Whatta True Love Life?! (My Last Days With Justin) Bieber Love Story

3K 34 12
                                    

"Justin, Kylie, saya telah memberi peringatan sebanyak 9 kali. Jika kalian bertengkar untuk yang kesepuluh kali, dengan berat hati saya mendrop out kalian dari sekolah."

Justin Bieber dan Kylie Summer menundukkan kepala mereka. Tetapi lain halnya dengan hati dan pikiran mereka, meruntukki sang guru Budi Pekerti yang berada di depan mereka kini. Dejavu yang dirasakan mereka kini, karena telah mengalami kejadian seperti ini sampai 9 kali.

"Saya meminta janji kalian untuk tidak mengulangi kelakuan murid tak berpendidikan seperti tadi." Justin dan Kylie hanya diam saja, tak menghiraukan ucapan guru BP mereka.

"Jawab!" Guru BP Wragley International Senior High School yang kerap kali disapa Mrs. Stella oleh murid-murid disana. Beliau terkenal sangat keji dalam melakukan segala sesuatu, menyebalkan, kejam, berwajah seperti keset "welcome" yang biasanya berada di depan restauran, dan seperti orang kesurupan jika sedang marah. Eh, tepatnya membabi buta. Sekian perkenalan untuk Mrs. Stella.

"Pendengaran kalian berfungsi, tidak?! Jawab pertanyaan saya!" Mrs. Stella menggebrak meja ruangan tersebut dengan suara nyaring. Tak khayal, seluruh penghuni sekolah menyegani beliau. Maksudku, bukan menyegani seperti arti aslinya. Beliau ditakuti di sekolah ini.

Justin dan Kylie hanya mengangguk. Tak berani berkutik di hadapan Mrs. Stella. Sangat kontras dengan yang di belakang beliau.

"Great. Sebagai hukumannya, bersihkan Toilet guru wanita, sekarang." Setelah Mrs. Stella menekankan kata akhir dari kalimatnya, mereka langsung mengerjakan sesuai perintah Mrs. Stella.

Jalanan di koridor terasa mencekam akibat pertengkaran mereka di kelas bahasa Prancis tadi. Suasana hening menyelimuti diri mereka.

Dag.

"Mau ribut lagi, hah?!" Sentak Kylie. Justin tidak sengaja menyenggol tubuhnya. Ia malah menganggapnya serius.

"Memangnya kau berani?!" Balas Justin tak mau kalah. Ia menyiapkan kuda-kuda dengan mengepalkan tangannya ke arah Kylie.

"Kylie, Justin! I'm watching you!" Mrs. Stella menanggapi dari ruangannya.

Oops. Tidak lama kemudian, Kylie dan Justin pun sampai di toilet yang dituju. Justin mengambil lap pel, sedangkan Kylie mengambil sapu.

"Sapu dulu, sana!" Justin melipat tangan di dada bidangnya dengan lagak jumawa.

"Ya sudah, sih, sabar sedikit kek!" Kylie menyapu dengan emosi yang membuncah.

5 menit...

10 menit...

15 menit...

Kylie yang belum menyantap sarapannya di rumah karena terlambat bangun tidur, mengakibatkan tubuhnya lemah. Justin yang melihat Kylie berjalan mulai lemas, gengsi untuk menolongnya. Bagaimana juga, mereka baru saja mengalami duel yang cukup panas di kelas tadi.

Kylie semakin melemah. Justin yang tentunya masih punya hati nurani, meregap tubuh Kylie agar tidak jatuh.

"Ky, kau tidak apa-apa?"

Kylie hanya membalas mengangguk. Dengan posisi terduduk di dalam regapan Justin, hidung Kylie mimisan. Dengan berbekal sehelai tissue bekas kotoran hidungnya sendiri, Justin mengelap tissue tersebut dengan rapih ke darah yang keluar dari hidung Kylie. Lalu, semua gelap. Kylie pingsan.

Sepersekian detik kemudian Justin membawa Kylie ke cafétaria sekolah. Cafétaria kosong oleh pelanggan, karena semua murid disini sedang mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Justin sudah sering lemas seperti ini, tetapi tidak sampai mimisan dan pingsan. Dan ia sangat tahu penyebabnya. Lapar.

Whatta True Love Life?! (My Last Days With Him)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang