“Rina! Melamun? “ seru mbak Maya meyadarku dari ingatan peristiwa keguguranku yang pertama
“i-iya mbak Maya kenapa?” jawabku pelan
“bagaimana suami kamu, nanti kamu bisa anterin aku ke toko kue kan?” tanya Mbak Maya lagi
“iya mbak bisa” ucapku sambil memasukan pakaian kerjaku kedalam tas.
Sebenarnya Mas Aldi tidak mengangkat telponku tadi. Dan aku juga tidak mau mengganggu dia hanya untuk menanyakan kapan dia pulang. Dia sedang berusaha agar dipromosikan sebagai supervisor dikantornya. Jadi aku hanya mengirimkan pesan pendek padanya yang mengabarkan bahwa aku pulang agak terlambat untuk mengantar Mbak Maya mencari kue ulang tahun anaknya.
Seharusnya anakku sudah berusia 8 bulan saat ini, kalau dulu aku tidak ceroboh dikamar mandi.
***
Kudengar suara pintu yang dibuka, disusul suara sepeda motor masuk kedalam rumah. Mas Aldi pulang pikirku. Dengan segera aku berjalan ke arah pintu depan untuk menyambutnya dengan mencium tangannya, dan mengambil tas kerjanya. Setelah itu kuteruskan acara memasak makan malam kami.
Tiba-tiba sebuah lengan memeluk pinggangku, aku pun menoleh kepadanya
“masak apa sayang?” tanya mas aldi sambil mencumbu pipiku
Aku merona dibuatnya. “ngg, masak opor ayam kesukaan mas” jawabku sambil berusaha melepaskan pelukannya
“jangan dilepas dong sayang, aku masih kangen sama kamu” rengeknya dengan tetap memeluk pinggangku dari belakang
“nanti santannya pecah, kalo kamu masih ngeganggu aku” kataku sambil memukul tangannya
“ya udah, kalo santannya pecah, kita makan diluar aja” jawabnya dengan mesra dan dengan kedipan genit setelah itu diletakkannya dagunya ke bahu ku manja.
Aku berputar dan menatap matanya, kumiringkan kepalaku sedikit kemudian menyipitkan mataku “ada yang aneh, biasanya kamu paling suka sama opor ayam?” curigaku kepadanya
“hari ini aku naik jabatan” bisiknya ditelingaku.
“Serius Mas?Alhamdulillah kalau begitu.. Selamat ya, semoga dengan pekerjaan yang baru bisa lebih siap. Biasanya, tanggung jawabnya bertambah.” kupeluk erat Mas Aldi. Mas Aldi pun membalasnya dengan mencium bibirku.
"Mas" kataku terengah-engah sambil melepaskan ciuman kami. "nanti aja perayaannya, aku masih harus masak lagi" lanjutku tidak nyaman.
“Ïya Sayang..Makasih ya.. jadi ngga mau makan diluar nihh? “ goda mas Aldi lagi.
“Hmm.. ngga usahlah, lebih baik uangnya ditabung untuk beli rumah kita nanti mas, masa kita seumur hidup bakal tinggal disini terus sih” candaku. “Dan opor ayam ini aku masakin khusus buat Mas dari hati ”, kataku sambil terus mengaduk opor ayam yang hampir matang dipanci
“Ahh, istriku ini.. Sudah pandai menggoda suami ” kata mas aldi sambil melepaskan pelukannya
”kan yang ngajarin Mas.. ” senyumku padanya
“ya sudah, mas mandi dulu yah sayang” katanya sambil mencium pipiku
“iya, uda bau kecut niih” balasku untuk menyembunyikan rona merah di pipiku akibat godaan Mas Aldi tadi.
***
“Oh iya, tadi kamu pergi kemana? Maaf aku ngga bisa bales soalnya lagi ngomongin kerjaan baru sama si boss.. ” tanya Mas Aldi ketika kami hendak menikmati makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
a baby for you
Romanceketika hidup sudah mulai tidak sesuai dengan apa yang aku impikan, akankah aku masih kuat menjalaninya..