2

10 0 0
                                    

Haloo.. apa kabar nih? Moga moga sih baik yaa..
Siapa yang bisa liat pic diatas? Itu Bevlin yang sedang melipat kaki nya sejajar dengan ukuran badannya. Ingat ingat posisi itu yaa, karena Bevlin suka banget sama posisi itu.

Happy reading ~~

"Bevlin ayo bangun, sarapan udah siap. Ayo sekolah" kata Netta yang sedang di samping tubuh anaknya itu.

"Grr" Bevlin mengerang tanda dia sudah bangun.

"Bevlin sayang, kalo kamu tidak bangun nanti terlambat." Bujuk Netta.

"Iya ma" kata Bevlin sambil membuka matanya perlahan.

Bevlin langsung berdiri dari kasur mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Ya, memang benar Bevlin sudah bisa mandi sendiri.

Setelah mandi, ia menuju ruang makan dan langsung melahap makanan yang di sediakan oleh ibunya tanpa basa basi lagi.

Bevlin terburu buru mengambil tas dan salam dengan ibunya. "Ma, bevlin berangkat dulu yaa."

"Iya nak hati hati ya" kata Netta sambil mengecup dahi Bevlin. Bevlin memang anak yang mandiri bahkan di umur 5 tahun ia sudah melakukan semua keperluannya sendiri. Netta selalu bangga dengan Bevlin.

---------

"Hei, kemarin ada penyerangan penyihir ya?" Kata seorang murid yang bernama Nana.

"Iya benar sekali. Seandainya aku boleh melihatnya pasti asyik." Kata Toto.

"Iya haha, aku juga pengen liat. Penyihir nya pasti keren bawa tongkat sihir" balas Gita kegirangan.

"Hei kalian" teriak Soni tiba tiba. Semua langsung mengarahkan pandangan ke Soni kebingungan. "Kenapa sih kejadian kemarin kalian jadikan lelucon?"

"Kita gak jadiin lelucon kok. Kita cuma mengagumi penyihir itu. Tokoh mitos itu benar benar ada" bantah Lulu.

"Penyihir itu jahat. Buat apa kalian kagumi?" Kata Soni kesal.

"Keren bisa mengeluarkan kekuatan. Udah lah emang kenapa Soni selalu marah saat kita mengagumi penyihir?" Tanya Nana polos.

"Penyihir itu telah membunuh kedua orang tua ku!" Teriak Soni. "Bagaimana kalau kalian di posisi ku? Aku kesal dan disaat itu kalian mengaguminya?"

Semua murid mendadak melihat ke arah Soni dengan perasaan iba.

"Maafkan aku Soni, aku tidak tahu hal itu" kata Toto.

"Iya maafkan kami juga ya Soni" kata Lulu.

"Kalian itu juga jahat seperti penyihir itu" ucap Soni keras.

Bevlin berdiri dari tempat duduknya. Bevlin merupakan orang paling bijaksana, apalagi dengan masalah seperti ini dia sudah biasa selalu jadi penengah. Ia selalu suka netral, tidak suka ikut campur yang tidak ada hubungannya dengan dia.

"Kalian ini kenapa sih? Kenapa kalian senang di atas penderitaan orang?" Kata Bevlin menceramahi.

"Tapi kami sudah minta maaf dengan Soni, tapi Soni tidak menerima maaf kami, kami bener bener gak tahu Bevlin" kata Gita pelan.

Bevlin langsung mengarahkan pandangannya ke Soni yang hanya menunduk diam itu.

"Soni juga. Kenapa kamu gak mau memaafkan teman teman? Mereka sudah mau mengakui kesalahan mereka" tanya Bevlin ke Soni.

"Maaf kan aku Bevlin, tapi jikalau kamu di posisi ku, kamu pasti sedih. Aku tidak bisa memaafkan mereka begitu saja" tanggap Soni.

Bevlin sangat di hormati oleh teman temannya karena kebijaksanaannya dan pemikirannya yang dewasa itu. Bevlin sudah memikirkan baik baik apa yang akan di bicarakan itu. Sehingga tak jarang temannya yang mengikuti perkataannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Snow sparklesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang