Aku menatap kosong ke arah luar jendela kamarku aku berfikir dengan keras mengapa semua ini mesti terjadi padaku.
Aku merasakan pipi ku basah. Apa ini? Mengapa aku menangis? Heii bodoh dia telah pergi dengan yang lain mengapa kau masih mengharapkan keberadaanya di sampingmu!
"anastasia!!" sebuah teriakan dari sebelah kamarku membuyarkan lamunanku dengan sigap aku menghapus air mataku dengan cepat.
"sst, bisakah kau sedikit mengecilkan suaramu! Kau sangat menggangu kenyamanan ku, aku tidak tuli margo, aku bisa mendengar apa yang kau katakan!"
"hahaha, maafkan aku tapi bisakah kau ke kamarku sebentar saja, aku ingin membicarakan sesuatu yang penting untukmu"
"sepenting apakah itu? Sampai aku harus mendengarkan apa yang kau katakan"
"aku serius! Bisakah kau cepat ke sini, jangan banyak bicara!.."
"baiklah tuan putri, aku akan segera ke sana!"
Aku membuka pintu kamar margo, aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamarnya dan memerhatikan seluruh isi kamar, ke mana dia? Aa dia pergi Atau mungkin dia hanya mempermainkanku, sialan!
"heii!" teriak margo di telingaku
"brengsek! Kau mengagetkan ku margo, bisakah kau berhenti membuatku kaget seperti itu, bisa bisa aku mati karna kau"
"hari ini kau sangat sensitif, kau kenapa? Apa kau baik baik saja?"
"kau ini sebenarnya mau apa? Kau menyuruhku ke sini karna ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting, cepatlah katakan itu, aku tidak punya banyak waktu"
"baiklah" margo menarikku menuju salah satu sofa yang berada di kamarnya
Margo menghela nafas panjang
"mike.. Kau tau? Dia akan menikah denganku"
Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, dia menangis tersedu sedu
"maafkan aku anastasia, aku tidak bermaksud merusak hubunganmu dengan dia, aku.. Aku.. "
"ssttt.. Buat apa kau menangis, seharusnya kau bahagia telah menemukan cinta sejatimu, Kau tidak salah, untuk apa kau meminta maaf kepadaku? Mike bukanlah siapa siapa bagiku, aku dan dia hanya sebatas teman" ucapku kepadanya seraya tersenyum manis dan memeluk margo