Rememmber

299 16 0
                                    

Angin malam didesa memang lebih terasa sejuk dibandingkan angin malam dikota yang sudah dikotori oleh polusi udara entah itu asap kendaraan ataupun asap pabrik yang tersebar dimana-mana.

Shirin memandang langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang yang berkelip diatas sana, bibirnya tersenyum saat mengingat pertemuannya dengan ustad iqbaal.

"Tampan" shirin tersenyum ketika bayangan wajah ustad iqbaal menghantui otak manisnya.

"Hah apa tampan? Makasih babas emang tampan" bastian dengan gaya seenaknya berdiri disebelah shirin yang tengah tersenyum sendiri, bastian mulai mengira bahwa kakaknya ini sakit jiwa mendadak.

"Eh bocah ngapain kesini? Ganggu aja sana lo" ucap shirin menatap sinis ke arah bastian yang tengah nyengir-nyengir nyebelin.

"Lo berani ngusir gua rin? Ck gatakut" ucap bastian dengan gaya slengenya, jangan kaget bastian memang anaknya slengean tapi hatinya baik kok, kadang.

"Ga sopan najis inget ya gua lebih tua dari lo" ucap shirin menjitak jidat bastian dengan seenaknya.

"Iya emang lo tua rin"

"Sialan lo"

"Lo naksir sama ustad iqbaal ya?" Bastian menatap sang kakak yang tengah menyembunyikan rona merah diwajahnya, bastian tau kakaknya ini sedang salting dan menahan senyumnya.

"Udah lah kak gausah ditutupin gitu, sumpah muka lo konyol" ucap bastian tertawa terbahak bahak melihat muka shirin yang menurutnya begitu konyol.

"Apaansih gajelas bodo ah mau tidur udah malem dah nyet" shirin berjalan meninggalkan bastian yang masih tertawa keras.

"Woi shirin tungguin"



************

Apa kalian pernah  berpikir untuk mempertahankan "kita" ketika rasa bosan hadir didalam suatu hubungan?

Apa kalian pernah berpikir untuk tetap berasamanya ketika fisik tak lagi sesempurna dulu?

Apa kalian pernah berpikir untuk mempertahankan yang baik ketika kalian menemukan yang lebih baik?

Tak semua orang akan berpikir seperti itu terkadang mereka hanya memperlihatkan perjuangan diawal , mereka hanya mementingkan cara untuk memilikinya tapi ketika rasa bosan datang mereka akan meninggalkan semuanya padahal ketika kita meninggalkannya hanya karena rasa bosan itu sama saja ketika kalian dikasih emas dan kalian lebih milih berlian dibandingkan emas yang sudah pasti kita genggam.

"Karena Cinta bukan sekedar memiliki tapi bagaimana cara kita menjaganya agar tetap utuh."

"Aldi apa lo ga pernah bisa untuk pertahanin ini semua?"

Seorang gadis dengan air mata dipipinya berusaha mengahalangi jalan seorang pria yang saat ini tengah memandangnya datar.

"Ga bisa rin"

"Gua sayang sama lo ald"

Pria yang diketahui bernama aldi hanya memandang gadis dihadapannya dengan tatapan datar.

"Kenapa lo ninggalin gua ald?"  Ucap arin matanya memandang aldi dengan tatapan pilunya.

Apa salah mempertahankan hubungan ketika rasa bosan itu hadir?

"Gua udah bosen sama lo rin,kita udah putus" jawab aldi masih dengan tatapan datar, seolah tak peduli dengan air mata gadis dihapadannya.

"Apa cuman karena bosen lo seenaknya mutusin gua gitu aja?" Arin memandang aldi dengan tatapan pilunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ustadz IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang