Waktu berdentang enam kali; jarum pendek di angka 6 dan jarum panjang di angka 12. Seperti perkiraan, dan memang kenyataan, malam yang suram untul Nuel telah berganti dengan hari baru yang belum tentu kepastiannya; akankah senang atau sebaliknya.
Semburat cahaya matahari pagi menerobos masuk lewat celah kecil di jendela kamar tidur barunya, yang langsung menerpa wajahnya tanpa ampun.
Gadis bersurai kecoklatan pendek itu kini menatap seisi ruangan kamar barunya sambil mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.
Rasa bingung, penasaran, kesal, senang, dan marah pun bercampur aduk menjadi satu.Bingung dengan apa yang harus ia lakukan kini, sorot mata Nuell kini berpindah arah ke pergelangan tangan kanannya yang ia rasa terpasang sesuatu disana.
'Imanuell Christianta - Female - 17yo - Bipolar/SelfHarm'
Kira-kira begitulah tulisan yang ada di gelang biru muda yang tertambat manis ditangan kanan Nuel.Sungguh mengenaskan, semua yang ibunya katakan kini benar-benar terjadi. Ingin pulang? Sudah terlambat pastinya, semua tidak akan kembali seperti dulu.
Dengan sekuat tenaga, Nuel berteriak sekencang-kencangnya. Berharap waktu dapat kembali seperti dulu, dimana segala penyakit yang ia derita belum pernah ada di tubuh dan jiwanya.
Langkah kaki yang berjalan cepat kini terdengar dengan jelas, beberapa suster masuk untuk menenangkan Nuel, namun sia-sia.
Keras kepala Nuel belum bisa luluh jika tidak mengidap bipolar disorder.------------------------------------------------------
[Hosea Yordano's POV]
Kupikir aku akan memiliki waktu tidur yang cukup saat aku tahu bahwa penghuni kamar sebelah telah dibawa ke IGD atas perlakuanku yang menyebabkan jari kelingking di tangan kanannya putus, namun sepertinya aku harus segera menghapus pikiran itu jauh-jauh ketika suara teriakan kencang yang sepertinya suara seorang perempuan terdengar sangat memekakan telinga. Dan kau tahu? Sepertinya kali ini asalnya dari seberang kamarku. Yap, mungkin kamarku berhadapan dengan kamarnya. Memalukan!
Aku berusaha keras menutup kedua telingaku dengan bantal kepala, meskipun terlihat sia-sia karena suaranya semakin kencang, namun aku terus melakukannya agar mencoba untuk tidur.
Sudah hampir dua hari aku tidak bisa tidur saat penyakit lamaku kambuh, ya insomnia. Namun insomnia yang dideritaku amatlah parah, aku bisa saja seminggu tidak tidur, itu tidak masalah.
Namun karena keinginanku untuk keluar dari rumah sakit jiwa ini, aku memiliki niat yang lebih besar untuk berubah, ya begitulah.Oke, baiklah, kurasa aku mulai muak dengan semua ini. Suaranya terlalu melengking. Ya Tuhan. Apa aku harus kembali membunuh orang? Aku baru saja bertobat dua jam yang lalu.
Aku melangkahkan kakiku keluar kamar, kantung mata yang terlampau hitam ikut menghiasi wajahku layaknya seperti memakai make-up.
Matahari pagi yang sudah mulai meninggi kini menyambutku saat aku membuka pintu kamar. Pintu kamar tetangga baruku yang letaknya berhadapanpun terlihat terbuka dengan beberapa perawat disana, ya suara teriakannya berasal dari kamar yang terbuka itu.
Dengan langkah mantap, kakiku berjalan cepat menuju pintu kamar yang terbuka dan oh! Kau akan terkejut jika aku menyampaikan ini. Percayalah!
'Ini mimpi? Kurasa tidak' pikirku saat melihat siapa yang tengah aku akan hadapi selanjutnya.
Entahlah aku hanya bingung. Rambutnya yang bergaya mohawk dengan pierching yang menghiasi bibir kanan bawahnya semakin membuatku terngaga. Mungkin dimata seorang wanita normal, ia sudah termasuk kategori 'Ganteng', namun yang membuatku bingung adalah, tanda di dadanya yang membuatku tidak yakin ia adalah seorang laki-laki tulen. Jadi bisa kusimpulkan, ia adalah seorang gadis normal berpenampilan seperti laki-laki yang sangat tampan. Ah tidak kurasa kalau ia normal ia tidak akan ada disini.
Oke baiklah ini sudah cukup.Belum sempat aku mengeluarkan kata-kata yang tertahan dibibirku, otak besarku sudah mulai dibuat bingung hanya dengan melihatnya, mungkin sebaiknya aku kembali ke kamar dan mencoba untuk tidur, karena sebentar lagi sudah siang dan pasti para perawat tidak segan-segan untuk menyiramku dengan air jika aku tidak bangun nanti.
------------------------------------------------------
Setelah kurang lebih satu setengah jam berusaha menenangkan gadis tomboy berkebangsaan America ini, akhirnya para suster menyerah dan menyuntikkan sebotol obat tidur yang berlaku hingga besok pagi.
Agak susah memang untuk menyuntikkannya ke tubuh Nuel, namun sepertinya usaha Nuel untul berontak hilang lah sudah ketika sekelebat memori tentang keluarganya dulu menghantui otaknya.
Dengan cepat, semua hentakan kerasnya berubah menjadi tenang, tubuhnya yang menegang karena marah kini menjadi lemas, dan kepalanya yang sedaritadi menggeleng dengan sangat tidak berperikemanusiaan kini diam diatas bantal.
Semua reaksi yang ia buat sepertinya berhasil membuat seluruh suster yang ada disitu bingung, namun mereka tidak terkecoh.
Sebotol obat tidur yang telah disuntikan dengan berbagai cara kini beraksi, Nuel menutup matanya, dan menghembuskan napasnya secara perlahan.
Perlahan namun tenang, tidak ada rasa sesak didalam sana.______________________________
A/N :
Chapt 2 udah rilis ae ye =)) maaf ya kalo kebanyakan narasinya duh bingung parah wkakakak.
Kasih kritik/saran ae biar kalo ada yg salah gue benerin :v
Jan lupa vote juga biar lanjutinnya enak wkwkwk
Tengkyu!!!
Much Love
Vava
KAMU SEDANG MEMBACA
That Should Be Me
Teen FictionSeharusnya aku yang membuatmu tertawa... [ A/N : A romance story with psycho things on it. If you have any scared about something like killing people or self-harm, you might stop to reading this. But anyway, this is a romance story. Bingung kan? sa...