Tetes-tetes hujan membasahi sore itu
Membasuh debu-debu yang mengotori mata
Mengusik sendu jiwa tercela
Akal seakan terhenti, guruh menyepi
Air yang menjatuh perlahan dari balik gemawan hitam
Dingin ke tulangan.Di sudut hujung bucu kamar tersandar lembar tua, sepi menanti
Biarpun dibuangan, selimut itu tetap hadir, mendakap erat sesusuk dalam gigil sejukan.
Biar tidak terkosong jiwa.Terkadang serasa hidup setiap manusia ini pantas memerlu hujan dalam diri
Dan selimut di sisi.
Biar terbit penghargaan pada sabda Pencipta alam.