Air mata tlah menetes tanpa akhir. Separuh ragaku, hilang ntah bersama siapa dia menghilang. Cinta, sayang, dan kasih telah melebur menjadi serpihan pasir yang trbang melayang dengan angin. Ribuan butir pasir kini terkenang dengan kepedihan smuanya. Kini, smua telah mencapai akhir. Kesedihanku memuncak meletup letup diatas angan angan. Inginku merubah kenangan dulu, melupakan atau serta menghapus smua itu. Ingatanku tlah hancur lebur rusak dan mulai sirna semuanya. :(
Pertama, aku mau mmperkenalkan diriku. Aku, seorang gadis polos yang tak tau apa apa. Reni teman temanku memanggilku. Atau mungkin dengan sebutan muncil mereka memanggilku. Aku bersekolah disalah satu s.m.a di kota malang. Critaku ini berawal dari perayaan pensi di s.m.a ku. Saat itu, aku tak sengaja menemukan sebuah handphone. Ntah itu handphone siapa. "Hey teman, ini hapenya siapa? Kok ditinggal disini" tanyaku keteman teman ku. "Bagus a bagus aa? Kalau bagus, punyaku hahaha" kata resa shabatku mulai kelas 10. "Hush, gamungkin punya mu. Mana mungkin kamu punya hape sebagus ini hahahah" ejekku ke resa. Lalu resa menjelaskan ssuatu, lha ditngah tengah dia membicarakan itu, ternyata terdengar suara "tilut tilut tilut" hape itu berdering. Suara seseorang cowok bernada berat saat itu "halo.. " kata cowok itu. "Iya halo juga, ini siapa ya?" Tanyaku. "Lhoj kok ini siapa? Ini yang punya hape iini lha situ siapa?" Tanya nya lagi. "Eh maaf iya. Ini hapenya aku temukan dan niatnya mau dikembalikan. Maaf ini bisa dikembalikan dimana ya?" Tanyaku. "Aku tunggu di kelas ipa 2 di dket kolam ya?" Kata cowok itu. Aku, resa, dan 2 sahabat wanitaku bergegas menuju tempat itu. Sesampai disana "wow" aku terkejut. Ternyata disana ada rendi, cowok terkeren di skolahku. Cwok idola dari semua cewek cewek di sekolahku. "Huuuuuuuuuuuh amaziiiiing" gumamku dalam hati. "Wes sana kasikan ke sia, smoga aja memang milik dia. Byar ga ribet cari cari lagi" kata resa dengan sewot nya. "Yeeeeeeee iya iyaa. Gapakek sewot lagi!" Jawabku. Aku berjalan menghampiri si rendi. "Ini, benar milik kamu" dengan menyodorkan hape dan menundukan kepala. "Huuuuh syukurlah iya iya makasih" kata rendi smbil mengambil hapenya. Kemudian aku berjalan kmbali ke tmen tmen ku. Belum sampai 5 langkah, rendi memanggil "maaf tunggu sebentar, aku belum ngucapin trimakasih". Rendi pun mmenghampiriku. "Terima kasih ya.. kalau ga ada kamu yaa gatau lagi." Kata rendi. "Iiyaaa makasi juga. Eh maksudnya sama sama" jawabku gemetar. "Oh iya btw bisakah aku tau nama serta nomer kamu yang bisa aku hubungi?" Tanya rendi. "Mmmm maaf sebelumnya, buat apa yah.?" Tanyaku gemetar lagi. "Ya mungkin buat tambah temen atau apalah. Biar aku bisa mngingat kamu sebagai penyelamat hidupku" kata rendi. "Wiiiih romantiiiis" kataku dalam hati. "Iiiyaaa.. namaku reni, ini nomerku" sambil menyodorkan hape yang ada nomer ku. "Baik trimakasih, tunggu nnti aku hubungi yah" jawab rendi. "Iya samasama. Udah dulu ya" jawabku sambil meninggalkan rendi dan menuju ke teman teman ku. Sesampainya di teman temanku. "Plok" resa menamparku. "Gakurang lama tah? -_- kayak sinetron aja loh. Kita yang disini kayak rumput yang dianggep" kata resa. "Halah maaflaah.. lumayan kan cowok ganteeeng perfeeeect ga kayak kamu :p" jawabku mngejek resa. "Awas loh sampe suka!" Bentak resa. "Biariiiiin weeeek" kataku sambil berlari mninggalkan resa dan teman temanku. "Hngggggg" kata temantemanku sambil mengejar diriku.
Setelah kejadian itu, sering aku bertanya, apa itu cinta apa itu sayang dan apa itu kecemburuan. Aku sering menyangka jika resa slalu cemburu padaku karena kekanak kanakanku. Itu mungkin, tapi aku tak tau benar atau salah. Malam hari setelah rendi meminta nomerku, aku tunggu. Dan ternyata benar. "Teeng" hapeku berbunyi. "Hai" tulisan yang ada di pesan itu. Tapi saat itu tidak langsng aku balas karena aku pantang untuk membalas pesan yang tak jelas seperti itu. "Teeeng" pesan kedua masuk. "Maaf ini aku rendi yang tadi pagi. Maaf kalau sbelumnya ngga ada namanya" kata pesan itu. "Mmm iyaa rendi iya gapapa." Jawab ku. "Iya aku boleh kenal kamu lebih dekat kan" tanya rendi. "Wiiiiiiiih" kataku dalan hati. "Iya boleh kok asalkan sebatas wajar" jawabku. Setelah perkenalan singkat itu, aku lebih sering berpesan pesanan dengan rendi. Dan muali agak renggang dengan resa, padahal sebelumnya aku stiap saat dengan resa. 1 hari 1mnggu 1bulan aku mengenal rendi. Aku mulai dekat dengan rendi. Tapi itu yang mmbuat aku brubah dengan resa. Suatu saat resa berpesan pada ku "cil, sulit yah sekarang aku ajakin kamu keluar. Huuuuh kamu ws jalan diantara bahgiamu sendiri yah." Pesan itu hanya aku baca dan aku balas dengn "iya iyalaaaah.. apaan sasa iniiiiii... salahnya kamu weeek gadeket siapa siapa". Ntah petir apa yang menyambarku sehingga aku berbicara seperti itu. Aku ngga peduli lagi dengan sahabatku itu. Suatu saat, kira kira 4 bulan aku dan rendi kenal, akhirnya aku berpacaran dengan rendi. Aku sangat bangga berpacarn dengan rendi. Lagi lagi aku tak mnganggap ada sang sahabat kecilku. Aku ditembak rendi pagi saat acara senam di skolah ku. Huuuuuh so sweet pokoknya. Dan sewaktu istrhat aku kumpulkan semua teman temanku dan juga resa. Aku traktir mereka dengan makanan kesukaanku yaitu nasi goreng udang. Aku senang dan bahagia sekali. Tapi, di tengah tengah kita makan makan itu tiba tiba kulit tubuh resa berwarna merah meraaaah merona. " res, kamu kenapa? Udah gausah dimakan lagi" kata teni tmanku sambil memenampar sendok resa. "Apaan sih kamu, inikan dari muncil. Knapa ga dimakan." Kata resa marah ke teni. "Tapi, itu buat kamu alergi. Itu ada makanan pantangan kamu" bentak teni. "Alah gamungkin, reni pasti tau apa yang gak buat aku. Kan reni yang selalu melarang larangku." Jawab resa kesal. "Oke aku buktikan" jawab teni sambil menari reni kehadapan resa. "Apasih ten?" Tanya reni kesal. "Coba kamu jelaskan apa yang kamu pesan untuk rendi? Jelasin" kata tteni "biasalaaah cuma nasigoreng udang aja. Emang kenapa? Gasuka?" Jawab reni sewot. Teni menjawab "gila kamu ren!". "Sudah kenapa?!! Byar, mungkin reni lupa. Iya memang aku suka nasi goreng, tapi mungkin reni lupa kebiasaanya untuk menyisihkan udang di nnasigorengku. udah reni trima kasih aku ke u.k.s ya" jawab resa berdiri dan meninggalkan tempat. "Gila!" Bentak teni sambil berlari mngantar resa. Sontak, aku duduk trhempas. Pikiranku hancur, baru kali ini pertama aku menyadari perbedaanku. Perhatianku dan wktuku hilang bersama sahabat karibku. Tapi, saat itu aku msih masa bodoh dengan resa. Toh resa juga bukan pacarkan. Lbih baik rendiku :p
1 minggu berlalu aku bersama rendi. Tepat hari ke 7 setelah jadianku, aku jalan berdua dengan rendi. Ditngah perjalanan "plaaaaak!" Suara tangan resa menghantam rendi. "Hei! Jangan mainin reni bre****k!" Teriak resa sambil menindih rendi. Rendi hanya diam. "Plaaaak" sekarang giliran tanganku yang aku hantamkan ke wajah resa. "Apaseh kamu! Ngapain kamu! Kamu jangan sok deh!" Bentak ku. Resa pun berdiri. "Hey cil, dia itu bre****k dia duain kamu!" Kata resa. "Apase kamu! Kamu yang bre****k! Sekarang pergi! Benci aku padamu!"bentak ku. Stelah itu aku dan rendi bergegas meninggalkan resa. Aku mmbopong rendi. Saat itu aku malu berkenalan dengan resa. Aku sungguh maluu..
Hampir 6 bulan kini usia jadian ku, dengan usia setua itu, tambah banyak tmn tmnku yang mengatakan rendi si brengsek. Dan tepat di haru jadiku yang ke 6 bulan itu, aku menyusul rendi ke lapangan basket deket sekolah. Karena hari ini memang waktu rendi latihan basket dengan timnya. Tak ku kira dan ku duga, trnyata dihadapanku si rendi ku sedang bergandengan atau bahkan beciuman di saat latihan itu. Aku hanya melihatnya dengan tetesan air mata sedihku air mata resahku. Dan saat rendi menoleh ke aku lari. Aku lari tanpa melihat kanan kiri ku. Aku menyabrang tanpa berhenti. Ditengah tengah jalan itu, "bruak" ntah apa yang terjadi smua hitam. Dan saat aku bangun aku sudah terbaring di rumah sakit dengan prban di dahiki. Aku dirawat selama 1 minggu lebih. Dan slama aku dirawat itu tak ada satu teman atau sahabatku yang datang, kecuali rendi. Dia datang stiap hari dan mminta maaf. Tapi aku pun tak merespon dan mnganggap kita sudah tanpa ada hubungan apapun. 1 minggu berlalu, kini aku sudah pulang dari rumah sakit dan tinggal 1 hari besok aku bristrhat. Keesokan harinya, aku bingung untu tanya apa buat besok. Dan aku bingung tanya kesiapa. Aku geser kontak hp ku keasat kebawah, dan akhirnya aku melihat nomer resa dan ku pencet telpon. Aku tlpon ratusan kali tapi ttp saja "nomor uang anda tuju sedang tidak aktif". Oh iya, tanpa sadar juga besok adalah perayaan ultahku yang sweetseventen. Jadi aku byasa saja. Malah bbangga mungkin resa dan teman teman mau beri kejutan pada diriku.
Keesokan harinya aku pergi ke sekolah dengan byasanya. Aku masuk sekolah dengan melihat suasana sepi diskitarku. Dan aku tringat kalau biasanya ada resa yng slalu mengusiliku saat sperti ini. Aku berjalan melewati lorong dan berhenti di sebuah mading, karena ada ssuatu yang mengganjal. Aku putuskan brhenti. Trnyata ada tulisan "in memoriam" dengan photo resa ku sahabatku. Aku bergegas lari mnuju kelas. Di depan kelas trnyata aku sudah ditunggu teni. "Teni, maksd mading didepan apa yaaa? Trs mana resa, aku mau jailin dia." Kataku smbil sdikit trtwa. "Smua telah berakhir stelah kecelakaan itu merenggut nyawanya. Nyawanya hanya dikorbankan ke sahabat yang sangat dia cinta i dan dia sayangi. Dia mngkin bodoh atau mngkin tulus. Tapi taulah" kata teni. "Apa se maksud kamu te.. aku gapaham.. mana resa manaaaaaaa!" Kata ku smbil sdikit meneyeskan air mataku. "Dia sudah tenang di suatu tmpat, dia telah wktunya tersenyum disana, dan mungkin memang habis kontraknya untuk melindungimu. Ini dari resa buat kado kamu" kata teni sambil menyodorkan selari kertas. Aku pun membukanya dan trnyata isinya " he muncil, sweet seventeen ya habis ini. Selamat loh yaaaa.. tap loooh muncil dekarang jauh mbk sasa loh.. munciiil munciiiil kangen makan nasgor sng byasa kamu ambilin udangnya loooh.. kangeeeeeen. Oh iya cil aku mau ceritaaaa.. tapi yaaa bkalan buat sediiih.. gapap wes yaaa... sebener e loh rendi mu itu sudah jadian sama kakakku kira kira udah 1 tahun loh. Tapi aku udah nyampekin itu tapi kamu malah benci kaaan.. dulu aku juga pernah bilang kan jangan smpai suka, tapi malah kamu becandain.. wes nceb munciiil.. udah ciiil smoga surat ini ngga sakit sakit amatlah yaaa.. soalnya mngkin hbis ini aku bkal ngrasain sakit yang melebihimu.. mungkiiiin heheh weeeees habeedeeee sweeet sseventeeeen smoga ndang dapet sng lain eeee aku sayang kamu aku cinta kamu". "Bruak" aku jatuh dilantai. Aku merasa semua dunia ini runtuh menimpaku. Hancur lebur semuanya. Mungkin memang benar dulu kita punya perasaan. Tapi karena keegoisanku, kini bukan hanya aku yang kehilanannya.
Kini aku percaya apa itu sahabat dan apa itu kekasih. Sahabat juga bisa menjadi kekasih walaupun akan sulit untuk mngetahuinya. Smua sahabat, pasti ingin sahabatnya yang lain bahagia. Tanpa menghiraukan cara atau resiko yang akan dia ambil. Saat ini dan selamanya aku akn percya jika kekasih dan sahabat adalah dua sosok yang amat sangat berhubungan satu sama lain. Slamat jalan sahabatku dan juga kekasihku. Seandainya waktu bisa memutar waktu, hanya untuk mengucapkan aku juga sayang dan cinta kamu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
RomanceKisah hidup Reni si MUNCiL yang selalu berbelit dengan air mata dan kesedihan. Kebahagiaan seakan akan hanya menjadi mimpi belaka dalam perjalanan hidupnya. Datangnya berbagai sosok, bukan membuatnya lebih bahagia malah membuatnya lebih terpuruk dan...