya sendiri, dirumah yang bak istana dengan banyak asisten rumah tangga didalamnya membuat Prilly sangat merasa jenuh.
Pasalnya Ali masih berada dikantor dijam yang sudah menunjukkan pukul 7 malam ini, sedangkan mommy dan daddynya sedang pergi untuk menghadiri acara salah satu kolega mereka. Prilly hanya memandang malas setiap adegan yang memancing emosi dihadapannya, dia kesepian.
Ya, Prilly masih berada dirumah Ali untuk beberapa hari kedepan. Mengingat, begitu khawatirnya Vallerie pada gadis yang sudah dianggap putrinya ini. Bahkan wanita paruh baya cantik itu melarang Prilly keluar dari rumahnya, alasannya untuk pemulihan kondisi Prilly.
"Prince, apa kau masih lama? Aku sendiri disini!" Rengek Prilly dibalik ponselnya.
"Pekerjaanku masih menumpuk untuk dikerjakan Dear, memangnya mommy kemana?"
"Mommy pergi dengan daddy. Ayolah kau harus cepat pulang, kalau tidak aku akan pulang keapartementku dalam 20 menit kalau sampai kau belum pulang juga!!" Ancam Prilly sembari mengunyah kripik didalam toples yang berada digenggamamnya.
Prilly segera memutuskan sambungan teleponnya saat mendengar helaan nafas kasar Ali, dia tak egois. Hanya saja, Prilly membutuhkan seseorang untuk berada disampingnya akhir-akhir ini.
---
#PRILLY POV
Sudah 15 menit aku menunggu Ali pulang sembari menonton tv, setelah ancaman yang aku layangkan sebelum mematikan sambungan teleponnya tadi. Tapi nyatanya, tidak ada tanda-tanda kepulangan Ali.
Tidak tahukah dia bahwa aku menerima perintahnya untuk menginap disini agar aku tak merasa kesepian dan memikirkan masalahku lagi, tapi kalau begini. Itu artinya sama saja, aku ditinggalkan juga disini sendiri yang hanya ada asisten rumah tangga yang akan datang jika aku memanggilnya.
Aku hanya butuh teman untuk mengobrol dan sedikit demi sedikit melupakan ingatanku tentang laki-laki brengsek itu. Oh apakah laki-laki itu masih hidup sekarang? Entahlah, aku sudah mulai tak peduli lagi.
Ali keterlaluan, tidak biasanya dia mengabaikan permintaanku. Sudah 20 menit dan dia belum pulang juga, memang seberapa sibuk dia dikantornya itu?
Aku memutuskan untuk pulang saja keapartementku, setidaknya disana aku bisa meminta tetangga sebelah untuk mengobrol tentang designku. Itu lebih baik bukan? Dari pada berdiam diri disini seperti tak ada kehidupan.
Aku melangkah keluar pintu utama sembari fokus terhadap ponselku yang penuh dengan pertanyaan dari Marry, karena sudah beberapa hari ini aku tidak kebutik. Dan otomatis Marry-lah yang menghandle semuanya, kecuali ada yang tidak dimengerti dia akan menanyakannya padaku, seperti sekarang.
"Dear, kau mau kemana?" Suara Ali menghentikan langkahku yang sedang menuruni anak tangga yang berada diluar pintu utama.
Kulihat dia sedang menutup pintu mobil mewahnya dan berjalan kearahku, "Kau mau kemana?" Tanyanya lagi saat sudah berada dihadapanku.
"Aku mau pulang, kau sudah telat 10 menit!" Jawabku membuang pandanganku kearah gerbang.
"Hey kau tau usah marah seperti itu, kalau begitu aku minta maaf. Lebih baik sekarang kita masuk, angin malam tidak bagus untuk kesehatanmu." Oh Tuhan, bagaimana aku bisa marah padanya? Kalau sikapnya saja mampu membuatku merasa sangat dipedulikan dan diperhatikan seperti ini. Bolehkah aku minta dia untuk menjadi pendamping hidupku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Attendant Le Moment
RandomAku tak akan membiarkan siapapun membuatmu mengeluarkan air mata. Karena mereka tak pernah tahu, usaha apa yang telah aku lakukan untuk mengembalikan segurat senyuman dari bibirmu. -= Aliando Keefe Debaliano =- Terimakasih telah membantu dan meneman...