Chapter 19: Eva galau

17.6K 757 19
                                    

Tristan
Sekarang kami di jalan menuju rumah. Seusai Eva melihat pangeran impiannya yang akan memiliki dedek bayi, kami segera pulang. Ku lirik dia yang tengah duduk di sampingku. Tatapannya kosong ke depan. Namun sekarang sudah tak ada air terjun di wajahnya yang mengalir dari matanya mungkin dianya lagi musim kemarau. Dapat ku lihat dengan jelas dari sini bahwa ia sakit hati. Hahaha
Telur-telur ulat-ulat kepompong kupu-kupu kasihan deh lo.

Kembali ku fokuskan pikiranku ke jalan.

"Huff" ia sedang menghembuskan nafasnya berat. Seberat apa sih masalahnya. Baru putus sama pacar, galaunya udah minta ampun. Gimana kalau suaminya meninggal? Bisa-bisa dia menjerit-jerit di makam suaminya. Tapi, aku kan suaminya. Nggak-nggak deh. Kata-kata yang tadi jangan dibaca ya.

Akhirnya kami tiba di rumah. Seusai menyimpan mobil di bagasi aku segera keluar. Namun si lampir belum juga keluar. Terserah deh, nanti juga takut kalau ada suara aneh, toh dia paranoid gitu. Jadi ku tinggalkan saja dianya sendirian. Huam.. aku sangat mengantuk kali ini. Lebih baik aku istirahat saja.
****
Karena tuntutan tenggorokanku yang haus, dengan terpaksa aku harus bangun di tengah malam begini. Sial, aku lupa menyiapkan air di nakas. Terpaksa deh harus ke dapur.

Saat aku menuruni tangga, langkahku terhenti melihat pintu yang menghubungkan bagasi dengan rumah masih terbuka. Dasar cewek bodoh. Kenapa sih dia nggak tutup tuh pintu. Ia aku tahu dia lagi galau tapi nggak usah sampai lupa tutup pintu juga kali. Dengan mengomel aku berjalan ke arah pintu tadi. Belum pintunya tertutup sempurna, samar-samar ku dengar suara isakan. Ku pertajam indra pendengaranku, ya betul ada seseorang menangis. Jangan-jangan ada kuntilanak yang lagi nyari anaknya. Ampun deh, aku nggak ngumpetin anakmu ibu kunti.

"Hiks hiks. Kamu jahat" katanya disela tangisnya.

Apa aku jahat? Kok jahat sih, kan bukan aku yang hamilin bu kunti, bunuh bu kunti apalagi nyembunyiin bu kunti. Malah aku baik kasih bu kunti tempat malam ini. Kurang baik apalagi coba.

"Benci..benci.."

Kalau mau benci ya nggak apa kok. Kan aku nggak kenal sama bu kunti.

"Aaa!! Huhuhu." jeritnya.

Aku segera berjalan menuju bagasi. Kalian tahu apa yang ku lihat? Kosong. Tak ada apapun di sini, gelap. Suasana semakin mencekam, di manakah si bu kunti bersembunyi? Dengan langkah sangat pelan, ku susuri bagasi ini.

"Huhuhu. Hiks hiks" sepertinya suaranya dari sudut sana. Kini aku berjalan ke sana, pelan-pelan tentunya.

"Kenapa? Kenapa? Soni jahat!!!" ucapnya histeris. Soni? Apa Soni yang menghamilimu bu kunti? Dasar dia memang jahat. Ku sarankan kau pergi membunuhnya saja.

Aku segera duduk saat ku rasa jarakku dengan bu kunti sudah dekat.

"Bu kunti kenapa?" tanyaku walaupun aku tidak tahu bu kunti lagi di depanku atau dimana.

"Tristan!!" serunya dan segera memelukku dari samping. Ternyata dia disampingku toh.

"Hiks..hiks.. kenapa kamu nggak ngomong" ujarnya. Kini aku tahu yang menangis dan menjerit tidak jelas dari tadi adalah Eva. Ngapain dia masih ada di sini. Jadi sedaritadi dia menangis di sini? Cepat banget ya berganti musim. Tadi kemarau kini udah hujan lebat diiringi topan.

"Hiks..hiks.."dia masih menangis. Dengan ragu ku dekap dia dalam pelukanku. Aku benar-benar tidak bisa melihat wanita menangis.

Tangisnya semakin menjadi-jadi. Hatiku teriris mendengar tangisannya yang pilu. Kami berada dalam posisi ini cukup lama. Kira-kira 20 menit. Aduh badanku pegal-pegal gini terus.

Tangisnya sudah berganti menjadi sesenggukan. Aku membantunya berdiri dan membawanya keluar dari bagasi. Kasihan dia kedinginan di sini.

Dengan bantuan lampu, aku dapat melihat wajahnya yang begitu kacau. Ku elus rambutnya, mencoba memberikannya sebuah ketenangan. Air matanya masih saja mengalir. Segera ku dudukkan ia di sofa dan memberikannya segelas air. Ia menggeleng pelan, ia menatapku. Dari tatapan matanya dapat ku lihat ia yang sangat terluka. Segitu terlukanya kah? Apa sih yang ada di Soni sampai-sampai kau seperti orang gila.

Crazy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang