Chapter 6: Malam Pertama

34.2K 1.1K 28
                                    

Eva POV
Akhirnya perutku terisi juga setelah berjuang mati-matian menahan lapar akhirnya aku kenyang juga. Perut kenyang hati pun senang. Kini situasi ballroom tempat acara syuting kali ini diadakan tampak lengang. Para figura sudah pulang sepertinya sama seperti para kru yang lain. Hanya ada beberapa artis dan aktor yang masih tinggal bercengkrama termasuk cowok batu. Kini mereka tengah berdiri di depan tumpukan kado-kado yang menyerupai bukit warna-warni. Apakah semua kotak-kotak itu ada isinya? Bisa rugi sutradaranya. Aku berjalan mendekat ke arah mereka mungkin ada yang perlu ku bantu, mungkin untuk membuang kardus-kardus kosong tak berisi itu yang sudah menggunung.

"Ada yang bisa ku bantu?" tanyaku pada mereka.

"Tidak sayang. Kamu istirahat saja" ujar seorang wanita yang tak ku kenali siapa namanya.

Tapi sepertinya di sinetron kali ini dia sebagai ibu dari pria batu deh. Kenapa? Ya karena sedari tadi ia selalu mendampingi kami gitu.

"Jadi skarang aku bisa pulang?" tanyaku bersemangat

"Oh ini sudah malam sayang. Kita menginap di sini malam ini besok baru pulang"

"Yaa" ujarku kecewa.

"Kamu tidur di kamar yang tadi ya" ujarnya lagi.

Aku hanya mengangguk dan berjalan lesu ke lantai 3 tempat kamarku berada.

Tristan POV
"Ma. Aku tidak mau sekamar dengan dia" rengekku pada mama. Aku takut nanti dia akan menyerangku saat aku terlelap.

"Kenapa sayang? Dia kan istrimu. Jadi sah-sah saja kalian sekamar"

"Tapi ma. Bagaimana kalau dia menyerang Tristan. Trus hamil gimana?"

Plak...
Aduh mama di keadaan darurat gini masih doyan mukul-mukul pala aye. Harus pergi ke dokter saraf kali aku siapa tahu ada yang rusak akibat ulah bringas mama.

"Mana ada kamunya hamil. Dia yang hamil"

"Aku takut ma"

"Oh tidak sayang. Itu memang tugas suami istri melakukan hubungan blablabla" ujar mama mengedipkan sebelah matanya. Membuatku tambah ngeri.

"Aku tidak mau ma" rengekku.

"Mama mau cucu sayang. Cuman kamu anak mama jadi berikan mama cucu 10"

"Apa???!! 10?? Yang benar saja ma."

"Sudah-sudah pergi sana temui istri cantikmu itu dan bersenang-senanglah" kata mama sambil mendorong-dorong tubuhku.

Emangnya aku troli apa pake acara dorong-dorong segala.

"Cantik dari mana. Wajahnya aja mirip kunti" cibirku

"Kalau dia kunti kamu genderuwonya" ujar mama membuatku tambah jengkel.

Dengan sangat-sangat berat hati aku berjalan menuju lantai tiga tempat kamarku dan kamarnya terletak. Aku lebih memilih menaiki tangga daripada harus naik lift biar agak lama nyampenya. Kali aja nanti dia udah bobo-bobo cantik gitu eh salah bobo jelek.

Kini aku berdiri di sebuah pintu kamar bertuliskan 115. Ya inilah kamarku neraka. Aku menempelkan kupingku di pintu mencoba mendengar apa yang sedang terjadi dalam kamar ini. Sunyi. Yess ternyata dianya tidur.

Author POV
"Oh yang benar saja. Aku harus memakai pakaian ini?" tanya Eva pada dirinya sendiri sambil melihat-lihat sebuah baju lingerie pink di tangannya.

Saat ini ia sedang berada di kamar mandi. Sehabis mandi ia membuka lemari kecil dalam kamar mandi dan hanya menemukan piyama laki-laki dan lingerie dan dalaman. Ia menghembuskan nafasnya dan memakai lingerie itu dan melihat penampilannya di cermin besar.

Crazy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang