Fall III
Copyright ©Silence_Lullaby
Warning: Unbeta-ed
Jungi dan seorang gadis yang tidak kukenal berlari kearah kami, mereka menabrak Yu Na yang sedang asyik berkutat dengan handphone ditangannya. Yu Na yang merasa kaget dibuat kesal dan melotot marah keduanya.
"Hai, apa-apaan kalian ini!?" serunya kesal.
"Aaa.. Sepertinya kalian dua orang bodoh melakukan sesuatu yang konyol lagi, ya?" tebak Yu Na saat ahjumma penjaga kafetaria tengah menggerak-gerakan kepalanya -seperti mencari seseorang.
"Ssstt.. Kau ini bisa diam tidak?! Bicaranya jangan keras-keras!" desis Jungi sambil menyilangkan jari telunjuknya didepan bibirnya.
"Apa yang kau lakukan kali ini, hah?" tanya Yu Na galak seraya merebut bungkusan snack dari tangan Jungi.
"Aku tak sengaja merusak mesin minuman dikafetaria," ujar Jungi sambil menggaruk kepalanya.
"Ha!Kau selalu membuat kekacauan." Yu Na mendengus. "Dan siapa dia?" sambung Yu Na menunjuk gadis yang bernama Jungi, ia terlihat lebih muda dari kami.
"Ini Minnie, ia tetanggaku, sekarang ia murid tahun ke-2," terangnya. Gadis bernama Minni itu tersenyum pada kami. Kubalas senyumnya.
"Baik, baik, aku akan menjelaskannya." Jungi berkata saat menyadari tatapan penghakimanku dan Yu Na.
"Tadi saat kami ingin membeli minuman, tiba-tiba mesinnya macet, karena kesal kutendang beberapa kali mesinnya dan malah tidak bisa mengeluarkan minuman sama sekali. Tapi tenang saja, aku akan menggantinya dengan yang baru, hehe," ujarnya meringis.
"Benar-benar bodoh! Kenapa kau ikut-ikutan dengannya?" tanya Yu Na pada Minnie.
"Dia itu tidak sepertimu, ia sangat setia kawan!" Ucap Jungi mencibir.
"Apa? Jadi maksudmu aku ini tidak setia kawan, huh? Kalau sahabat melakukan salah untuk apa diikuti?" Yu Na mencibir. Aku hanya terkekeh.
"Istirahat yang mendebarkan. Kenapa kulihat dari Jung Rae Onnie diam saja?" tanya Minnie dengan memandangku penasaran.
Aku hanya tersenyum. "Tentu saja, mana mungkin ia bicara saat sedang asyik memikirkan pangeran tampan kesayangannya," seru Jungie sarkastik. Diikuti sikutan Yu Na diperutnya.
"Apa sih!" desis Jungi pada Yu Na. Aku tersenyum pahit.
"Ngomong-ngomong soal pangeran tampan, kalian tahu tidak dikelasku kedatangan murid baru yang sangat tampan, kudengar ia berasal dari Eropa," tutur Minnie.
"Benar, kau sudah tahu belum? Kata mereka ia sangat manis, seluruh siswa junior membicarakannya. Tapi sayang ia lebih muda," ujar Yu Na dengan nada menyesal sambil memandangku. Kupikir itu pasti Jungkook, ia memang sangat manis jadi aku tidak kaget jika siswa-siswa digegerkan dengan kehadirannya, ia seakan menjadi idola baru disekolah.
Aku tidak akan mengatakan kalau aku mengenalnya, sesuai dengan perjanjian kami tadi pagi. Aku memintanya untuk berhati-hati dan tidak mengekspos hubungan diantara kami, untungnya dia pun dengan mudah menyetujui hal itu.
Bukan bermaksud tidak mengakuinya sebagai bagian dari keluarga, hanya saja kami tidak ingin hal ini tersebar luas, mengingat Appa merupakan salah satu orang berpengaruh di Seoul.
***
Sudah seharian aku menyusuri kamarku dan tempat-tempat yang kulalui dirumah ini, tapi aku tak juga menemukan apa yang aku cari.
"Dimana? Aku sudah menghabiskan waktu seharian!" gumamku setengah putus asa. Aku sekarang berada didapur, tempat terakhir yang belum kuperiksa, bodoh sekali aku berpikir akan menemukannya disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall
FanfictionKim Jung Rae was beyond shocked to find herself had a brother. Moreover it's him, the pretty boy who once helped her, Jeon Jungkook. A BTS fan fiction I dedicated for my dear one, hopefully you enjoy this ^^;;