Gadisku

2.2K 22 6
                                    

Masih inget cerpen Guardian Angel? Mo tahu gimana kisah selanjutnya? Sekarang aku mo coba bikin lanjutan ceritanya dengan "Eza" sbg sudut pandangnya. Menurut kalian endingnya gimana ya? Apakah akhirnya Eza dan Livia bersatu Atau sebaliknya? Lalu bagaimana Fabian? apakah dia akhirnya merelakan Livia untuk Eza? Ssssttt simpan dulu jawabanmu. Baca dulu ya! Selamat membaca. Yang belum baca GUARDIAN ANGEL baca dulu gih daripada bingung entar ama kisahnya, di sini nih http://www.wattpad.com/story/4950674?utm_source=android

Oh ya sekedar memberi tahu, ada sedikit perubahan dalam crta guardian angel, cma dr yg SMA berubah jd ank kuliahan, coz crta'a trlalu dewasa buat ank SMA yg kbnyakn ababil ya!

GADISKU

Jika dengan menatap wajahmu dapat kurasakan sejuknya jiwaku, takkan kubiarkan mataku terpejam sedetik pun. Jika dengan melihat senyummu dapat kurasakan damainya hatiku, takkan kubiarkan sedikit pun kepedihan menghampirimu dan melenyapkan senyummu. Gadisku, meski kau tak pernah tahu bahwa aku mencintaimu, aku tak peduli. Meski aku tak dapat memilikimu, bukan masalah untukku.

Hanya dengan melihat rona merah dan senyum manis bibirmu, itu sudah cukup bagiku.

Membeku di balik dinding kamar di mana Fabian dan Livia bercumbu. Bukan, mereka bukan sedang bercumbu, melainkan berbicara dari hati ke hati untuk saling membuka diri, dan saling memaafkan. Mereka telah kembali, kata cinta itu kini tak berarti lagi, kemungkinan untuk bersamanya telah sirna, mungkin kami tidak pernah ditakdirkan untuk bersama.

"Kamu sudah makan?"

Percakapan mereka masih terdengar jelas meski dinding tebal ini telah memisahkan kami.

"Aku belum makan, kamu lapar?" tanya Livia padanya.

"Ya, aku sangat lapar."

"Sebentar aku akan mencari Tante dan yang lain untuk membeli makanan agar kita bisa makan bersama di sini."

Aku menangkap suara langkah kaki Livia menuju pintu kamar. Segera kuhapus sisa-sisa air mata di wajahku agar Livia tak melihatnya.

"Za, Tante sama yang lain ke mana?" tanyanya sembari menoleh-nolehkan kepala mencari mereka.

"Sepertinya mereka ke kantin rumah sakit ini, coba kita cari mereka di sana," ujarku lalu berlalu pergi tanpa menatap wajahnya sedikit pun. Kami berjalan tanpa suara.

"Itu mereka Za!" Kata Livia menunjuk ke arah jam tiga kami. Aku pun mengikuti langkahnya menghampiri mereka.

"Om, Tante, Dhita," panggilnya pada mereka.

"Eh, kebetulan kalian ke sini, kami sedang memesan makanan, dari pagi belum makan pasti lapar sekali, kalian mau makan apa?" tanya tante Retno kepada kami.

"Kami pesan makanan yang sama dengan kalian saja, Fabian juga bilang kalau dia lapar Tan," ujar Livia.

"Ya sudah biar Tante pesan sekalian, kalian ke kamar Fabian aja duluan nanti Tante sama Om nyusul, kasihan dia sendirian," perintah Tante Retno yang di anggukkan oleh Livia juga Dhita sementara aku hanya mengekor di belakang mereka.

"Tadi ngomongin apa aja Kak sama Kak Fabian?" tanya Dhita padanya.

Livia hanya diam dan melirikku tidak enak atas pertanyaan Dhita, aku hanya tersenyum kecut pada diriku sendiri.

"Kami baikan lagi," jawab Livia sumpul.

"Serius Kak?"

"Ya." Jawabnya singkat.

Dhita memeluk Livia dengan senyum semringahnya, terlihat sekali kebahagian di wajahnya yang hampir saja kuhancurkan semalam.

"Jangan tinggalin Kak Fabian lagi ya Kak, aku mohon, dia sangat tersiksa saat tahu...."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GadiskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang