Prriiiit!
Peluit panjang menghentikan latihan sore itu. Raut lelah tergambar pada setiap wajah para punggawa team Crimson Kusanagi, klub basket yang berada dibawah naungan International University of Izanami. Final turnamen kejuaraan nasional semakin dekat porsi latihan semakin meningkat. Ketahanan stamina dan mental mereka diuji demi menghadapi hari paling krusial yang tinggal menghitung hari.
Seorang pria bersurai perak dan berbadan tegap memberi isyarat para pemain untuk berkumpul. Mata sayunya menatap satu persatu pemuda yang berkumpul membentuk setengah lingkaran didepannya.
"Seperti biasa kalian hebat tapi itu tidak akan cukup untuk membawa kalian kepuncak. Karena itu berlatihlah lebih keras lagi tapi jangan ceroboh. Aku tak mau salah satu dari kalian cedera saat pertandingan nanti. Mengerti?"
"YES COACH!" seru para pemain.
Dengan begitu sesi latihan hari ini berakhir. Satu persatu dari mereka meninggalkan lapangan. Hal yang sama hendak Sasuke lakukan ketika suara berat Hatake Kakashi, sang pelatih memanggilnya.
"Ada masalah coach?"
Mereka duduk disebuah bangku ditepi lapangan. Kakashi menatap pemain andalannya lekat lekat.
"Sasuke permainanmu berubah. Meskipun sedikit jika kau terus melakukannya kau tahu apa akibatnya?""Mengacaukan ritme permainan kita?"
"Tepat. Kita sudah sejauh ini jadi jangan kecewakan rekan rekanmu."
Sasuke mengangguk sebagai balasan.
"Selesaikan masalahmu secepatnya, jangan sampai hal itu mengganggu konsentrasimu dipertandingan. Mengerti?"
"Hn."
"Bagus." Kakashi menepuk bahu Sasuke lalu beranjak. Dibelakangnya Shikamaru nampak mengajaknya berbicara sejenak. Pria perak itu mengangguk kecil lalu kembali melanjutkan perjalanan.
Shikamaru dan Kakashi memiliki pemikiran yang sama dalam mengatur strategi tak jarang mereka nampak berdiskusi diluar jam latihan. Menduduki posisi defense, Shikamaru sangat diandalkan dibarisan pertahanan sedang Sasuke adalah playmaker yang memegang kendali alur permainan dalam team ini. Kolaborasi Sasuke dan Shikamaru layaknya sebilah pedang dan perisai.
Sasuke masih bertahan ditempat duduknya. Sebotol air mineral ditangannya kini tinggal separuh.
Tak jauh darinya dua pemuda yang masih satu team dengannya nampak asyik memandangi kumpulan gadis manis dengan pom pom ditangan mereka nampak bergerak lincah membentuk formasi akrobatik sebuah piramida."Lihat yang berambut merah itu! Geez, dia seksi sekali." Pemuda bersurai putih keunguan terlalu fokus memperhatika gerak gerik si gadis pujaan hingga tak sadar bahwa minumannya telah raib tak tersisa oleh pemuda jabrik disebelahnya.
Sasuke tak bermaksud mendengar percakapan mereka, karena jarak yang tak terlalu jauh maka mau tak mau terdengar juga. Tapi Sasuke nampak acuh dengan percakapan mereka yang khas kaum lelaki. Saat ini Sasuke tengah meluruskan kedua kakinya yang tegang pasca latihan untuk menghindari kram pada otot betis dan paha.
"Maksudmu Karin? Seleramu boleh juga Sui. Tapi Sakura lebih manis." kata si pemuda jabrik dengan sepasang tato segitiga merah terbalik dikedua pipinya. "Dia juga lebih lincah dibandingkan yang lain."
"Si pinky itu?" Suigetsu menunjuk dengan dagunya. "Kau payah Kiba. Dada rata begitu apanya yang bagus?" terdengar mencemooh, Suigetsu mendapat pululan manis dibelakang kepalanya.
"Aho! Kau buta ya? Sakura bukannya dada rata, tapi handy!" Kiba Inuzuka, tersenyum mesum. Alisnya terangkat, sebuah cengiran bodoh mengembang diwajah.
![](https://img.wattpad.com/cover/49114726-288-k505825.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Goukon
FanfictionDemi menemukan titik terang atas orientasi seksualnya, Sasuke terpaksa mengikuti goukon!