Chapter 2. Train Story

4.8K 227 16
                                    

Kereta dipacu kencang sejak melewati Stasiun Jatinegara.
Memasuki Karawang, gue lihat hamparan sawah. Warna hijau dan kuning. Mungkin bulir padi sudah mulai tumbuh.
Tapi banyak hal menyakitkan melihat diantara sawah ada pabrik, rumah tinggal dan tanah kosong yang dibiarkan begitu saja. Kondisi sungai yang rusak. Pedih sekali.

Teringat perjalanan gue dari London East -Epping ke Cambridge
.....hamparan ladang gandum, tanpa terusik bangunan pabrik ataupun rumah penduduk.
Itu Inggris loh, negara maju, negara industri, regulasi dan masyarakatnya menghargai pertanian.
Kita ngaku-ngaku negara agraris tapi kok ngerusak lahan pertanian.

Belum kalau lihat desa-desa pinggir Paris....such a beautiful.
Bukan banggain asing sih, negara kita tuh bagus, banget malah...tapi perilaku pemerintah dan penduduknya yang sama-sama suka merusak lingkungan.

"Heh....ngelamun atauuu maraaah?"
Gue tersenyum ke arah dia.
"Menikmati pemandangan Bang."
"Tapi tadi muka berubah-ubah, kaya sedih terus marah trus plain. Mikirin apa sih?"

Masa iya, gue cerita itu tadi ke dia?
Belagu ga sih?
Trus bilang mikirin perilaku bangsa ini gitu? Lebay ga sih? Emang gue siapa?

Gue senyum,"Mikirin kamu Bang!"
Shit.... Is it slip of the tongue?

Engga kayanya....gue error lihat keseluruhan tubuh dia yang almost perfect for me dan bau tubuhnya walau bercampur parfum murah tapi sanggup membuat penis gue tegang.

"Udah punya pacar?"
"Belum Bang," sambil geleng-geleng kepala.
"Masa? Ganteng kaya gini belum punya pacar?"

Bilang ganteng sih boleh aja toong, tapi jangan pakai ngusap kepala trus ngomongnya deket di leher gitu!!!
Leher ma kuping gue sensitif.
Lagian ga lucu kalau horny di kereta, masa iya ML nya di toilet kereta.

Eh ngomong-ngomong emang gerakan kereta yang ajut-ajutan kali asik pas ML dan really helpful  pas penetrasi dan gue yakin cepet banget orgasme, tanpa harus banyak mengeluarkan energi. Coba aja gerakan kereta pas lagi jalan.....maju trus mundur, trus goncang kiri-kanan bahkan terguncang naik - turun
Dan kayanya ML terasik di bordes (sambungan antar gerbong) itu mah gerakannya melonjak-lonjak, goyang kiri - goyang kanan.

Fuck....What kind of that question?
Is it trap?
Ok deh, kalau itu pertanyaan jebakan, gue mau kok masuk jebakan.

"Lihat aja sendiri Bang! Kalau ada pacar tentunya Abang ga bisa duduk dekat adek!"
Whaaat....adek? Kenapa dengan mulut gue?

Dia tertawa....

"Kalau Abang udah punya pacar?"
Kalau pertanyaan ini gue panteng matanya, biar tahu dia bohong apa engga.

Dia geleng-geleng kepala.
I know, He lies to me...but it's ok!
Dari matanya yang gue lihat...
I have 1,2,3,4,5...anything but I want you!
Yeah...Ok Bang....! You have me for 1,2,3 or anything nights pokoknya!
But.....
Rule Number 1. I'm top
Rule Number 2. It's just for fun, no more....
I don't wanna be someone's boyfriend anymore

Gue tersenyum....

Akhirnya sampai juga Stasiun Cirebon.
"Berhenti berapa lama Bang?"
"Paling 10 menit dek."
"Eh ... Adek mau makan siang ga?"
Gue mengangguk...

Dia menunggu waiter or whatever istilahnya di kereta api, yang sedang jalan ke arah kita.
"Milih apa dek?"
"Samain aja Bang."
"Minumnya?"
"Plain....eh...Aq...eh air mineral."
Ok, kita berdua sama semuanya.

Selepas Stasiun Cirebon, melihat luar terasa panaaaaas banget.
Kadang melewati rumpun bambu, sawah, ladang, kuburan, hutan yang entah hutan apa tanah ga diurus.
Dalam hati gue nih, apa mereka belum pernah Umrah apa naik Haji ya?
Di Arab gersang gitu, pemerintahnya heboh kasih rumput dan pohon dengan biaya spektakuler.

Jogja....That's a Bitter and Sweet StoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora