Part3

644 47 3
                                    

Heyy heyyy minna!!
Part3 datang nihhh!
Smoga masih mengikuti cerita Sarashi ini yaaa^^ dan Thanks banget untuk Vote nya^^
Langsung saja ya!

.....................

Akhir pekan bulan itu, tepatnya sehari sebelum hari Sabtu, Lucy membantu ibunya bekerja sehabis pulang sekolah. Ia baru tahu Fairy International pulang cepat di hari Jumat, sekitar pukul 12 siang. Hari itu Lucy membantu Layla mengerjakan sepotong gaun tidur berwarna putih perak, yang harus ditambahkan kerlap-kerlip di sekitarnya.

Sementara itu, Layla sendiri berada di lantai atas, mengangkat jemuran yang sudah kering agar bisa disetrika dan langsung ditaruh di lemari pakaian. Matahari bersinar cukup terik hari itu, membuat sang ibu rumah tangga ini berulang kali mengusap keringat yang menempel di keningnya dengan pergelangan tangan.

Di tempat lain yaitu rumah Natsu, pemiliknya saja baru sampai di rumah. Dari gitar yang dibawanya, ketahuan bahwa ia pulang telat karena ada kegiatan dengan klubnya. Natsu pun membuka pintu rumahnya.

"Tadaima," katanya dengan malas.

"Okaeri!"

Terlihat seorang anak dengan rambut biru tua yang dikuncir dua ke samping kanan dan kiri, ia berada di lantai atas namun segera menuruni anak tangga untuk menyambut Natsu pulang. Ya, dialah adik yang selama ini dibicarakan Natsu, namanya Wendy Marvell Dragneel.

"Yo, Wendy," ujar Natsu menundukkan kepala agar bisa melihat wajah Wendy, menyapa adik satu-satunya itu. "Sedang apa kau?"

"Aku sedang mengerjakan PR Matematika," Wendy menjawab dan tersenyum.

"WAAAHH! KEBETULANN!" Mata Natsu seketika berbinar-binar, berwarna kuning dan mulutnya ternganga senang. "WENDY-CHAN, ONIICHAN-MU INI JUGA SEDANG KENA PR MATEMATIKA, BANTU AKU YAAA~!"

Wendy sweat drop. "Oniichan, kau harus mulai mengerjakan PRmu sendiri.."

Alhasil, Natsu hanya bisa berbaring di kasurnya, kaos kakinya bertebaran dimana-mana, begitu juga tas dan isinya. Kamarnya benar-benar berantakan, segala kepunyaannya itu benar-benar tidak tertata rapi.

"Hah.." Ia mendesah pelan. Ia lalu memegang syal kesayangannya, melihatnya lebih dekat.

Syal itu yang buat ibuku loh...

Kata-kata Lucy beberapa hari lalu muncul kembali dan terngiang di pikirannya. Lucy.. gumamnya pelan.

TING TONG!

Bel rumah Natsu berbunyi. Natsu malas bangun dari kasurnya, ia malah memejamkan mata untuk tidur. Seketika itulah Wendy berteriak.

"Oniichan! Tolong bukakan pintunya, ya! Aku sedang mengerjakan soal yang susah!"

Terpaksa Natsu membuka matanya lagi.

Akhirnya, pemuda berambut pink salmon itu turun, menyambar menuju pintu dan membukanya. Dilihatnya pemuda blonde memakai topi model cap berwarna putih terbalik, kaos hitam dan celana model tentara warna hitam, serta sepatu boot tinggi ala laki-laki. Kalung berbandul huruf 'E' tergantung di lehernya.

"Sting!"

"Yo, Natsu," ujar Sting melambaikan tangan. "Mau service piano ya?"

"Eh?" Natsu bingung. Sting pun ikut bingung.

"Loh, kata ayahku keluargamu mau menservice piano lagi," jelasnya. "Apa aku yang salah alamat?"

"Bentar, kuinget-inget dulu," Natsu mengelus dagunya, berpikir sejenak. Kemudian ia menatap Sting dengan muka cerah. "Aha! Iya, aku ingat kemarin beliau menelepon ayahmu!"

"Kau begitu mudah melupakan hal, ey?" Sting sweat drop.

"Ayo masuk!"

Sting pun mengekori Natsu memasuki rumahnya, yang hampir selevel dengan miliknya. Bedanya, rumah Natsu sedikit lebih kecil dan tidak begitu mewah walau tergolong besar. Dan sepertinya, suasana rumah Natsu lebih... menyenangkan.

Where My Heart Will Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang