Prolog

93 6 3
                                    

Udara pagi itu terasa sejuk. Samar-samar terdengar kicauan burung dari kejauhan. Seorang anak perempuan berseragam SD terlihat memasuki ruangan kelasnya dengan langkah gontai, wajahnya tampak datar seperti biasanya.
Anak itu duduk di pojok belakang, kemudian membaringkan kepalanya di meja.

".........."
"RHEAAAAA!!"
"RHEAAAAAAAAA!!"
teriakan itu sukses membangunkanku.
Aku menatap sekelilingku, mencari si pemilik "teriakan maut" tadi. Ah sial, aku tidak menemukannya. Mungkin cuma halusinasi, tegas batinku.
"NYARI GUE?"
Suara itu membuatku kaget.
Tiba-tiba saja, Gladys sudah berada didepanku.
"PINJEM PR MAT LU!" teriaknya kasar.
"Sorry Dys, tapi Vinka udah minjem duluan"
Gladys melotot tajam ke arahku, aku hanya menunduk takut.
"WOY CULUN! KASI PR MAT LU SEKARANG"
"Tapi, Dys...."
Gladys menarik tubuhku kemudian mendorongku hingga terhempas ke lantai. Kepalaku mengenai ujung meja. Darah segar mengalir dari pelipisku yang robek.
"Hahahaha.. RASAIN LU!" Ujarnya sambil menatapku jahat.

Aku berdiri kemudian mengambil sehelai tissue dari tasku. Aku membersihkan darah yang sudah mulai mengalir ke pipiku.
Aku sudah tak tahan lagi menghadapi semuanya. Gladys dan gengnya selalu memperlakukanku dengan kejam. Aku tidak punya teman disini. Semua teman sekelas menjauhiku, malah terkadang mereka ikut menghina dan menertawakanku saat Gladys dan gengnya bersikap kasar padaku.

Keadaan seperti itu akhirnya membuatku depresi dan menjadi anak yang pendiam. Sebelum naik SMP, aku sempat punya teman dekat, Fiero namanya. Dia bersikap baik sekali padaku, dia selalu menghiburku saat aku menangis, membelikanku minuman, membantuku mengerjakan pr dan masih banyak hal baik yang dia berikan padaku. Aku menyukainya, begitu juga dengan dia.

Sampai akhirnya, kejadian pahit menimpaku lagi.

---------------------------------------------------

"Sorry Rhe, Aku harus pindah ke Melbourne" katanya perlahan.
"Aku gak punya teman lagi Fie.." balasku
"Di SMP, banyak hal-hal baru yang bisa buat kamu seneng. Percaya sama aku"
"Kamu yakin?" Ujarku dengan mata berkaca-kaca.
"Iya. Aku yakin." Tegasnya..

Aku pegang ucapanmu, Fie.


Bonjour! :3
Akhirnyaaa prolognya selesai juga..
Maaf ya agak gajelas gitu (maklum masih newbie banget.. hehe)

Chapter 1 coming soon ya
Ditunggu ajaaa XD
Jangan lupa vote and comment biar aku makin semangat lanjutin hehe :3
Merci :*


intro(vert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang