chapter 2

72 3 0
                                    

#Mia POV#

Kami mencari tempat duduk yang kosong di kantin, dan menemukannya di pojok.

"Kenapa gak duduk sama teman-temanmu aja?" Tanyaku setelah kami berdua duduk

"Aku tau kamu belum nyaman sama teman-temanku, jadi aku ajak kamu duduk berdua sama aku aja" aku pun hanya bisa tersenyum dengan penuh kebahagiaan. Niall Horan adalah orang yang pertama kali peduli denganku (selain keluargaku tentunya). Kami memesan makanan dan mulai makan dalam diam.

Dan sekarang jadilah aku menyetujui untuk pergi dengannya, karena Ia selalu memaksaku. Kenapa juga aku harus menurutinya, lebih baik aku sekarang ada di kamarku dan membaca buku.

"Hei, sudah siap?" Tanyanya. Kami sekarang berada di depan pintu rumahku

"Ya, memangnya kita mau pergi kemana?

"Well, aku punya rencana dan tugasmu sekarang hanya untuk mengikuti rencanaku"

"Terserah, Bu aku pergi dulu" teriakku dari pintu depan

"Ya, hati-hati ya" balas ibuku dari dalam rumah

"Hei kau melamun, lagi" Niall menyadarkanku dari lamunanku. Well, sepertinya dalam satu hari sepertinya aku banyak melamun.

"Aku tak apa, terima kasih sudah mau memperhatikanku"

"Sekarang itu adalah tugasku" katanya sambil tersenyum. Aku yakin senyum itu adalah salah satu hal yang paling aku sukai mulai saat ini.

Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum.

"Senyummu sangat indah, aku janji aku akan berusaha untuk terus menghadirkan senyum itu di wajahmu" katanya. Dan dia berhasil membuat wajahku memerah.

"Hei, boleh aku bertanya satu pertanyaan kepadamu?" Tanyaku

"Yap, apa saja"

"Kenapa kau mau berpacaran denganku?"

"Aku menyukaimu"

"Kau berkata yang sesungguhnya?" Tanyaku yang meragukan jawabannya

"Tentu saja. Jawaban itu dari lubuk hatiku" jawabnya yang langsung membuat wajahku memerah.

"Sepertinya membuat wajahmu memerah adalah hal kedua yang kusukai sekarang" katanya

"Apa yang pertama?"

"Membuatmu tersenyum"

Dan dia berhasil. Dia membuatku tersenyum. Jika itu adalah hal yang disukainya aku akan berusaha untuk tersenyum setiap kali didekatnya.

Bel masuk kelas berbunyi. Aku dan Niall berjalan masuk ke kelas kami masing-masing. Niall menggandeng tanganku lagi saat kami berjalan. Dan kejadian tadi terulang lagi, aku dan Niall dihujani tatapan setiap kami berjalan melewati lorong sekolah. Aku sepertinya tak akan terbiasa dengan keadaan ini.

Tapi aku merasakan sensasi saat Niall memegang tanganku. Seperti kupu-kupu yang menari di perutku. Aku merasa takut karena aku tak tau perasaan apa ini, selain itu aku juga senang karena sensasi ini mulai membuatku nyaman.

Sesampainya di depan kelasku Niall melepas tanganku dan Ia pun mencium keningku lalu berbisik di telingaku
"Aku tunggu kamu di tempat parkir" aku pun hanya bisa mengangguk. Aku mulai bisa merasakan kupu-kupu itu lagi.
Niall berjalan menjauhiku dan menuju kelasnya.

Aku memasuki kelas dan langsung duduk di tempatku, yaitu di belakang kelas. Aku memang lebih suka menyendiri karena pembicaraan anak lain membuat konsentrasiku hilang.

Hari ini adalah hari ini kedua kalinya Niall Horan, cowok paling diincar cewek-cewek di sekolah mengajakku pergi kencan. Sungguh, aku tak tau apa yang ada dipikirannya. Padahal banyak cewek yang lebih cantik dari aku yang mengejarnya, tetapi Ia malah memilihku.

"Jadi, bagaimana kencan tadi?" tanyanya setelah kami pulang dari makan malam

"Tak buruk, tapi terima kasih sudah mengajakku"

"Sama-sama princess"
Aku mengabaikan kata-katanya

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanyaku

"Tentu saja"

"Mengapa kau memilihku, mengapa kau tidak memilih cewek-cewek yang lebih cantik dari aku?"

"Karena menurutku kau berbeda dari yang lain"

Bel sekolah berbunyi, aku pun membereskan mejaku dan mulai berjalan ke luar kelas menuju tempat parkir di mana Niall sudah menungguku.

"Hei sudah siap?" Tanyanya yang melihatku berjalan menuju dirinya

"Yap"
Ia pun mengantarku menuju rumah.

FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang