Fall II

158 9 0
                                    

Fall II

Copyright ©Silence_Lullaby



Sudah 18 tahun aku hidup sebagai anak tunggal dikeluargaku, rasanya aneh saat diusiaku yang sedewasa ini tiba-tiba saja aku mendapati diriku seorang adik. Namja yang bahkan lebih cocok menjadi kakakku itu sedikit membuatku tak nyaman.

Entah kehidupan seperti apa yang Appa lalui dimasa lalu sampai-sampai ia kini membawa anak laki-lakinya pulang. Aku dan Eomma masih shock soal ini.

Adik ya?

Aku menyalakan tv dan bersiap menonton dvd yang biasa menemaniku saat insomnia mulai menyerangku. Akhir-akhir ini aku sering sekali mengalami insomnia. Tepatnya setelah Jin menghilang. Biasanya Jin lah yang akan membantuku tertidur, ia akan menyanyikan sebuah lagu untukku saat aku mengeluh tidak bisa tidur.

Dalam semalam aku bisa menyelesaikan dua film sekaligus, saat waktu hampir pagi barulah aku tidur.

***

Pagi ini lagi-lagi aku terbangun lebih awal. Aku sudah berdiri di depan rumahku menunggu Park ahjussi yang sedang memutar mobil. Saat itu namja yang disebut sebagai adikku itu muncul dan berdiri disampingku, ia mengenakan seragam yang sama denganku.

Jungkook, ya aku baru ingat itu namanya. Menghirup napas dalam kuberanikan diri menyapanya.

"Annyeong.. Emm.. Jungkook ah kau mau berangkat bersamaku?" Tanyaku dengan nada sok akrab.

Ia memandangku dengan tajam. Menusuk sekali, gerutuku sebal. Refleks kutundukan wajahku.

Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya, tapi aku bisa melihat kebencian yang terpancar dari matanya, dan itu akan mengganggu siapapun yang menatap matanya.

Ia memasang headphone putih ketelinganya dan berlalu meninggalkanku begitu saja.

"Apa maksudnya seperti itu, dua kali ia tak menganggapku. Ish.. Apa benar dia anak Appa?" Gerutuku sebal.

"Ada apa Nona?" suara Park ahjussi mengagetkanku.

"Ani, tidak ada apa-apa ahjussi." Aku tersenyum.

"Baiklah, silahkan Nona." Park ahjussi membukakan pintu mobil untukku. Saat mobilku melaju kulihat Jungkook berjalan dengan santai dijalanan yang terlihat sepi itu.

"Santai sekali dia, apa tidak takut terlambat dihari pertamanya sekolah?" Desisku pelan kemudian mengalihkan pandanganku ke tablet yang baru saja kukeluarkan dari dalam tas.

***

Days passed smoothly, aku sudah merasa bosan dengan kegiatanku disekolah. Aku hanya merasa tidak bosan saat kedua sahabatku melakukan hal-hal aneh, kau tau aku seakan mendapat hiburan gratis dari mereka.

Aku menatap madding sekolah, disana tercetak jelas bahwa bagi para siswa tahun ketiga sudah mulai wajib mengikuti kelas tambahan untuk menghadapi tes masuk universitas. Kudengar beberapa siswa lain mengeluh sebal. Bukannya aku tidak mengerti alasan mereka bersikap seperti itu, hanya saja seseorang pernah mengatakan padaku, belajar adalah hal yang menyenangkan jika kau suka hati melakukannya.

Setelah yakin tidak ada pengumuman penting lainnya aku memutuskan untuk segera ke kelas.

Dikelas aku dikejutkan dengan kedua sahabatku yang bertingkah aneh. Yu Na dan Jungi terlihat seperti sedang bergulat dengan posisi Yu Na yang mencoba menarik sesuatu yang menutupi krpala Jungi dan Jungi yang tidak ingin Yu Na menyentuhnya berkelit menghindari tangan Yu Na. Dan itu sukses menjadi tontontan gratis bagi teman-teman sekelasku.

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang