Eleanor POV
"POKONYA AKU TIDAK SETUJU JIKA IA MASUK JADI ANGGOTA KITA!"
"haruskah kau selalu berteriak seperti itu Zayn?" tanyaku datar sambil memandangnya dingin. sejak tadi dia sulit sekali diyakinkan untuk memasukan Case jadi anggota kami. keras kepala sekali
"Itu karena kau keras kepala Eleanor Calder. sudah kukatakan aku tidak mau ia menjadi bagian dari kita!"
"Kau sadar tidak sih bahaya yang mengancamnya?" tanyaku masih tak merubah nada bicaraku
"dia sendiri yang memutuskan masuk ke asrama ini. dia harusnya memperhitungkan resikonya!"
"aku berani bertaruh ia tidak tau resiko apa yang harus ia terima"
"Itu bodoh namanya El! mengambil keputusan tapi tidak tau baik dan buruknya!"
"Buka matamu Zayn! Buka otakmu! Kalau bukan karena orang tuanya bercerai dan ia harus pindah kesini ia tidak mungkin ada disini!" aku masih saja ngotot! jangan panggil aku Eleanor Calder jika aku tidak bisa mempertahankan pendapatku
"Kau yang harus membuka mata dan otakmu El! harusn--"
"CUKUP!" Kata Louis membentak kami. aku dan Zayn masih menunjujan wajah kaku dan memerah karena masih sama-sama emosi.
"Kalian pikir ini ajang debat kusir? tenanglah sedikit. sikap kalian kekanak-kanakan" kata Louis memandang kami berdua bergantian.
"Tolong pikirkan dengan tenang. jangan pakai emosi. Ele, Zayn tengkan diri kalian" kata Liam bijak
"coba kita petakan dampak baik dan buruknya. juga perhatikan kondisi kampus kita saat ini. jangan samapai ada kerusuhan. ingat posisi kita disini. kita bukan berdiri di sembarang organisasi. segala yang berhubungan dengan mahasiswa ada di tangan kita" lanjut Liam lagi
"Terserahlah" Kata Zayn lalu pergi meningalkan Rapat
"dia kenapa sih? apa yang salah dari memasukan Case kesini?" kataku menggumam
"Aku tidak tau El" Kata Niall disampingu menjawab gumamanku
***
"aaahhh... lelah sekali..." Kataku merebahkan tubuhku diatas kasur. Kuliah Case tidak ada di kamar. dimana dia? ata jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi padanya? aku langsung bangun dan segera mengambil mantel yang tergantung. saat hendak membuka pintu, pintu kamar terbuka. Kulihat Case masuk memperlihatkan wajah lelahnya. walaupun begitu emosiku langsung naik
"Kau darimana Case? Kenapa kau berkeliaran sedirian?! Kau tau tindakanmu berbahaya! sudah kubilang kau harus menungguku!" kataku sedikit marah. sungguh aku mengkhawatirkannya. bagaimana jika terjadi apa-apa padanya?
"Aku... hanya pergi mencari camilan. aku lapar... maaaffff" katanya penuh penyesalan sambil tertunduk menyesal. melihatnya begitu aku jadi tidak tega. aku menarik tangannya.
"Case.. look at me. maaf bukan maksudku memarahimu membatasi ruang gerakmu. hanya saja untuk saat ini kau belum aman. aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu" kataku selembut mungkin. ia menengadahkan wajahnya memandangku dengan tersenyum
"Aku mengerti El. terimakasih telah mempedulikanku"
"Kau sudah makan? aku lapar sekali" kataku memecah suasana yang mulai hening. aku tidak suka suasana canggung begini.
"belum. tapi kan aku sudah beli camilan"
"itu untuk nanti malam saja, sekarang ayo kita makan"
****
Malam itu cafetaria masih cukup ramai. padahal ini sudah jam 9 malam biasanya sudah mulai sepi. kulihat Liam dan Louis sedang bersenda gurau di salah satu meja. Di sisi yang lain aku melihat Niall tengah bersenda gurau dengan yang lain dan seperti biasa Nampannya selalu berisi banyak makanan. aku memilih bergabung dengan Liam dan Louis. tentu saja kau tau alasannya. hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Kingdom
FanfictionDuniaku berubah total! ini semua manjijikan! aku muak dengan mereka! aku muak dengan yang namanya lelaki! aku muak dengan tempat ini! Tuhan Kau tidak lupa memberikan Kebagiaan padaku kan?