Chapter 1

2.1K 53 1
                                    

"Ify sudah boleh pulang hari ini" beritahu seorang dokter tua pada seorang wanita anggun yang menatapnya penuh haru disalah satu ruangan dokter rumah sakit di bilangan Jakarta selatan. Ajeng tak dapat menahan harunya, berita ini yang ia tunggu selama enam bulan ini.

"Terimakasih dok! Terimakasih banyak!"

Matanya masih berkaca-kaca saat mengucapkan terimaksih karena sang dokter telah merawat anaknya dengan baik.

"Ingat pesan saya, dan Ify tetap harus control dengan teratur"

"pasti dok! Kalau begitu saya permisi dok"

Berkali -kali senyum muncul diwajah cantik Ajeng saat melewati lorong rumah sakit serba putih itu, tak menghiraukan pandangan orang-orang terhadapnya, di anggap gila pun ia tak peduli. Mereka tau apa tentang bathinnnya yang kini terlewat bahagia, enam bulan sudah anaknya menderita, menahan kesakitannya, sudah cukup. Kini saatnya mereka kembali bersama, menikmati sisa hidup dengan terus bahagia, hanya itu yang ia minta pada Tuhan.
Bruukk!!
Ajeng berjalan penuh semangat, ia ingin segera sampai ke ruangan Ify dan memberitahu putrid kecilnya berita bahagia ini, namun karena kecerobohannya yang tak memperhatikan jalan didepannya ia menabrak seseorang, laki-laki seumuran dengannya. Wajahnya masih terlihat tampan di umurnya yang sudah pasti mendekati kepala empat itu. Seperti tak asing untuk Ajeng, mata itu penuh keteduhan, seperti milik..

" maaf mbak, saya tidak sengaja. Apa anda tidak apa-apa?" ujar laki-laki itu membuyarkan semua pemikiran Ajeng, bola matanya menelisik kearah Ajeng memastikan tabrakan tadi tak menimbulkan hal buruk.

"oh iya, saya tidak apa-apa, saya juga minta maaf"

"syukurlah, kalau begitu saya duluan"

Ajeng menggeser tubuhnya, memberikan jalan pada laki-laki yang ia tabrak tadi. Tanpa mau berlama-lama memandang punggung lebar yang dibalut setelan jas yang terliat berantakan itu, ia langsung kembali melanjutkan tujuannya, kamar melati 12 " Ify Alyssa"

***
Krieettt
"mamaaaa!!" seru suara riang dari dalam, Ajeng masuk dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya sejak tadi.

"ma, kakak ngeyel!! Aku tadi bilang kalau kakak gak boleh ketawa kayak gitu, tapi dia ketawa terus ma. Kakak gak papa kan ma" adu laki-laki kecilnya dengan raut wajah khawatir, ia bahagia ketika melihat anak bungsunya sangat menyayangi kakaknya.

"abis deva lucu ma hahhaha" sahut gadis berwajah tirus dengan tubuh kurus yang masih dibalut pakaian rumah sakit dari atas ranjangnya. Selang infuse tak lagi membalut tangan kirinya yang bengkak hanya perban masih membebatnya disana, Ajeng kembali tersenyum melihat itu. Putrinya benar-benar sudah sembuh.

"kakak!!" Deva menoleh pada kakaknya memeberi peringatan yang membuat kakaknya melakukan gerakan seolah tengan mengunci mulutnya dengan tetap menahan tawa. Ia berjanji jika sudah bisa bercerita banayak nanti, ia akan menceritakan kisah deva tadi pada mamanya.
Ajeng hanya menatap hangat dan penuh pengertian pada keduanya, ia mengusek kepala deva penuh sayang dan dilanjutkan dengan menghampiri putrid yang ia lahirkan tujuh belas tahun silam yang masih ia anggap putrid kecilnya. Mencium kening ify lama, setetes air mata bahagianya luruh kembali mengaliri wajah cantiknya, dengan segera ia menghapusnya tak mau terlihat Ify maupun Deva.

" kakak udah boleh pulang"
Ify menatap sang mama dengan takjub, ia ingin tak percaya dengan kalimat yang dilontarkan mamanya tadi. Walaupun ia merasa sudah yakin ia baik-baik saja ia masih tak menyangka akan secepat ini ia bebas dari ruangan putih ini setelah bangun dari komanya seminggu yang lalu. Dengan perasaan haru ia langsung memeluk wanita yang telah melahirkan dan memebesarkannya dengan erat, membenamkan wajahnya pada dada sang ibu.
Mama adalas bentuk nyata super heronya, wanita tangguh yang membesarkan ia dan adiknya sendirian tanpa sokongan suami ditengah kerasnya ibu kota. Ayahnya meninggal saat ibunya tengah berjuang di ruang persalinan melahirkan jagoan kecilnya hingga saat ibunya masih harus terus berjuang membiayai pengobatannya. Terus berada disampingnya, menopangnya saat ia mulai goyah ingin jatuh, menemaninya melewati kesakitannya, ibunya adalah mama paling luar biasa yang pernah ada. Jika Tuhan memberinya pilihan untuk dilahirkan kembali maka ia akan tetap memilih dilahirkan dari rahimwanita tangguh ini.

Urusan Hati (Rify Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang