Physicaly

47 3 0
                                    

[Imanuell Christianta's POV]

Hembusan angin malam yang mendesir halus di telingaku membuat diriku semakin tertantang untuk terus membunuh diriku sendiri secara perlahan.

Entahlah, aku tidak suka menyatakan ini secara terang-terangan, namun aku sangat menyukai hal ini.

Bau darah disertai tetesan darah kini keluar lewat pergelangan tangan kiriku. Bekas luka lama telah digantikan dengan yang baru, menghiasi tangan kiriku tanpa adanya tempat untuk dibunuh lagi.

Berbagai rasa sakit yang kurasakan hilanglah sudah, hanya ada rasa sakit bekas sayatan dalam dari sebuah silet tajam yang ujungnya sudah berbekaskan darah yang telah mengering berubah menjadi hitam.

Suara ketukan kencang membuat tangan kananku yang tengah bekerja kini berhenti melakukan pekerjaannya sebagai pembunuh. Pintu berderik pelan, dan membuka secara perlahan pula. Namun, orang yang membukanya dengan hitungan detik sudah berada didalam kamarku.

"Ya Tuhan, Nuel! Coba kau pikirkan masa depanmu sebentar! Kau terus melakukan hal bodoh itu sementara kau tidak memikirkan hal lain yang lebih penting dibandingkan dengan itu!" Jerit Mom dengan gusar ketika mendapatiku yang tengah asik melakukan self-harm dikamarku sendiri.
"Aku memang bodoh. Ya hanya itu yang kau tahu" balasku sengit lalu dengan cepat membungkus siletku dan menaruhnya dibawah bantal kepala.
"Ayo cepat, sudah seharusnya kau kesana. Mom sudah memesankan tempat untukmu disana. Dan aku yakin kau tidak akan kesepian karena banyak orang-orang yang sama sepertimu" ujar Mom dengan tidak sabaran seraya menarik tangan kananku untuk segera berdiri.
"Kesana? Sama sepertiku? Apa maksudmu Mom?" Tanyaku bingung.
"Mom sudah menitipkanmu disalah satu tempat penampungan orang-orang yang terkena penyakit jiwa sama sepertimu juga. Jadi cepatlah bereskan pakaianmu" jelas Mom dengan nada serius dan sorot mata memerintah yang dapat dengan jelas dirasakan.

'WTH! Apa yang dipikirkan Mom? Jadi dia menganggapku gila? Hah!' Pikiranku kembali beragumen menandakan adanya ketidak setujuan diantara hati dan pikiranku.

"Tidak. Tentu saja tidak. Kau gila" ucapku sambil menggelengkan kepalaku sekeras-kerasnya.
"Kau pasti akan mau" jawab Mom seketika seraya tersenyum menjijikan.

Entah apa yang kurasakan, namun secara tiba-tiba, dengan keinginanku untuk tetap tinggal dirumah kini berganti ketika hatiku rasanya sakit sekali seperti diiris, dan secara tidak sadar aku menangis dan mengiyakan permintaan ibuku. Sungguh gila penyakit yang dideritaku.
Apakah aku terlihat seperti seorang pengidap Bipolar Disorder? That's true, perhaps.

------------------------------------------------------

Perempuan berbadan gemuk dan bersurai kecoklatan itu kini menyuntikkan obat tidur kepada gadis bersurai kecoklatan yang sama sepertinya.

Setelah berhasil membuat penyakit lama anaknya kambuh sehingga ia bisa menuruti keinginannya, perempuan itu dengan sangat licik membawa anaknya sendiri masuk kedalam mobilnya, lalu menyuntikkannya obat tidur.

Berbagai macam alasan yang seharusnya bisa dituliskan, namun yang paling utama, ia hanya takut anak semata wayangnya sadar dan kembali berontak untuk kembali kerumah.
Sungguh sosok ibu yang tidak dinanti-nantikan.

***

Mom Nuel kini mengendarai mobil swift putihnya dengan terburu-buru.

Semua yang ia lakukan adalah berdasarkan keinginan hatinya sendiri, jadi bisa dibilang ia melakukannya secara sadar.

Gila memang jika kita memiliki seorang anggota keluarga seperti ini, yang hanya mau mengurus disaat senang dan sehat tanpa kekurangan suatu apapun.

Setelah mengendarai kurang lebih satu jam lebih, Mom Nuel kini berhenti tepat didepan bangunan bercat putih yang bertuliskan 'Physicaly' diatasnya.

Kurangnya pencahayaan saat malam hari membuat gedung tersebut tidak terlihat warna cat dan tulisannya.

Mom Nuel menggendong anaknya keluar dari mobil menuju ruang pasien yang biasa digunakan untuk pasien-pasien baru yang hendak dititipkan hingga sembuh disitu.

Setelah berhasil menaruh anaknya diatas tempat tidur kecil berwarna hitam, Mom Nuel berjalan cepat kearah meja suster untuk segera mengurus data beserta administrasinya, sedangkan Nuel? Hanya dibiarkan terbaring diatas tempat tidur rumah sakit berwarna hitam tanpa ditemani siapapun, seperti layaknya orang-orang lain.

______________________________

A/N :

Awkward gitu awal ceritanya :v bingung mikirnya wkwk tapi justru semangat amat gue ngetiknya =))
Btw kasih kritik+saran ya jadi bisa gue perbaikin kalo salah :v
Kasih vote juga laa biar makin semangat lanjutinnya =))
Tengkyu!!
Much Love,
Vava

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang