Desclaimer: Tadatoshi Sensei
Genre: Romance, School Life, Hurt/Comfort
Pair: [Aomine Daiki, Momoi Satsuki], Kuroko Tetsuya
Warning: Gaje, abal-abal, OOC, Alur ngebut, susah dimengerti, ide pasaran, Twoshoot!
Fanfiction by © Natsumi Hiyori
Touo Gakuen...
Teng teng teng.. terdengar bunyi bel yang menandakan kelas sudah berakhir. Semua siswa sudah pulang. Terlihat di halaman sekolahi dua orang yang sedang mengobrol sambil berjalan menuju rumah masng-masing.
"Satsuki, apa kau kosong besok?" tanya seorang cowok bersurai navy dan berkulit tan sambil menenteng tas di pundaknya.
.
"Hn? Tidak ada. Memangnya ada apa Dai-chan?" balas gadis bersurai gulali yang diketahui bernama Satsuki Momoi.
Aomine Daiki, cowok bersurai navy ini terlihat bingung dan gugup. Dia menyadari bahwa Momoi hanya lah teman sepermainannya hingga saat ini. Tetapi entah kenapa setiap melihat Momoi dekat dengan orang lain, dia selalu merasa marah dan tidak suka.
"A-Aku ingin memintamu untuk menemaniku pergi membeli sepatu basket lagi." Ujar Aomine di sela-sela wajahnya yang perlahan memerah.
"Hmm.. Baiklah.. Sepertinya besok aku kosong. Kau mau pergi jam berapa Dai-chan?"
"Sekitar jam 8 pagi."
"Kau yakin? Apa tidak terlalu pagi buat mu? Kau kan susah bangun pagi Dai-chan. Dan aku tidak mau membangunkanmu hanya untuk mengantarmu membeli sepatu basket." Omel Momoi sambil cemberut.
" Tidak perlu Satsuki. Akan kuusahakan besok bangun pagi. Aku ingin berlatih lagi."
"Baiklah kalau begitu. Jangan terlambat." Seru Momoi sambil tersenyum manis.
Aomine terpesona melihat Momoi yang tersenyum seperti itu. Seketika dada Aomine bergemuruh dan berdebar dengan kencang. Otaknya seperti tidak bekerja dan reflek memeluk Momoi. Momoi yang dipeluk Aomine hanya bisa tercengang. Mereka berpelukan lama sampai seorang bapak lewat dan berdehem kecil di dekat mereka. Seolah baru saja kembali kedunia nyata, mereka langsung melepaskan pelukan masing-masing dan menunduk malu sambil meminta maaf.
"Ma-maaf Satsuki. A-Aku.. A-Aku.." Aomine tampak gugup dan tidak tahu bagaimana menjelaskan sikapnya barusan.
"Hm-mm. Tidak usah dipikirkan Dai-chan. Aku tidak keberatan. Karena kau itu temanku yang sangat berharga." Sahut Momoi sambil tersenyum.
Setelah mendengar perkataan Momoi barusan, wajah Aomine seolah mendung. Entah kenapa dia merasa kecewa karena Momoi mengatakan hal barusan. Padahal jika dipikirkan, apa yang dikatakan Momoi itu benar. Dia hanyalah teman yang 'sangat berharga'. Dan mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah masing-masing.
Sesampainya dirumah, Aomine tidak mengucapkan salam dan langsung masuk kekamarnya. Tas yang di tenteng langsung dia lempar kesembarang tempat. Aomine langsung merebahkan tubuhnya di kasur kemudian menutup matanya dengan lengan kanan.
"Cih, aku kenapa sih? Kenapa rasanya sakit ketika Satsuki mengatakan itu?" Aomine bergumam kecil. "Sebenarnya apa sih yang aku rasakan sekarang?" Tanyanya dalam hati. Karena kelelahan, Aomine pun tertidur.
~Rasa Itu~
Keesokan harinya...
KRIIINGGG... KRIINGGG... KRIIINGG...
"Ugh.. berisik.." tangan Aomine meraih jam weker yang ada disamping tempat tidurnya. Mata yang semula tertutup langsung terbuka lebar ketika melihat jarum pendek menunjuk ke angka 8.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Feeling
FanfictionBagaimana perasaanmu ketika orang yang kau cintai memintamu menjodohkannya dengan orang lain? dan parahnya orang tersebut merupakan teman dekatmu dulu?