Dechoff

19 0 0
                                    

"Flarea Davenag, Oeba Djokovic, Miena..." Bagus, namaku dipanggil. Aku benar-benar tidak mau masuk jurusan ini. Bioengineering dan teknologi. Apanya yang menyenangkan? omong kosong.

Aku berjalan menuju hall tempat para pemula dechoff berkumpul.
"Selamat datang para pejuang dechoff, saya yakin bahwa tiap-tiap orang disini memiliki kapasitas otak lebih daripada yang lainnya. Gunakan otak-otak serta pemikiran kalian! ubahlah takdir dan ubahlah zaman. ciptakan sesuatu yang membuat kalian senang, bukan hanya tentang visi misi sigris, tapi tentang pengetahuan dan kedamaian." Pak Demian berkhutbah dihadapan kami. maksudnya apa? jadi kita hanya bersenang-senang disini?

Aku berjalan tak tentu arah. Aku bingung apa yang harus kulakukan. Apa yang harus kuciptakan untuk mengalahkan para Ovestian. aku melamun dan mondar-mandir seperti orang gila.
"hei nak, ya kau. Kenapa kau tampak bingung?" wajah Pak Demian tepat didepan wajahku. "bersenang-senanglah nak. kamu paham maksudku?" aku menggeleng. Semua orang memakai jas lab itu memandangiku. "Kau Davenag putri Phillipe kan? tatap mataku, dunia akan hancur, dunia akan hancur, ulangi kata-kataku" aku terus mengulanginya dalam hati."Tapi aku akan bersenang-senang dalam kehancuran. Ulangi kalimat itu" Aku tidak bisa, bagaimana mungkin.."dunia akan hancur jika kita diam, maksudku bersenang-senang adalah nikmati waktu kehancuranmu, rasa itu akan melucuti segala harga dirimu. Engkau akan mempersembahkan yang terbaik untuk kehancuranmu, seperti masokis yang menguasai dirimu"

1 April 2200
Ruangan Demian

Aku benar-benar tidak percaya beliau mengundangku makan malam di kantornya. maksudku untuk apa?  "Nona Davenag, silakan duduk" aku duduk di salah satu sofa panjang miliknya. "Kau tahu, aku sedang mengembangkan ini"  beliau menunjukkan sesuatu seperti rancangan di atas kertas perkamen. Tertulis oleh Leonardo Da Vinci. Kuno sekali memakai kertas perkamen yang bahkan di generasi sebelumnya pun sudah hampir punah. "Da Vinci?" aku tertarik menyentuhnya. "Jangan disentuh! perkamen ini sangat rapuh. Gambar ini adalah rancangan alat teleportasi yang sempat dipikirkan oleh salah satu ilmuwan terbaik zaman dulu" 

Teleportasi? maksudmu pengalihan suatu massa organik ke tempat yang berbeda tanpa perantara? hampir mustahil. "Aku tahu otakmu memiliki volume berpikir yang luar biasa. tes yang kamu lakukan kemarin menandakan kau anak yang jenius. bisakah kamu membantu kami?"

Saat membaca perkamen tersebut, aku sempat berpikir tentang jalan pikir Da Vinci ini. Pemindahan dengan teori perpindahan atom? apakah maksudnya adalah kuantum? elektron yang loncat kesana kemari melintasi orbitnya. "Mr. Demian, apakah ada yang salah dari sini atau aku yang salah?" "apa maksudmu nak?" "Ini tentang teori kuantum kan? seperti mentransfer energi gelombang elektromagnetik?" "Seperti itulah, bisa dibuat nirkabel tanpa perantara. Jika bisa memindahkan atom satu persa-..." "Kenapa tidak memakai teori relativitas dasar Albert Einstein saja? jika energi dapat mengubah massa dikali cahaya kuadrat, maka jika dibalik, massa akan mengubah energi dibagi cahaya kuadrat. kita bisa mengirim energi dan mengirim massa ke tempat yang berbeda."

"Pemikiran yang bagus Flare, kami juga sempat berpikiran begitu. Tapi alat kami selalu tidak sempurna..." aku tidak mendengarkan ocehan Demian. Yang aku pikirkan hanya satu, apa ynag bisa kulakukan untuk mendamaikan dunia dengan proyek sesederhana ini? Aku terus memikirkannya sampai menuju kamarku di sel nomor 2. aku selalu melamun dan berpikir keras. Bagaimana bisa mengirimkan manusia menuju ke alam lain? mengubah manusia menjadi energi yang melebur menjadi cahaya? sekecil debukah? atau mungkin... aku bisa berbuat yang lainnya seperti terkoneksi dengan dunia lain? ahh aneh sekali. Tidak mungkin.

2000Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang