Amor Inveniet

187 5 0
                                    

Together We Must My Naughty Boy

Kedua

A Story By : Annisa Permata

***

Episode Sebelumnya

"Jadi.. lo mau bolos? atau masuk ke kelas?" tanyaku sambil memegang knop pintu, dia menatapku, "mau masuk ke kelas, masih mau belajar kali Iska." seru Kevin.

***

aku melangkah menuju meja deret dua ini, lalu duduk dengan manis melipat kedua tanganku di meja. Kevin juga duduk di kursi sebelah ku, jangan heran. kami memang sebangku, sebangku? What This! sejak kelas 1 SMP aku dan Kevin selalu bersama -Dalam arti musuh, bukan yang lain- dan juga kami tetangga.

lebih paranya lagi! orang tua kami itu sahabatan, sehingga tiap hari mereka selalu berkata kami ini jodoh, mirip, blabla.. jodoh dengan anak cicak? nggak banget.

"Eh Iska, pinjam pena dong." seru Kevin tak menatapku, dia masih asik membongkar tasnya. aku menyerit heran, biasanya juga dia rajin bawa pena.

"Untuk?" tanyaku, dia mendengus lagu menatapku geram. "menulis, Anandha Iska Sabila." jawabannya dengan tatapan geram.

aku menyengir, "iya iya Kevong, santai aja! lagian baru kali ini lo minjem minjem." seruku.

aku membuka tas sandang ini, mengambil dua pena dengan manik manik Belahan hati. sebelah hati ada di pena wajah cewek, sebelah hati ada di wajah cowok. pena ini di berikan ayah padaku, dan dia berkata 'Amor Inveniet' pena ini pena bersejarah yang sudah sering di ganti tintanya, tapi raga pena itu masih seperti baru.

Kevin tanpak tertegun, menatapku dalam. aku juga menatap matanya, seperti terhipnotis. hingga bunyi keras membuat kami saling membuang muka, rupanya Nabila. temanku yang duduk di meja depan, sengaja menjatuhkan botol Tupperwere miliknya.

"Woi! kalian berdua malah tatapan, tuh di kasih tugas halaman 63!" seru Nabila, aku mendengus. "siapa yang tatapan coba." seruku.

"Muna muna.." cibir Nabila, "udah kalian cocok, kawin aja." kekeh Nabila.

aku menggeram, "Bilaaaa.." aku mencekik leher Nabila, guru di depan menatapku hingga aku segera duduk lagi di tempatku, Nabila malah tertawa. menyebalkan!

aku menyodorkan pena bergambar pria itu ke Kevin, dia tersenyum lalu mengambil pena itu. "Kalau di satukan, dia bakal membuat hati yang utuhkan?" seru Kevin sambil menatap pena itu.

"Iya." jawabku singkat, kemudian fokus menulis tugas ini. dia dengan cepat mengambil penaku, lalu menyatukan pena itu.

"Amor Inveniet?" dia menyerit, menatapku bingung. "artinya?"

"Cinta akan menemukan jalan." jawabku, dia tersenyum. lalu mengembalikan pena yang tadi di rebutnya, "Yaudah, thanks udah minjamin."

*

Tenggg.. Tenggg...

Bel keluar main berkumandang, aku merentangkan kedua tanganku. akhirnya pelajaran ini selesai juga, Kevin tanpak masih sibuk menulis.

"Iska.. Iska!"

Seorang gadis berambut sebahu itu menyapaku, dia adalah Tifany. dia adalah sahabatku, dulunya kami sekelas. tapi kami di pisahkan, karena selalu meribut. tapi kenapa aku tidak di pisahkan dengan bujang lapuk ini?

"Hai Fany!"aku menyapanya sambil tersenyum, ekspresi Fany berubah jadi murung, aku menyerit lalu menatapnya seolah berkata 'ada apa?' dia mendekatkan mulutnya di telingaku, dan kata katanya mampu membuatku jantungan.

'Rio menembak kakak kelas, namanya Kyle (Read:Kile), di lapangan sekolah.'

aku segera berdiri dari bangku, dan langsung berlari menuju lapangan. Rio menembak kakak kelas namanya Klye, nggak! nggak mungkin! mustahil!

mataku menatap kerumunan orang orang, aku terpaksa memerobos mereka. mataku tertuju pada Rio, yang bertekuk lutut, tangan kanannya memegang bunga mawar dan coklat, dan gadis cantik di depannya tanpak tersipu, Rio meraih tangan gadis itu.

"Willl you to be my Girl Friend Kyle? I So Love you!"

jangan..
jawablah tidak!
aku terus saja berharap, agar gadis itu menjawab tidak.. namun..

"Yes I Will, I So Love You Too.."

Rio mengecup tangan Kyle, hancur, hatiku hancur, sangat sangat hancur, bahkan lebih hancur di banding menonton sinetron tersedih di dunia.

sebuah tangan menepuk pundakku. aku menoleh, mendapati Kevin yang membawa pop cron.

"Film yang romantis yah Iska!" serunya sambil mengunyah pop corn itu, hey! dia fikir ini film bioskop live? aku menggeram.

"Ini bukan Film Kevin." seruku geram, dia terkekeh. "ini film Iska, buktinya lo tadi mau nangis." kekeh Kevin.

"Gue cuma terharu, mereka romantis banget tauk." celetukku.

-Bersambung-

***

PROFILE PENULIS

Instagram : @annisapermatazulsi
Line : @annisapermatazulsi
Fanspage : Kumpulan Cerita Remaja

Thanks To Read dan Respon

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Together We Must My Naughty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang