OL ~ 01 ✅

3.5K 148 4
                                    

OL ~ 01
.
.
.
MARCUS ANTHONY | POV
.
.
.
"Kau harus menggantikan posisi Alfiant sebagai queen, Marcus Rafael Anthony."

Pernyataan itu seakan petir di ruangan yang dingin tersebut. Aku tersentak dan langsung menatap tajam lawan bicaraku.

"Kau gila!" pekikku keras. Untungnya kami berada disebuah ruangan khusus untuk pasien VVIP di rumah sakit besar ini. Sehingga teriakkanku tak sampai keluar ruangan.

"Hanya itu satu-satunya cara untuk melaksanakan niat kita." balasnya tenang.

"Tapi--"

"Apa kau ingin orang lain menggantikannya dan mengetahui rencana kita?" potong Ben tegas. Aku terdiam.

"Saat ini hanya kaulah yang bisa menggantikan posisi Alfiant, Marc."

"Tapi jika aku sebagai penggantinya maka dia akan tahu keberadaanku?" tanyaku cemas.

Ia tersenyum. "Ya. Pangeran Elmo akan mengetahui keberadaanmu. Sekaligus membuka rahasia yang selama ini kita tutupi."

"Dan kau percaya padanya?" tanyaku tak percaya. Tatapanku menajam padanya.

Ia tetap tersenyum sambil mengusap puncak kepalaku. "Aku percaya padanya." tegasnya.

"Tapi dia kan--"

"Aku percaya padanya." ulang Ben tegas. Aku menggeleng bingung.

"Kenapa?"

"Karena dia orang yang akan mengembalikan kalian ke Halfa."

Aku menganga. "Bagaimana kau bisa seyakin itu?"

Ia tak melepaskan senyumnya. "Kau akan tahu jika kau sudah mengenalnya. Mengetahui sisi dirinya yang tak pernah diketahui publik. Menguak sosok angkuh dan arogan seorang Pangeran Elmo Nathael yang tidak kau sukai itu. Kau juga akan merasakan aura berbeda saat bersamanya. Itu sebabnya Alfiant menyukainya."

Aku mendengus dan mengalihkan pandangan. Ia benar. Walau aku tak menyukainya tapi dia memperlakukan Gii dengan baik. Bahkan Gii sangat mencintainya walau ia tahu ada wanita lain diantara mereka.

"Trust me, Marc. Pangeran Elmo bukan Chuck." tandas Ben. Aku tergugu mendengar nama itu.

"Dan Pangeran Elmo juga bukan dia." sambung Ben. Kali ini aku melotot tajam padanya.

"Siapa dia, Ben? Siapa namanya? Kenapa aku selalu mengingat sosoknya tanpa tahu wajah dan namanya?" semburku.

Ia, Benjamin Suarez, menghela nafas panjang. Ben membalas tatapan tajamku dengan sorot mata lembut dan kembali mengusap rambutku. Aku menampiknya dengan menjauhkan kepalaku dari jangkauan tangannya.

"Aku tak bisa mengatakannya, Marcus. Kau tahu sebabnya." balas Ben. Aku menjambak kasar rambutku dan berdiri membelakanginya.

"Sampai kapan kau menyembunyikan identitasnya, Ben?" tanyaku frustasi. Aku mendengar helaan nafas berat dari Ben.

"Sampai ia mencarimu." jawabnya. Aku mendecih pelan.

"Ia takkan mungkin mencariku. Kau tahu itu." kataku.

"Ia mencarimu, Marcus. Bahkan ia sudah menemukanmu." Aku menoleh cepat padanya.

"Benarkah?"

Ben mengangguk. "Apa aku pernah melihatnya?" tanyaku penasaran.

Kali ini Ben menggeleng. "Tidak. Tepatnya belum."

OBLIVIOUS LOVE [BxB] (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang