The Rain

14.2K 448 36
                                    

"Sasuke-kun!" Panggil sang istrinya pelan. Namun sedikit terkesan takut. Sang suami tak menghiraukan panggilan istrinya itu. "A..aku, aku sudah siapkan sarapannya. Ayo kita makan bersama.," ajak sang istri lagi.

Uchiha Sasuke-itulah nama sang suami. Dia masih saja tak menghiraukan ajakan Haruno Sakura-atau lebih tepatnya Uchiha Sakura itu.

Walaupun dia tak dihiraukan, Sakura tak menyerah mengajak Sasuke makan bersama. "Sasuke-kun, ayo-"

"Kenapa kau berisik sekali? Jika kau ingin makan, makan saja sendiri! Kau pikir aku akan mau makan bersamamu? Dasar pengganggu!" Bentak Sasuke kesal.

Sakura menunduk sedih. 'Kenapa kau selalu menolakku? Sebenarnya apa salahku sampai kau melakukan ini padaku?'

Sakura berjalan perlahan keluar dari kamar Sasuke. Kamar Sasuke? Benar. Setelah menikah, Sasuke tak pernah sudi tidur bersama Sakura. Mereka menikah pun Sasuke tak suka. Pernikahan yang mereka lakukan hanya sebatas mempererat persahabatan kedua orang tua mereka.

Sakura sebenarnya sangat suka saat dia akan dinikahakan dengan Sasuke. Karena dia sangat mencintai Sasuke. Tapi, jika pada akhirnya seperti ini, lebih baik dari awal Sakura tak usah senang dengan pernikahan ini walaupun dia sebenarnya menyukainya.

Toh buat apa memikirkan masa lalu? Nasi sudah menjadi bubur. Lihatlah masa lalu sebagai pelajaran yang berguna agar tidak terjerumus pada masalah yang sama. Itulah kalimat penyemangat dalam diri Sakura sehingga sampai saat ini dia masih sanggup untuk hidup bersama pria yang sangat ia cintai, tapi tak dicintai.

Sakura melangkahkan kaki menuju meja makan dan langsung duduk dengan perlahan di kursi. Ia memperhatikan 2 piring makanan yang sudah siap tersaji diatas meja yang rencananya akan ia makan bersama Sasuke.

Suara langkah kaki menuruni tangga pun terdengar. Sakura segera menoleh dan langsung menghampiri pemilik langkah kaki itu. Sasuke, itu yang ada di benaknya.

Dugaannya tepat. Sakura tersenyum melihat Sasuke yang sudah rapi itu. Pria itu akan berangkat bekerja. Tampan. Sangat tampan.

Wajah Sakura sedikit merona melihat penampilan Sasukr hari ini. "Sasuke-kun, ayo kita sarapan.," ajak Sakura seraya tersenyum

Sasuke menatapnya sinis. "Sudah kubilang aku tak mau makan bersamamu.," ujarnya dingin.

"Jika Sasuke-kun tak mau makan bersamaku, aku bisa kok pergi. Tapi, Sasuke-kun harus makan.," kata Sakura dengan nada memohon.

"Pergi? Aku ingin kau pergi dari hadapanku selamanya. Jangan pernah muncul lagi dihadapanku. Kau sudah terlalu merepotkanku!"

Deg

Sakura terdiam. Dia menahan isak tangisnya agar tidak meledak. Sebenarnya dia sudah dengar ini setiap hari. Tapi entah mengapa hari ini kalimat itu jadi sangat menyakitkan.

Sasuke menatapnya sinis. "Tidak bisa ya? Sampai kau melakukan itu, aku baru akan menganggapmu!" Ucapnya dingin. Sasuke pun berjalan meninggalkan Sakura yang tertunduk.

Setelah di rasa Sasuke sudah pergi, Sakura langsung ambruk dan menangis sejadi-jadinya. "Hiks...kenapa kau membenciku?" Gumamnya terus menerus. Hingga Sakura mulai merasa tenang, Sakura berdiri lalu membereskan meja makan.

........

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 p.m, tapi Sasuke belum juga pulang. Sakura semakin gelisah seraya mencoba menghubungi Sasuke.

"Sasuke-kun, kau dimana? Aku mengkhawatirkamu.," gumam Sakura berulang-ulang.

Sakura pun berjalan keluar rumah untuk melihat apakah Sasuke sudah pulang atau belum. Angin malam mulai menusuk kulitnya, cahaya rembulan menemaninya untuk menunggu Sasuke.

The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang