six

13 2 0
                                    

Gue mau make pov nya dengan aku kamu aja kali ya? Biar lebih sopanan dikit hahhah.

-------

Halla pov

Sekarang aku sedang berjalan ke arah perpustakaan. Disini sepi, pandangan ku menyapu sekitar. Dan mata ku berhenti pada seseorang yang sedang memainkan DSLR nya itu. Aku memerhatikannya lama, hingga dia melihat ke arah ku lalu tersenyum tipis dan terlihat sangat manis. Mungkin dia merasakan ada hawa seseorang disekitar maka di melihat ku.

Dan aku membalas dengan senyuman juga, aku masih tetap diam di depan pintu perpustakaan. Dan dia menghampiri ku.

Sedari tadi aku masih senyum melihatnya yang sedang berjalam menghampiri ku.

Dia tersenyum sangat jail. Dan mengangkat DSLR nya yang sedari tadi ada di tangannya dan dia letakkan di depan mukanya, mata nya menyipit, mempokuskan objek yang ingin dia potret.

Jpret

Cahaya yang keluar dari DSLR nya menyinari tubuhku dan juga tempat disekitar ku. Bentar

Apa dia memotret ku?

Ah benar benar bodoh aku ini. Kenapa aku tidak menyadarinya?

Disini sangat mendung mungkin akan hujan, dan juga lampu disini tidak terang. Membuat tempat ini gelap. Mungkin dia memakai cahaya itu untuk menyinari objek nya. Objek itu aku.

Dia tertawa karena melihat muka ku dengan alis berkerut. Tak lagi senyum, mungkin tadi dia memotret ku sedang senyum.
Dia berjalan mendekati ku dengan cepat. Dia mematikan DSLR nya dan menggantung nya di leher.

"Apa sih ka. Foto foto aja tanpa dapat persetujuan gue."

"Emangnya harus ya gue minta izin buat ngambil foto lo?" Dia ketawa miring.

"Harus lah. Foto gue ga gratis ka. Bayar lo!" Aku menyodorkan tangan ke arahnya.

"Iya tar gue bayar. Mau apa lo?" Hah? Dia beneran? Padahal aku hanya bercanda.

"Mau hati mu. ea ea ea" jawab ku jail dengan muka datar. Dan langsung memasuki perpustakaan. Tempat tujuan ku tadi. Dia ketawa dan terdengar ke seluruh penjuru ruangan ini. Untung saja tak ada guru. Tapi tenang aja ko disini ada sctv.

"Gue serius 'halla'." Ucapnya setelah berhenti tertawa dan Dia menekan namaku.

"Yailah. Gue cuma bercanda sih ka. Lo simpen aja tuh foto, pas lo lulus pasti lo akan kangen sama gue jadi lo simpen aja, biar lo inget terus sama gue."

"Lagian gue masih banyak foto candid lo di camera gue." Ucapnya pelan dan langsung menutup mulutnya kasar.

"Hah serius? Wah lo ngefans sama gue ya? Mau minta tanda tangan?" Dia gelagapan.

"Ih gue cuma bercanda sih, jangan ge'er, blee." Jawabnya, bercanda? Mungkin, wajahnya saja sudah berubah jadi jail.

"Serah lo dah ka! Tapi gue pesen jangan apa apain tuh foto dan jangan santet gue." Wkakkak garing.

"Yeuh gue ga sejahat itu kali." Dia ketawa dan gue juga ketawa.

Sekarang aku sudah di kelas, tadi diperpustakaan aku hanya meminjam buku kimia saja, untung gurunya sudah datang, jadi aku bisa meminta izin.

Tadi itu ka miki, setelah aku balik ke kelas dia juga balik ke kelasnya.

Sebelum balik ke kelas kita mengobrol tentang acara yang 3 hari lagi diadakan oleh eksul pencipta alam.

Sesampai dikelas. Aku hanya diam memperhatikan orang orang disini yang sedang tertawa tawa, ngegosip ria. Aku itu sering berubah sifat, iya berubah, kadang aku gila dan kadang juga aku calm gini. Entah lah aku juga bingung.

Pandangan ku tiba tiba tertuju pada seseorang yang sedang memainkan iphone nya. Bukan, bukan orangnya tetapi mata nya.
Entah ada apa dengan mata itu tapi rasanya aku merasa aneh. Dia Ve.

Gatau kenapa?. Setiap urusan apapun aku selalu bersama Ve. Melibatkan Ve. Teringat Ve. Mungkin Ve jodoh aku? HAHAHA. gaapaapa kali ya? Cogan begitu.

Memikirkan itu membuat bibir ku naik ke atas. Iya membuat senyuman. Dan kadang tertawa kecil. Aku masih dalam posisi melihat dia. Tapi mata ku tidak terus menatap dia dan aku ingin melihat matanya tetapi dia sudah terlebih dahulu memerhatikan ku dengan tampang membunuh.

'Mungkin dia benci sama gue' seruku dalam hati.

Aku mulai mengoreskan pena ku di buku berwarna biru muda. Aku menulis rincian kata kata dihalaman belakang, karna halaman lain sudah penuh dengan desain desain ku, mungkin aku harus membeli buku serupa nanti.

Mata itu?..

Gue suka mata nya.

Rasanya aneh. Gue ga mau berpaling dari mata nya.

Mata nya lucu.

Mata nya unik.

Mata nya cantik.

Mata nya bikin kehangatan.

Dan mata nya itu agak familiar.

Gue sering liat mata nya, tapi dimana? Kapan? Ya seinget gue, gue sering banget liat mata itu. Tapi dulu. Iya mungkin dulu. Karna gue ga bisa inget siapa yang mempunyai mata yang sama seperti itu.

"Cie galau." Teriak seseorang dari belakang ku. Pasti itu audi. Sebelum aku melihat ke arah nya aku sudah terburu buru menutup buku ku dan langsung menaruh di tas.

'Mungkin lain kali gue lanjutin. Audi kampret ngambil kesempatan galau gue terus." Gerutu ku dalam hati.

"Tumben galau. Biasanya udah kayak belatung nangka." Cibirnya.

"Suka suka abang nya de" jawab ku malas.

"Oiya gue mau curhat nih bang" katanya audi antusias. Curhat? Paling juga curhatan tentang vero.

"Tadi kan vero senyum ke gue lho hal. Terus terus dia nanya in gini 'eh audi apa kabar?' Gitu hal. Yampun seneng nya diri hambah ya tuhan." Jelasnya antusias dan merebakan kepalanya dipundak ku, matanya masih berbinar binar menatap atap kelas ini.

"Siapa? Siapa?" Tanya ku antusias.

"Savero kadafi dodol kan tadi gue ngomong." Vero lagi vero lagi kan aku bosen.

"YANG PEDULI." Lanjut ku dengan muka datar.

Plak

"Kampret lo ah" dia mejitak ku dan mengecutkan bibirnya sok imut. Ue ueee.

"Kambing, jangan jitak jitak pala gue."

"Yaudah kalo ga, lo gue jedotin aja ke tembok. Mau ga?"

"Jangan tar pala gue berkembang biak. ada dua"

--------

Readernya tambah dikit yah?:)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VELLOAWhere stories live. Discover now