LAUTKU LAUTMU

Kukejar Cita di Seberang Samudra

Ku disini
Ditengah samudra bertemankan ombak yang berdeburan
Kusadari kali ini yang kunaiki hanyalah sebuah perahu bambu berikatkan rotan sebagai
penyatunya
Disudut lain perahu kubawa perbekalan seadanya,
Berisikan doa sang bunda, harapan sang ayah, dan tekat yang menggebu dari jiwa
Ku terus mendayung, berusaha sambal terus berdoa
semoga bekal ini selalu menyertai sampai kubisa memijakkan kaki di seberang samudra
Kau pasti bertanya, "Semua ini untuk apa?"
Ku kan menjawab, "Ku berani sejauh dan senekat ini hanya untuk menjemputnya"
Dalam diam bersama nyanyian angin nan merdu
Teringatku...
Beberapa hari yang lalu aku terus berdiri ditepi samudra nan biru
Kuterus pandangi gemerlap cahaya di seberang cakrawala, penuh dengan kerlip kilau
Ya, cahaya itu adalah dia
Citaku
Cita yang terus menatap nanar dengan teriakan yang menyayat kalbu,
seolah memanggil tuk direngkuh
Gemuruh ombak yang saling bersahutan menyampaikan pesan ironi teriakannya untukku
"Jemput aku, atau kau akan mati membusuk tanpa arti!!!" teriaknya
Badan tergetar, muka pucat pasi, dan otak bak beku seketika, itu yang kurasa
"Hei,,, kemana saja kau selama ini? Raih aku atau kau akan menjadi manusia yang hidup
hanya untuk dilupakan!" teriaknya lagi
Tertusuk telingaku mendengarnya, tapi saat itu kuhanya bisa diam melagut
Gundah hati buatku melantunkan bisik-bisik doa kepada Tuhan
Laut tak akan pernah tidur, kuyakin Tuhan pun jua
Kudongakkan kepala, kutengadahkan tangan, kupinta pada Sang Hyang
Hari berganti hari hingga kudengar balasNya
Dalam sunyi kudengar bisikan dariNya
"Hidup tanpa perjuangan seperti empat musim yang kehilangan bunganya,
Pergilah raih dia" titah Nya
Karena itulah...
Ku disini ada untuk mengejar cita
Ku yakin,
Suatu hari nanti ku kan sampai di ujung cakrawala dimana tempat citaku menanti dan berpijak
Ku yakin,
Doa sang bunda dan harapan sang ayah pasti dapat terpenuhi