CHAPTER. 2 "DIARY, Bantu Aku Yah"

230 5 2
                                    

Kini sudah hilang semua kenangan yang ada di dalam hidupku. Seseorangku, serta kekasihku tak pernah ada lagi. Hatiku beku bagai es di belahan kutub selatan. Dan sedingin air di Antartika. Namun , inilah hidup dan inilah pengalaman. Yang semula baik baik saja kini hilang menjadi kebahagiaan semata, dan akhirnya hilang musnah menjadi kesedihan yang berkepanjangan. Hati memang tidak pernah bisa ditebak arah dan jalannya. Begitu juga cinta. Kini aku telah belajar banyak tentang dia yang di namakan cinta. Dia yang selalu membuat ku bahagia, dan sedih secara bergantian. Dia yang membuatku lupa pada seseorangku yang selalu dekat dan selalu sayang kepadaku. Dan akhirnya aku kehilangan dia yang menjadi bahagiaku. Aku telah mencoba untuk pergi, namun usaha yang ku lakukan selalu kembali dan kembali pada dirinya. Dirinya memang bukan kekasihku, tapi dia sahabatku sekaligus teman hidupku. Pernah aku membayangkan aku bisa bersamanya, namun hilanglah sudah saat aku mengenal Rendi itu. Dia sahabatku yang semula ku percaya, musnah sudah setelah kejadian aku bersama Rendi dulu. 3 bulan sudah aku kehilangan Resa sahabatku. Kini aku berjuang sendiri dalam hidup. Dan ini adalah perjuangan pertamaku tanpa Resa sahabatku. Esok adalah ujian kenaikan kelas di sekolahku. Yang biasanya aku belajar semangat bersama. Kini seolah olah hilang dan tanpa semangat. Yang biasa aku selalu belajar pada minggu terakhir sebelum ujian, hilang sudah kebiasaan itu dn aku hanya diam dan tiduran di kamar.

"Ren!!! Besok kamu ujian, jangan menyendiri terus di kamar!" Teriak mamaku. "Iya mam, ini mau mandi dulu" jawabku teriak. Tak biasa aku semalas ini, aku biasanya bangun jam 07.00, mandi, ganti pakaian, dan lalu belajar. "Iiicccchhhh, kenapa sih pada diriku? Padahal sudah 3 bulan kamu pergi. Tapi kenapa aku masih merasa sesedih ini!" Gumamku dalam hati sambil menatap foto ku berdua dengan Resa sahabtku itu. Memang aku merasa hidupku setelah 3 bulan tanpa Resa sangatlah buruk. Aku menutup foto berdua ku itu dan memutuskan untuk mandi. Dan berganti pakaian. Seperti biasa aku memerlukan 1 jam waktu untuk melakukan kegiatan itu tadi. Jam di hapeku menunjukan pukul 09.15. Dan aku pun bergegas turun untuk makan. "Pagi mam.." kataku. "Pagi juga putriku.." jawab mamaku. "Mam, laper mam.." rengekku. "Laper ya makan Ren. Tuh di meja makan udah mama siapin" jawab ibukku sambil menuju meja makan. "Iya deh mam. Reni makan dulu deh mam" jawabku perlahan menuju meja makan. "Nanti setelah makan langsng belajar ya!" Teriak mama ku. "Iy mam" jawabku dengan malas. Aku pun makan dengan berbagai menu di hadapanku. Namun sama seperti sebelumnya aku hanya makan sedikit dengan lauk sosis kesukaanku. "Mam ini" kataku sambil menyodorkan sisa sisa makanan di meja makan. "Ih, tumben deh kamu. Padahal kamu malas akhir akhir ini jika disuruh mama bantu bersihin makanan" ledek mamaku. "Iya mam maafin Reni" jawabku merengek. Memang semenjak aku kehilangan Resa hidupku sangat berubah dan berbeda. Aku yang semula periang kini sering merenung dan melamun. Dulu aku yang sering bantu mamaku, kini akupun jarang keluar kamar ataupun membantu mamaku. Hidupku seolah olah tiada artinya lagi. Mama ku pun sering menasehatiku memberi motivasi pada diriku. Karena mamaku tau kalau ini lah kehilangan ku yang ke dua kalinya. "Huh" sering terucap kata lelah dalam hatiku untuk hidup. Namun, mama dn sahabatku lainnya yang menguatkanku.

"Mam, aku masuk ke kamar dulu yah. Mau belajar mam" kataku sambil naik ke kamarku. "Iya nanti kalau butuh apa apa mama di bawah ya, sayang" jawab mama ku. Seperti biasa, aku nyalakan mp3 ku dengan alunan lagu japan yang melow untuk menemaniku dalam belajar. Dengan suasana yang amat galau aku belajar PPKn untuk ulanganku besok. "Mmmmm tuhaaaaaaan kenpa aku seperti ini.. lindungi dia disisihmu tuhan" selalu kata kata itu yang terbesit dipikiranku. 3 jam aku belajar PPKn itu dan akhirnya aku tertidur. "Ren ren" terdengar suara seseorang. "Mmmm apaan sih ganggu aja!" Bentakku dengan kondisi nyawa belum full. "Hey! Ayo bangun. Katanya mau minta ajarin matematika" teriak seseorang itu di telingaku. "Ya Tuhan! Kamu Ten. Kok sendiri?" Tanyaku kaget melihat Tenia datang sudah datang. "Tuh liat Cindy sampai ketiduran nunggu kamu bangun" jawab Teni sambil menunjuk tempat tidurku. "Iyadeh iya maaf ayo belajar deh" kataku sambil membuka buku matematika ku. "Terus Cindy dibiarin gitu?" Jawab Teni dengan judesnya. "Iya deh aku bangunin" kataku sambil menuju tempat tidurku. "Hey Cin, bangung bangun bangun -_-" kataku sambul menepuk pipi Cindy. "Mmm apaan si mmaaa masih jam berapa ini?" Jawab Cindy ga sadar. "Woy! Kebakaran sayaaaaang" teriakku di telinga Cindy. "Masya'allaaah gustiiii.. paniiik! Paniiiik! Paniiiiik!" Teriak Cindy sambil berdiri diatas tempat tidurku. "Heey gilak kamu ngigonya" teriak Teni. "Ren, jangan keras keras ya becandanya" teriak ibukku dari bawah. Seketika pun hening dan "hahahahahahahehehehehewkwkwkw" kita brtiga tertawa. "Ssssssst pelan pelan" kataku. Kita bertiga pun belajar matematika mulai 13.00 sampai kira kira pukul 14.56 dan akhirnya kita bertiga pun tertidur pulas dengan sendirinya. Aku dan teman teman sering seperti ini di rumahku sebelum maupun sesudah Resa tiada. "Mmmmmmmm Ten, ini jam berapa?" Tanya Cindy sambil menyenggol Teni. "Mmm masih sore ini" sambil berusaha membuka mata dan melihat jam tanyannya. "Astaghfirullah" teriak Teni. "Udah Ten jangan ribut kenapa!" Jawabku. "Ini gilaaaaaaa! Sekarang sudah jam 18.45" teriak Teni. "Ya Tuhan, selalu deh keenakan" jawab Cindy sambil berdiri. "Ayo deh pulang" ajak Cindy. "Idih baru juga jam segini" rengekku. "Besok ujian, ntar dimarahin tauk" jawab Cindy. Mereka berdua pun bergegas untuk pulang. "Cil, anterin ke bawah" bentak Teni. "Iyelah ayo" jawabku sambil berjalan turun. "Loh sudah bangun kalian. Pas deh, ayo makan dulu sini" kata mama ku. "Makasih tante, lagi keburu heheh" jawab Teni dengan kalem. "Pulang dulu tante" kata mereka berdua. "Iya ati ati" jawab mamaku. Dan setelah itu akupun bergegas kembali ke kamarku. "Reni, kok malah naik? Ayo sini makan dulu" teriak mamaku. "Iya mam bentar mau beresin ini dulu" kataku sambil membereskan sisa belajarku tadi.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang