Pagi hari begitu cerah, tapi wajah Andy sangat kusut. Bagaimana tidak? Semalaman ia terganggu dengan suara-suara yang dibuat saudara kembarnya yang tertimpa kecelakaan. Punggungnya membentur trotoar dengan keras sehingga tiap gerakan sekecil apapun akan membuat Ariel mengerang. Andy sampai harus menyumpal telinganya dengan kapas agar bisa lelap. Tapi tetap saja saat bangun tadi pagi ada lingkaran hitam samar di bawah matanya.
Andy menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri untuk melenturkan otot-otot lehernya yang kaku. Sementara banyak sapaan mampir di telinganya dan hanya ia balas dengan sebuah senyum yang memang selalu terpatri di wajahnya. Sayangnya Andy tak merasakan dirinya benar-benar ingin tersenyum. Senyum itu hanya secara alamiah terkembang karena telah ia latih bertahun-tahun.
Sebuah tepukan di bahunya membuat Andy menoleh.
“Pagi!”sapa seorang cewek berwajah manis dengan rambut tergerai di punggung pada Andy. “Lo kelihatan kusut banget,”kata cewek itu lagi.
Andy hanya melempar senyum jenakanya. “Oh ya? Tapi tampang gue masih cakep kan?”kata Andy.
Cewek itu tertawa dan menepuk lengan Andy. “Masih. Kalaupun tampang lo memar-memar, gue yakin fans lo masih setia sama elo,”sahut cewek itu.
Andy angkat bahu. “Kalau menjadikan tampang Ariel sebagai contoh, kayaknya nggak deh,”kata Andy.
Cewek itu mengangkat alisnya penasaran. “Memangnya Ariel kenapa?”tanya cewek itu.
“Dia kecelakaan. Selama seminggu dia bakalan absen,”kata Andy. “Dialah penyebab tampang kusut gue ini,”kata Andy lagi.
“Kenapa? Yang sakit kan dia?”tanya cewek itu.
“Iya, tapi suara erangannya itu yang mengganggu!”
Cewek itu tertawa mendengar nada merana dalam suara Andy. Lalu ia menggelengkan kepalanya. “Lo sama dia kan dekat. Gue malah heran lo nggak menunggui dia di rumah.”
