Suara musik pop kesukaan Hinata mengalun memenuhi kamar biru miliknya dengan volume sedang.
Hari sudah menggelap, dan bahkan ini sudah hampir tengah malam. Pukul 23:21.
Tapi Hinata masih terjaga, menemani seseorang yang memang sedang membutuhkan teman. Beruntunglah ayahnya sedang pergi ke keluar kota, jadi dia tidak perlu repot-repot dimarahi karena belum tidur selarut ini.
Hinata tersenyum kecil pada Naruto yang duduk disampingnya. Mereka kini duduk di karpet sambil melihat pemandangan luar malam melalui jendela.
Safir Naruto tampak meredup, dia kelihatan lesu sambil meminum cairan dari gelasnya.
Senyum Hinata yang semula terkembang memudar saat pria itu tidak melihatnya. Tatapan pengertian miliknya juga berubah sedih.
Hingga Naruto kembali menoleh padanya, dan entah sejak kapan berada tepat didepan wajah Hinata hingga Hinata dapat merasakan dengan jelas deru nafas pemuda itu.
"Na-Naruto!"
Hinata terkejut, dan hendak memundurkan tubuhnya menjauh tetapi tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menahan punggungnya untuk pergi. Hinata panik, tapi saat irisnya kembali pada wajah Naruto... Hinata langsung terdiam.
Safir itu meneteskan air mata.
Membuat Hinata merasa sakit untuk satu alasan yang naif.
Dia tidak bisa melihat Naruto menangis.
"Hinata..." suara parau yang Hinata sangat hafal memanggil. Membuat lamunan gadis itu terenggut dalam sekejap.
Hinata tidak menjawab, hanya membalas tatapan kosong Naruto untuk menandakan bahwa dia mendengarkannya. Selalu mendengarkan.
Hinata melihat satu senyuman kecut dari bibir pria itu, lalu tanpa diduga pria itu mengatakan sesuatu yang tidak pernah Hinata sangka.
"Aku mau menciummu. Boleh ya..."
Bahkan belum sempat Hinata mencerna perkataan Naruto, pria itu sudah menghentakkan wajahnya pada Hinata.
Hingga bibir keduanya bertemu dengan cukup keras.
Hinata memekik kecil. Mata bulannya melebar, dan dia seketika berontak saat bibir Naruto menempel padanya untuk beberapa detik.
Dan saat Hinata tidak mampu mendorong tubuh itu menjauhinya, Naruto justru sudah ambruk duluan. Wajah pria itu tiba-tiba saja jatuh ke bahu Hinata. Lalu dia... mendengkur pelan.
Naruto tertidur. Di bahu Hinata.
Setelahnya Hinata masih menahan nafas untuk semua yang baru terjadi. Dia bahkan sudah berkeringat dingin.
Hinata hanya membiarkan Naruto tertidur dipelukannya-dengan wajah bersandar pada bahunya yang kecil untuk sementara.
Mengabaikan Naruto yang mungkin saja sudah ngiler dibahunya, Hinata justru tengah menatap dengan kecewa pada botol-botol wine kosong yang berserakan pada meja didepannya.
"Hmm... Sakura..." Naruto mengigau pelan, kemudian dia bergerak menyamankan dirinya pada tubuh Hinata.
Sedangkan Hinata, dia hanya mampu menghela nafas lirih sambil menelan rasa sakit hatinya sekali lagi.
Lalu setetes air mata jatuh melewati pipi Hinata.
"Ya, tidak apa-apa..."
.
.Give Me Love
Naruto © Masashi Kishimoto
[ aprilmonsta © 2015 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Love [NaruHina]
Teen FictionAku mencintaimu, meski kau menginginkan orang lain. Aku juga tidak berusaha untuk mendapatkan hatimu. Karena aku sudah disisimu. Mengingat semua tawa kita sebagai seorang teman. /"Mencintai dengan cara seperti ini memang sulit. Tapi karena itu kamu...