Chapter 1

97 5 0
                                    

Jalanan masih terlihat ramai malam ini, namun sial tidak terlihat satu bus pun yang menuju jalan apartemenku. Akhirnya aku berjalan sambil mendengus kesal tidak ada habisnya. Dinginnya angin malam sudah mulai menyentuh kulitku. Kurapatkan jaketku serapat - rapatnya agar tubuhku terasa sedikit lebih hangat. Pintu apartemen sudah terngiang - ngiang di dalam pandanganku, ohh Tuhan aku sungguh lelah hari ini aku hanya ingin cepat sampai di apartemenku, segera ingin menyelesaikan tugas - tugasku dan melanjutkan kembali tugas akhirku. Yahh akhirnya kupercepat langkah kakiku hingga akhirnya apartemenku hanya tinggal setengah km lagi. Kulihat Starbucks coffee di dekat apartemenku, terpikir untuk beristirahat sejenak dengan secangkir kopi, mungkin dapat meringankan beban di pikiranku. Namun tiba - tiba langkahku terhenti ketika hendak memasuki Starbucks coffee. Pandanganku tertuju ke arah 2 sejoli yang sedang asik menikmati kopi mereka berdua. Mereka tampak tidak asing bagiku, gadis berambut hitam panjang dengan kacamata bertengger diwajahnya dia adalah Anna sahabatku, sedang bersama seorang laki - laki yang selama ini kukenal bernama Liam. Entah kenapa setelah melihat mereka rasanya aku menjadi malas untuk mampir. Kuputuskan untuk segera berlari menuju apartemen daripada aku harus melihat mereka berdua bermesraan.

Setibanya di kamar, aku segera mencari kesibukan yang dapat menyingkirkan pikiranku dari apa yang telah kulihat tadi. Setelah satu jam lamanya aku membolak balik buku yang entah sepertinya tidak menemukan apa yang aku cari, akhirnya aku menyerah. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri dengan berpura - pura tidak memikirkan hal yang baru saja terjadi.

Tak lama kemudian aku mendengar pintu apartemen terbuka. Tentu saja itu Anna yang baru saja kembali dari Starbucks. Sebenarnya aku ingin keluar dari kamar untuk berpura - pura menanyainya dari mana saja dia hingga selarut ini ?. Namun aku sudah terlanjur malas untuk menemuinya. Kurasa mungkin besok pagi aku akan memberikan pertanyaan itu kepadanya.

***

Pagi - pagi buta aroma kopi sudah memenuhi kamarku, yahh ini pasti Anna. Dia selalu rajin untuk urusan di pagi hari karena dia mudah sekali untuk bangun pagi, walaupun terkadang dia harus tidur larut malam namun dia tetap sanggup untuk bangun di pagi - pagi buta seperti ini. Ohh sungguh aku malas sekali untuk bangun pagi ini, namun mengingat aku ingin menanyakan kejadian semalam kepada Anna akupun memaksa tubuhku untuk segera keluar dari perlindungan kamarku.

"Pulang larut malam hahh ?" Tanyaku kepada Anna sembari duduk di meja makan.

"Haiii, gadis malas kenapa sudah bangun ? Aku yakin ini bukan waktumu untuk bangun. " Menuangkan secangkir kopi untukku.

Menyesapnyanya perlahan "Thank's ann, dan jam berapa kau pulang semalam ? Kebetulan aku juga pulang larut namun setibanya di apartemen, suasana sunyi sekali aku yakin kau belum pulang kan semalam ?"

"Iya, memang aku pulang larut sekali semalam, ada beberapa tugas kelompok yang harus kukerjakan di rumah temanku, sesungguhnya aku ingin menginap saja di rumah temanku, namun hari ini aku ? memiliki jadwal kuliah pagi, jadi kuputuskan untuk pulang saja"

Tugas ? Tugas minum kopi bersama maksutmu ? Kenapa kau tidak pernah mau jujur kepadaku jika itu mengenai Liam Ann ? Kenapa ? Kau selalu saja begitu setahun terakhir ini.

"Ohh begitu, sepertinya kau harus banyak - banyak beristirahat Ann, jangan terlalu sering pulang larut malam, mengingat kau selalu bangun pagi, pastinya jam tidurmu berkurang jika kau selalu pulang larut seperti semalam."

"Baiklahh kapten, aku akan baik - baik saja, percayalah. Apa aku harus bangun siang sepertimu juga, jika aku ingin pulang larut malam haa ? " jawab Anna sambil terkekeh.

"Tidak seperti itu maksutku Ann, kau ini, jika kau ingin selalu bangun siang sepertiku tidak masalah, kita lihat saja apa jadinya apartemen ini jika tidak ada yang membersihkannya di pagi hari ?" Timpaku sambil mengunyah biskuit di hadapanku.

"Marilah kita lihat saja ... " goda Anna sambil mengambil tasnya yang berada di atas meja dan dilanjutkan dengan membuka pintu.

"Hati - hati Ann, segeralah pulang jika urusanmu di luar sudah selesai" berharap dia akan mendengarkan pesan terakhirku.

To be continued

***
Oke, ini fanfic pertama gue, saking seringnya baca fanfic gue jadi pengen ikutan bikin deh, hehe. Jujur masih belum pede sih sama tulisan gue sendiri :(. Voment ya guys biar semangat lanjutin bikin fanficnya, thanks :)
***


The Red LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang