OL ~ 02
.
.
.
.
.
FLASHBACK ONSeorang remaja menatap tajam remaja lain dihadapannya.
"Kau tahu apa yang kau katakan?" pekiknya marah.
Remaja imut yang dihadapannya mengangguk pasti.
"Kenapa?? Apa alasanmu, Gii?" tanyanya frustasi. Remaja yang dibentaknya menjawab tenang.
"Karena dia jalan kita kembali kesana."
"Tapi kau straight!"
"Aku bisa gay untuknya." jawabnya santai.
"Kau gila!" seru remaja tersebut. Ia menjambak rambutnya sambil mendengus kasar.
"Jika bukan aku, siapa lagi?" tanya remaja imut itu.
Remaja pria satunya terhenyak dan menatapnya sendu. Tak ada lagi aura marah yang tadi ditunjukannya.
"Gii, aku..."
Remaja pria yang sejak tadi berdiri, bergerak menghampiri remaja pria yang duduk tenang di sofa dan langsung duduk disampingnya.
"Aku ngerti, Fey." ujarnya pengertian. Ditepuknya pelan tangan remaja yang berada disampingnya.
"Kau gak perlu berkorban untuk sesuatu yang gak kau suka, Gii. That's supposed to be me." ungkapnya lirih.
Remaja pria yang ternyata Alfiant itu tersenyum pada remaja dihadapannya.
"Tapi kalau kau gak suka melakukannya, percuma juga memaksakan diri." ujarnya bijak.
"Lagipula aku ikhlas kok melakukannya." lanjutnya santai. Remaja dihadapannya terbelalak mendengarnya.
"Jangan bilang...?" Alfiant hanya tersenyum.
"Gosh, Gii! Gak cukup udah liat aku yang akhirnya seperti ini?"
Alfiant menatap pilu remaja yang berwajah mirip dengannya. "That's not your fault, Fey. Semua itu tragedi yang gak diduga."
Remaja yang dipanggil Fey itu mendengus dan menghempaskan punggungnya ke sandaran sofa dibelakangnya. Wajahnya terlihat sedih dan menderita.
"Gak ada asap kalau gak ada api." ungkapnya pelan. Ia menundukkan kepalanya untuk menahan airmatanya.
"Tapi api gak akan tercipta jika gak ada yang membuatnya terbakar." Fey makin terisak dan Alfiant membantu menenangkannya dengan mengusap punggungnya.
"Ada banyak sebab yang memicu nyala api. Tapi yakinlah, setiap musibah pasti ada hal yang baik dibaliknya. Jangan tutup mata hatimu untuk sesuatu yang akan kau sesali kemudian. Apa yang kau alami adalah tragedi yang akan membuat kita belajar. Belajar untuk 'mengenal' kehidupan dunia yang sebenarnya." ujar Alfiant.
"Entahlah, Gii. Peristiwa itu sudah ninggalin luka dan trauma berkepanjangan untukku. Saat itu aku ingin lupain semua. Dan saat keinginan itu terwujud, aku justru merasa kehilangan." rintih Fey disela isakannya.
Alfiant menatapnya prihatin. Ia sudah mengetahui tentang terapi yang dijalaninya pasca peristiwa penyekapan yang dialami Fey.
"Kau akan menemukan potongan puzzle-mu yang hilang tanpa kau sadari." katanya menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIVIOUS LOVE [BxB] (On Hold)
Beletrie[ 27092015 - ] The second book of LOVE series Marcus tidak pernah menyangka, alur hidupnya akan penuh warna. Dimulai dari pernikahan saudara kembarnya, Alfiant dengan Pangeran Elmo hingga berbagai kejadian yang membuatnya terlibat dalam hidup 'suam...