Author's POV
Bella menatap langit-langit kamarnya-kamar Niall lebih tepatnya. Namun kata Niall kini kamar itu menjadi milik bersama kan? Ah masa bodoh dengan siapa pemilik kamar ini. Ia menghela nafas pelan, samar-samar ia mendengar suara ketukan pintu. Sekilas ia melirik jam digital di meja disebelah kasurnya, lalu berjalan gontai kearah pintu. Waktu menunjukkan pukul.... 2 malam?
Bella's POV
Siapa sih malam-malam begini bertamu kerumah orang? Beruntung aku sedang terjaga, tau sendiri kalau aku tidur bagai-
"Stace?!" Pekikku tertahan, takut-takut membangunkan para tetangga.
Aku menemukan pemandangan yang membuat perasaanku menjadi berkecamuk. Bagaimana tidak, apa perasaanmu saat menemukan sahabatmu menangis tersedu-sedu?
"Stace, ada apa?"
Pertanyaanku membuatnya semakin terisak. Oh, apa aku salah bicara? Kurasa tidak. Stace melepaskan pelukannya perlahan. Mascaranya luntur, rambutnya acak-acakan. Sungguh bukan seperti Stace yang biasanya. Dan apakah aku sudah bilang? Stace masih memakai minidressnya, artinya dia baru saja pulang dari birthday party Zayn. Sebenarnya aku juga diundang tapi aku memutuskan untung tidak ikut karena Niall masih belum kembali dari Ireland, mendatangi pernikahan Greg, kakaknya.
Aku mempersilahkan Stace masuk kedalam, lalu ia duduk menyenderkan kepalanya di sofa dan memijat pelipisnya.
"Sekarang ceritakan semuanya padaku, Stace." Aku menekankan kata semuanya agar ia menjelaskan secara detail.
Stace mengeluarkan handphone nya dari clutch berwarna gold itu lalu menunjukkan padaku.
Apa?!
"Astaga!" Teriakku lalu refleks menutup mulut. Sungguh, ini diluar dugaanku. Dan juga ini keterlaluan.
"Ada apa, Bells?"
(Flashback: on)
Aku sedang menunggu pesananku di sebuah restoran Italia kecil dipinggir kota New York. Tiba-tiba seorang perempuan berambut blonde dengan potongan rambut bob menghampiri mejaku.
"Kau sendiri, miss?"
"Uhm, ya. Ada apa?" Siapa perempuan ini?
"Bolehkah aku duduk disini? Ugh, lihatlah restoran ini ramai sekali siang ini." Dan perempuan itu langsung duduk di kursi dihadapanku. What the hell? Bahkan aku belum memberinya izin.
"Oh ya? Then, take a seat miss." Ucapku berusaha sesarcastic mungkin.
"Oh cmon Bella. Sungguh aku lapar dan tidak tahu mau duduk dimana." Aku tersedak orange juice yang sedang kuminum. Terkesan berlebihan memang, tapi dari mana ia tahu namaku?
"By the way, aku Scarlet." Tanpa mengulurkan tangannya, perempuan itu malah sibuk bermain handphone.
"How did you know my name?" Pandangan wanita itu beralih dari handphone ke dadaku. Apa-apaan?! Bagaimana kalau ternyata orang ini gay? Namun sedetik kemudian aku menoleh kedadanya sendiri, dan... Oh. Stupid Bella. Namanya terpampang jelas di name tag itu. Tunggu, buat apa dan kapan aku memakai benda ini?
"Aha. Kau tau jawabannya sendiri kan, Bella?" Tanyanya dengan nada menggoda. Yang malah terkesan menjijikkan ditelingaku.
(Flashback: off)
"Sungguh Stace, jika Harry sampai benar dating dengan wanita itu, aku tidak akan segan memarahinya. Bahkan didepan Scarletnya langsung."
Rasanya aku ingin menampar Harry sekarang juga. Bagaimana tidak? Ia baru saja meminta Stace untuk kembali jadi pacarnya. Katanya, ia tidak akan menduakan Stace lagi. Tapi nyatanya Harry berbohong dengan mengatakan ke Stace bahwa malam ini dia tidak bisa hadir ke birthday party Zayn. Namun nyatanya dia datang, dan bersama perempuan lain-Scarlet. Bukankah itu sangat bodoh? Ehm, maksudku, Stace pasti datang ke frat walaupun ia tidak bilang ke Harry, dan Harry berbohong kepadanya dan ketahuan sendiri oleh Stace? Memalukan.
"Bella? Halo?" Suara Stace menamparku balik ke dunia nyata. Ah, aku terlalu larut dalam pikiranku.
"Ah, ya Stace?"
BRUAK!
Niall?
"Niall? Kau kenapa?" Stace lebih dulu bertanya, padahal aku sudah membuka mulut.
"Justru aku yang harusnya bertanya, kau kenapa?" Ucapnya dingin, "Disini." Oh, kurasa dia mabuk. Dan apakah Niall dan Stace belum juga baikan? Entahlah.
"Hey! Niall, aku yang mengundang Stace kesini. Kau mabuk ya?" Ucapku menggigit bawah bibir. Ya, aku berbohong, maafkan aku Niall.
"As you can see, Bells." Jawabnya tetap dingin sambil berlalu ke kamar meninggalkanku yang diam terpaku.
"Bella! Kau kenapa berbohong?" Ah, Stace yang biasanya sudah kembali. Dalam hati aku bersyukur sedikit.
"Sssh Stace! Ini demi kebaikanmu." Aku menaruh jari telunjukku dibibirnya.
"Oh, I see. Niall tak suka kan, aku berada disini?" Ucap Stace sambil mengambil clutchnya lalu bangkit.
"Tidak, Stace. Bukan begitu! Duduklah, masih ada yang perlu aku ceritakan." Bersamaan dengan Stace yang kembali mendaratkan bokongnya disofa, Niall keluar dengan tampang emosi.
"Ada apa sih, Scar?! Kau mengganggu mimpi indahku malam ini." Ucap Niall sangat dingin. Scar? Scarlet? Mungkinkah?
*•*•*•*•*•*
Pict of Joanna Kuchta as Bella on multimedia! Vomments would be v appreciated x