BAB 6

128 8 0
                                    

Mulmed :

Jiho (Oh My Girl) a.k.a Nadine Syahfira


"Ini apa maksudnya?!"

Suara siapa sih itu? Mengganggu tidur siangku saja.
Aku sedang bermimpi indah tadi. Mister Raffa kembali, dan guru menjengkelkan itu dikeluarkan entah karena apa.

"Mister Raffa, jangan pergi lagi. Tetep ngajar disini aja..." aku masih setengah sadar, dan mengucapkan itu di luar kendali.

BRAKK..!!

"Hah?!" aku terkejut bukan main.

"Maksudmu apa??!"
kedua tangan Mister Dandy bersandar gagah di meja kayu yang berada di hadapanku persis, seakan ingin mengurungku. Dan kepalanya tertunduk ke arahku.
Matanya.., menatap mataku begitu tajam dan penuh selidik.

Sedikit penjelasan.
Aku pergi ke ruang matematika lebih awal lagi hari ini.
Alasanku bukan apa-apa, hanya untuk tidur siang dengan tenang. Beristirahat setelah menyelesaikan hukuman menulis itu.
Untungnya hati Mister Dandy benar-benar melembut, aku tak perlu meminta tanda tangan Mister Hari.

Entah sejak kapan pria itu datang ke ruangan ini, tapi ia membangunkanku dengan cara yang benar-benar mengejutkan.
Menggebrak meja yang kugunakan sebagai sandaran kepala.

Akupun terbangun tanpa rasa kantuk sedikitpun.

"K... kenapa, Mister?" tanyaku yang tak terlalu mendengar pertanyaan tadi .

"Menurutmu Mister Raffa lebih baik dari aku?? Kenapa??" ia semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Tolong jangan mendekat lagi! Karena aku sudah tak bisa mundur.
Di belakangku ada dinding.. aku tak bisa kemana-mana karena kedua tangannya itu berjaga, dan matanya menatapku penuh kewaspadaan.

Lalu bagaimana aku menjawab pertanyaan itu?
Menceritakan tentang masa lalu? Dan perasaan aneh yang menghampiriku hingga hari ini?

"Bukannya Mister Raffa itu guru ter-galak di sekolah ini? Aku nggak percaya kamu lebih favorit-in dia daripada aku.."
Huh, dia kira dia tidak galak? Dia juga kejam, lihat saja apa yang dilakukannya padaku tadi pagi di kelas.
Hanya karena sekali tak mengerjakan PR, aku diberi hukuman berlapis. Belum lagi dipermalukan.

"Harusnya kamu bisa memisahkan antara urusan pribadi dan urusan umum. Aku berusaha jadi guru seperti guru pada umumnya, walau aku pernah kenal kamu sebelumnya, aku tetap berusaha adil. Dan di area sekolah ini, kamu murid-ku, dan aku guru-mu."

Ya, aku memang hanya menganggapnya sebagai seorang guru. Tidak lebih.
Tampaknya dia terlalu percaya diri, dan mengira aku menganggapnya lebih dari itu.

Cih!

Jangan harap!



Selasa, 24 Maret
21 Hari Menuju Olimpiade

Lin, bilangin kak Dan gue dateng telat.
Hbs main bola. Ngurusin luka dikit. Kira2 10 mnt yaa.

Pertemuan kelompok matematika sebenarnya sudah dimulai sejak dua puluh menit yang lalu. Dan ini membuatku berada dalam ruangan itu hanya bersama Dandy.
Sungguh menyebalkan dan menyeramkan!

Setelah membaca pesan Line itu, spontan aku berdiri. Hendak menghampiri Rega.
Memastikan apakah ia baik-baik saja atau tidak saat ini.

"Kemana?" tanya Dandy yang tengah sibuk membersihkan kacamatanya.

"Saya mau keluar sebentar, nyusul kak Rega. Katanya dia luka, saya mau kesana." baru saja aku hendak melangkah pergi, pria itu menarik lenganku.

"Kenapa kamu sok nggak kenal sama aku? Kenapa harus pake 'saya' gitu?" tanya Dandy.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang