Dalam sela-sela sajak ini, aku menemui kamu dengan nama rindu. Rindu yang berjuntaian pada dada langit malam bertemankan bintang berserakan tapi tak ada satupun yang menyerupai terangnya kamu.
Dalam sela-sela sajak ini, aku menemui kamu dengan nama kasih. Kasih yang memenuhi perut awan pada dada langit biru yang mahu dimuntahkan dengan tujuh warna pelangi tapi tak ada satupun yang membias kamu.
Dalam sela-sela sajak ini, aku menemui kamu dengan nama sepi. Sepi yang memenuhi segala lohong hati dengan dentingan not-not minor yang mahu dimainkan tapi tak ada satu bunyi pun semerdu kamu.
Ini namanya apa? Bila ku tulis, desah nafasmu yang ku dengar. Bila ku baca, suara kasarmu yang berdendang.
Ini namanya apa? Bila dalam sela sajak yang ku jumpa cuma bayangmu.