[hanya dipublish di http://wattpad.com/user/just-anny, jika menemukan cerita ini di situs lain artinya itu merupakan PLAGIAT/PENYEBARAN TANPA IZIN]
[1] Janji
DENGAN cuaca siang hari yang seterik ini, riuh terdengar jelas di setiap penjuru SMA Nusantara. Kegaduhan ada dimana-mana. Setiap koridor ramai oleh siswa maupun siswi yang berjalan maupun berlarian ke sana ke mari. Ada yang bahagia menikmati tawa bersama teman, ada juga yang sibuk sendiri dengan gadget di tangan.
"Le, ke kanan dikit Le!" teriak seorang gadis dengan rambut terikat ala buntut kuda seraya menengadahkan wajahnya ke atas sana. Dia, bersama satu temannya yang dia panggil Le itu ada di samping tembok besar aula olahraga.
"Kalau di sini gimana, An? Cukup nggak?" Gadis dengan rambut panjang bergelombang berteriak dari atas kursi yang sedang dia pijaki.
"Cukup, Le. Cukup. Udah ah sekarang lo turun. Tangan gue pegel nih pegangin kursi terus lama-lama. Lo kan berat." Gadis dengan rambut buntut kuda itu mengembungkan kedua pipinya--cemberut.
Lea--si gadis rambut panjang bergelombang tadi--turun dari kursi. Sedikit merapikan seragamnya yang berantakan dia lakukan demi menjaga bajunya agar tetap dalam keadaan bersih. Kemudian dia menepuk-nepuk tangannya keras-keras.
"Ew, lo sadar nggak sih Le kalau debu di tangan lo itu pindah semua sekarang ke muka gue?" tanya Ana, gadis si rambut buntut kuda itu.
Lea tertawa kecil. "Rasain! Itu bayaran karena udah bilang gue berat. Beda berat kita tuh cuman lima kilo, Aaaan. Cuman lima kilo, " cibir gadis dengan berat badan lima puluh kilogram itu sambil melebarkan setiap jari tangan kanannya.
Masalah berat badan sudah biasa menjadi hal yang sensitif bagi perempuan, tak terkecuali bagi kedua gadis yang sudah bersahabat dekat itu. "Tapi kan tetep aja Lea lebih berat dari gue," ucap Ana yang kemudia tertawa puas saat melihat Lea kini sudah mendengus kesal.
Ana berjalan menjauhi tembok yang telah dihiasi spanduk tadi, tak lama kemudian disusul oleh Lea.
PENTAS SENI KE-19 SMA NUSANTARA
"Waaah, sumpah ya, gue nggak sabar pengin cepet-cepet pentas seni!" seru Ana bersemangat. Kedua tangannya ia kepalkan erat-erat sambil tersenyum kuat hingga matanya menutup sempurna.
Lea menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Lo seseneng itu ya mau pentas seni?" tanya Lea yang akhirnya ikut tersenyum.
"Iya lah! Ini tuh pentas seni, Le! Pentas seni!" Ana berbicara cepat dengan menggebu-gebu. "Pentas seni sekolah kita kan acaranya cuman diadain tiga tahun sekali. Beruntung banget lah kita dapet pentas seni ini sebelum naik kelas tiga."
"Dih, gue sih males," celetuk Lea mengembungkan pipi putihnya. "Gue malah pengin pentas seni pas kelas tiga aja, biar gue nggak harus jadi anak kelas dua yang disuruh-suruh ketua divisi yang notabene-nya kakak kelas."
Ana melayangkan senyuman lebarnya. "Gue sih ... seneng kerja bareng anak kelas tiga atau kelas dua."
Lea mengerutkan keningnya curiga. "Lo? Hmm ..., jangan bilang lo ... lagi suka sama panitia pensi ya An?" tanya Lea mendelik.
Jangankan menjawab, ditanya seperti itu Ana malah tertawa. Dia kemudian berlalu menjauhi Lea, tersenyum sendiri seperti orang yang sedang berbunga-bunga.
"Anaaa, lo kok kabur sih? Lo ngaku dulu lah siapa cowok yang lagi lo taksir. Gak usah sembunyiin dari gue. Gue selalu tau kapan lo suka sama orang!" seru Lea mengejar Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LeAna [8/8 End]
Short Story[hanya dipublish di http://wattpad.com/user/just-anny, jika menemukan cerita ini di situs lain artinya itu merupakan PLAGIAT/PENYEBARAN TANPA IZIN] Apa yang akan terjadi saat kamu menyembunyikan sesuatu dari sahabatmu? Lea dan Ana, dua teman baik ya...