Tidak ada coklat, bunga mawar apalagi puisi. Hanya sikap cuek dan dingin yang Yuki terima selama 3 bulan jalan bareng cowok itu. Dua bulan pertama, Yuki memang menikmati sikap Al yang satu itu. Sebelum-sebelumnya, rata- rata cowoknya bersikap over, lebay. Tapi belakangan, kok Yuki malah jadi sering dibuat jengkel ya, sama sikapnya itu? Sebenernya Al punya perasaan nggak sih, sama Yuki? Apalagi, belakangan ini
juga temen-temen malah kebanyakan cerita soal sikap cowok mereka yang romantis. Dikasih coklat lah, dikirimin puisi lah, dianter jemput sekolah lah. Nah, Yuki?
"Dia sayang sama lo dengan caranya sendiri," Vebby membela. Yuki semakin cemberut.
"Dengan nyuekin gue, gitu? Ngapain pacaran kalo sikapnya dingin begitu?"
"Nah elo.. kenapa mau dipacarin kalo gak bisa nerima konsekuensinya?"
"Abis, tadinya gue pikir enaaak gitu pacaran sama cowok cuek model Al. Nggak ngekang. Taunya malah gini.."
"Putus aja apa susahnya sih? Kan nanti lo bakal dapet lagi." Komentar itu sangat menindas batin Yuki. Coba kalau tadi Vebby nggak ngasih coklat yang katanya "dapet dari cowok gue." pasti Yuki nggak kepikiran.
***
Huaaaaa.. Kali ini, Yuki nggak bisa lagi menahan kesabarannya menghadapi sikap cuek Al. Kok rasanya kayak yang nggak dianggap ya? Barusan aja dia liat dengan romantisnya Jojo memberikan kado buat Vebby. Iiiih, Al mana pernah? Yuki melongo. Cuma bisa bengong saat Jojo juga menyerahkan sebuket bunga buat Vebby. Padahal Yuki tau banget, ini bukan hari ulangtahun Vebby. Eh, ulangtahun? Seandainyaaa pacar gue kayak Jojo. batinnya meringis, saat kemudian terlintas sesuatu dalam benak Yuki.
***
"Pokoknya malam ini aku mau ketemu. Peduli kamu bisa atau enggak. Aku mau ngomong. Penting. Soal.. soal masa depan kita!" Al mengerutkan dahi, menatap Yuki dengan mata menyipit, kemudian tersenyum tipis dan mengangguk.
Yuki bingung, menghela napas dalam-dalam, lalu membalikkan badan. Meninggalkan Al dengan sebuah tanda tanya besar menggantung dihatinya.
