JATUH

66 7 1
                                    

Mata itu menatap ke arah Laras lama sekali. Seperti mencari kebenaran diantara banyaknya keraguan. Masalahnya, Laras kali ini berkata bahwa ia akan menyerahkan seluruh hidupnya kepada si pemilik mata itu-Randi. Laras telah mempercayai Randi, setelah sekian lama Randi menggapai dan terus menggapai hati Laras, akhirnya hari ini Laras luluh.

    Berat perjuangan Randi untuk menggapai hati Laras, tiga tahun penantiannya untuk Laras mengatakan bahwa ia menyukai Randi. Saat itu Laras sedang menyukai orang lain, Dewa. Laras sangat menyukai Dewa. Namun Randi tidak menyerah, ia tetap berusaha dan tidak menyerah. Sampai akhirnya seminggu yang lalu, ia mulai lelah. Lelah untuk berharap, berusaha dan menurutnya ia tidak akan bisa menggapai hati gadis yang sudah ia sukai tiga tahun belakangan ini. Sungguh, ini adalah momen yang paling Randi tunggu-tunggu kalau saja momen ini terjadi paling tidak saat sebelum dia memutuskan untuk mundur. Namun, Randi sudah mundur. Tekadnya bulat. Walaupun belum sepenuhnya berpindah hati, keraguan mulai sedikit muncul di benak Randi. Benarkah gadis ini sudah tidak menyukai Dewa lagi? Atau Randi hanya sebagai pelampiasan gadis itu saja?

    Laras menemukan titik keraguan di mata Randi. Gadis itu merasakannya, dan gadis itu mulai bingung sendiri. Kenapa Randi menjadi ragu terhadap dirinya? Apa ia telah lelah menunggu?

    "Kalau saja kamu mengatakan hal ini paling tidak seminggu yang lalu, aku akan percaya. Karena aku belum menyimpan keraguan sedikitpun pada mu waktu itu."

    "Lalu sekarang?"

    "Waktu berjalan, Ras. Dan aku tidak bisa terus memikirkan mu yang bahkan aku yakin kamu belum sepenuhnya melepaskan Dewa dari pikiranmu. Maaf Ras. Aku memang masih suka kamu, tapi aku tidak yakin kamu benar-benar suka padaku."

    Ini kah rasanya patah hati? Laras benar-benar patah hati. Bukan seperti patah hati melihat Dewa mencium pipi gadis lain.

    Orang yang dulu sangat menyukai Laras, sudah tidak percaya lagi dengannya. Dan ketika Laras akhirnya memutuskan untuk sadar bahwa ia menyukai Randi, Randi malah memilih untuk mundur.

    "Aku nggak paham Ran..."

    "Kamu memang nggak akan pernah paham Ras. Sama seperti dulu-dulu. Kamu tidak akan pernah paham rasanya melihat orang yang kita lindungi, malah melindungi orang lain."

    "Aku tau, tapi kali ini aku sudah mempercayai kamu."

    "Tapi aku sudah tidak percaya kamu..."

    Mereka berdua terdiam.. Tanpa suara. Hanya ada suara desiran angin. Perlahan, Randi mundur dari tempatnya. Pergi. Dengan tekad menjauhi Laras selama yang ia bisa.

    Larasa hanya bisa terdiam. Dan akhirnya, gadis itu menangis. Menyesali kebutaan di hatinya dan menyesali egonya yang dari dulu berkata bahwa dia tidak membutuhkan Randi. Baru ditinggal beberapa langkah, Laras sudah terguncang. Gadis itu benar-benar jatuh. Jatuh tanpa bisa bangkit, ataupun berusaha bangkit. Ia hanya bisa merenungi nasibnya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JATUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang